Kolaborasi PT Timah dan Petani Desa Badau: Sulap Lahan Bekas Tambang Jadi Kebun Nanas Produktif

banner 468x60
Advertisements

KBOBABEL.COM (BELITUNG) – PT Timah Tbk, sebagai anggota Holding Industri Pertambangan MIND ID, terus memperlihatkan komitmennya dalam mengelola lahan bekas tambang secara produktif dan berkelanjutan. Salah satu wujud nyata dari upaya ini adalah kolaborasi dengan Kelompok Tani Air Jelutung di Desa Badau, Kecamatan Badau, Kabupaten Belitung, untuk mengembangkan kebun nanas di atas lahan eks tambang. Rabu (28/5/2025)

Program ini tidak hanya menjadi bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) PT Timah, tetapi juga bertujuan untuk memberdayakan masyarakat lokal sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Kolaborasi ini fokus pada budidaya nanas badau, jenis nanas lokal yang memiliki keunggulan rasa dan biasa dibudidayakan secara tradisional oleh petani setempat.

banner 336x280

Ketua Kelompok Tani Air Jelutung, Suhari, menjelaskan bahwa pengalaman mengelola lahan bekas tambang untuk budidaya nanas adalah yang pertama bagi mereka. Ia mengakui bahwa tantangan awal cukup besar, terutama terkait kondisi tanah yang memengaruhi pertumbuhan tanaman.

“Ini pertama kalinya kami menanam nanas di lahan bekas tambang bersama PT Timah. Awalnya pertumbuhan tanaman cukup lambat, meskipun sudah mencoba berbagai jenis pupuk. Namun setelah menggunakan kotoran ayam, pertumbuhannya mulai membaik,” ujarnya.

Meski hasil panen pertama belum maksimal, Suhari menilai kualitas rasa nanas tetap terjaga. Ia optimis bahwa melalui pendampingan berkelanjutan dari PT Timah, kebun nanas ini akan berkembang menjadi sentra pertanian yang produktif dan bernilai ekonomis.

“Kami sangat berterima kasih kepada PT Timah atas dukungan dan pendampingan yang diberikan. Ini menjadi pengalaman berharga bagi kelompok kami, dan ke depan kami yakin bisa menjadikan lahan eks tambang ini sebagai kebun nanas yang lebih baik,” tambah Suhari.

Ia juga mengimbau para anggota kelompok tani untuk tetap semangat dan kompak menghadapi berbagai tantangan di lapangan.

“Kami tahu ini tidak mudah, tapi kami percaya bahwa tidak ada usaha yang mengkhianati hasil,” katanya.

Tidak hanya mendapat dukungan dari PT Timah, program ini juga mendapat apresiasi dari pemerintah Desa Badau. Sekretaris Desa Badau, Janiwati, menilai bahwa keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan lahan eks tambang membawa dampak positif, khususnya bagi perekonomian kelompok tani.

“Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini karena memberikan dampak positif bagi perekonomian kelompok tani. Ini bukan hanya bantuan fisik, tapi juga ada pendampingan dan pembinaan yang sangat dibutuhkan masyarakat,” ujar Janiwati.

Ia menambahkan bahwa pemanfaatan lahan bekas tambang untuk pertanian bukanlah tugas yang mudah, terutama karena kualitas tanah yang sudah terdegradasi. Namun, dengan upaya kolaborasi yang terus ditingkatkan, hasil pertanian dari lahan eks tambang diyakini dapat bersaing dengan lahan produktif lainnya.

“Kami berharap kolaborasi seperti ini tidak berhenti di tanaman nanas saja, tapi juga dikembangkan untuk komoditas lain seperti sawit atau tanaman hortikultura lainnya. Terima kasih PT Timah yang telah melibatkan masyarakat dalam pengelolaan lahan eks tambang,” tutupnya.

Kolaborasi ini memberikan harapan besar bagi masyarakat Desa Badau, khususnya Kelompok Tani Air Jelutung. Selain meningkatkan perekonomian melalui pertanian, proyek ini juga memberikan pengalaman berharga dalam mengelola lahan yang sebelumnya tidak produktif.

Bagi PT Timah, langkah ini sejalan dengan visi perusahaan untuk menjalankan operasional yang tidak hanya menghasilkan keuntungan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Dengan pendekatan yang berkelanjutan, PT Timah berharap inisiatif ini dapat menjadi model pengelolaan lahan bekas tambang yang bermanfaat bagi banyak pihak.

Keberhasilan program ini juga membuka peluang untuk pengembangan komoditas lain di lahan eks tambang. Dengan dukungan teknologi, pelatihan, dan pendampingan yang memadai, lahan ini memiliki potensi besar untuk menjadi kawasan pertanian yang berdaya saing tinggi.

Melalui kerja sama yang erat antara perusahaan, kelompok tani, dan pemerintah desa, diharapkan semakin banyak lahan bekas tambang yang bisa dimanfaatkan secara produktif. Inisiatif seperti ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga menjadi contoh bagaimana sinergi antara berbagai pihak dapat menciptakan perubahan yang positif dan berkelanjutan. (Sumber: PT Timah Tbk, Editor: KBO Babel)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *