Pengusaha Tambak di Jelitik Merugi Puluhan Juta Per Hari akibat Tambang Ilegal: “Air Jadi Keruh, Udang Banyak yang Mati”

banner 468x60
Advertisements

JELITIK, KBO Babel – AKTIVITAS tambang timah ilegal yang beroperasi di bibir pantai kawasan Jelitik, Kabupaten Bangka, mulai menuai protes dari pengusaha tambak udang. Kualitas air laut yang tercemar akibat pengerukan pasir disebut telah menyebabkan kerusakan serius pada budidaya tambak udang, bahkan berujung pada kerugian puluhan juta rupiah setiap harinya.

“Benar, dikarenakan aktivitas penambangan ilegal di sekitar bibir pantai yang mengeruk pasir menyebabkan keruhnya air laut. Padahal air laut yang jernih sangat diperlukan untuk budidaya tambak udang,” ujar BA perwakilan CV. Reka Sejahtera saat dikonfirmasi KBO Babel, Rabu(21/05).

banner 336x280

Menurutnya, dampak penambangan tidak hanya pada keruhnya air laut. Aktivitas liar tersebut juga dinilai berpotensi mempercepat abrasi pantai yang mengancam struktur tambak udang.

“Selain merugikan dari segi budidaya, penambangan liar di sekitar pantai juga dapat menyebabkan abrasi pantai yang sewaktu-waktu bisa mengikis pasir di dinding tambak,” jelasnya.

Kerugian Mencapai Rp30 Juta per Hari

CV. Reka Sejahtera mengelola sembilan kolam tambak udang yang kini mengalami kematian udang dalam jumlah signifikan.

“Rata-rata udang yang mati sekitar 450 kilogram per hari. Dengan harga Rp65.000 per kilogram, kerugian kami bisa mencapai kurang lebih Rp30 juta per hari,” ungkapnya.

Sudah Dilaporkan, Tapi Aktivitas Tambang Kembali Jalan

Pihak perusahaan mengaku telah melaporkan kejadian tersebut ke Polres Bangka antara tanggal 11 hingga 16 Mei 2025. Laporan itu ditindaklanjuti dengan razia dari aparat, namun hasilnya belum efektif menghentikan tambang ilegal secara permanen.

“Wakil direktur dari perusahaan kami sudah melaporkan kejadian ini ke kepolisian. Memang beberapa kali polisi sudah melakukan razia dan aktivitas tambang berhenti. Tapi hanya sementara,” ujarnya.

Ia menambahkan, “Biasanya, maksimal empat hari setelah razia, para penambang kembali datang satu per satu dan aktivitas dimulai lagi seperti biasa.”

Saat ditanya apakah ada indikasi kebocoran informasi razia ke pihak penambang, ia menjawab dengan hati-hati.

“Untuk bocornya informasi, saya tidak bisa pastikan ada atau tidak. Tapi memang, setiap ada razia, tambang langsung sepi. Beberapa hari setelah itu, aktif kembali.”

Harapan: Penindakan Tegas dan Penghentian Total

Di akhir pernyataannya, ia menegaskan harapan pihaknya agar aparat bertindak lebih tegas dan tidak membiarkan aktivitas tambang ilegal merugikan masyarakat lain.

“Kami berharap penambangan liar di sekitar pantai tambak bisa dihentikan sepenuhnya. Dan kepada pihak kepolisian serta instansi berwenang, kami mohon agar bisa melakukan tindakan tegas terhadap pelaku tambang ilegal ini,”pungkasnya.

Hingga berita ini ditayangkan, Kasat Polairud dan Kapolres Bangka masih dalam upaya konfirmasi@Zen Adebi.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *