Belum Puas dengan Penjelasan Polisi, Keluarga Korban Pembunuhan Aditya Warman Desak Usut Tuntas

Istri dan Anak Korban Pembunuhan Dirut Media Online Aditya Warman Minta Hukuman Mati untuk Pelaku

banner 468x60
Advertisements

KBOBABEL.COM (PANGKALPINANG) – Suasana haru bercampur amarah mewarnai konferensi pers yang digelar Polda Kepulauan Bangka Belitung (Babel) terkait pengungkapan kasus pembunuhan Direktur Utama (Dirut) salah satu media online di Pangkalpinang, Aditya Warman. Dalam acara tersebut, keluarga korban berkesempatan melihat langsung kedua pelaku, Hasan Basri dan Martin, yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka. Rabu (13/8/2025)

Tangis Nafa Pradytia (23), putri sulung korban, pecah saat berhadapan hanya sekitar dua meter dari pelaku yang menghabisi nyawa ayah kandungnya. Ia datang bersama sanak keluarga lainnya, berbalut pakaian berkabung, dengan wajah yang menggambarkan duka mendalam dan amarah yang terpendam.

banner 336x280

Hanya berjarak sekitar dua meter dari para pelaku, terlihat pihak keluarga hanya terduduk lemas seakan masih tak percaya dengan apa yang terjadi saat ini.

Usai acara, Nafa mengungkapkan rasa kehilangan yang amat besar atas kepergian sang ayah. Ia mengingat sosok ayahnya sebagai pribadi yang selalu mendukung anak-anaknya dalam setiap proses kehidupan.

“Bapak sosok yang baik dan selalu support anak-anaknya disetiap proses, jadi kami benar-benar merasa kehilangan,” ujar Nafa dilansir dari Bangkapos.com, Rabu (13/8/2025).

Nafa pun berharap pihak kepolisian dapat mengusut tuntas kasus ini dan menegakkan keadilan bagi keluarganya.

“Kami minta keadilan, minta mohon kepada Kapolda untuk pelaku dapat dihukum seberat-beratnya agar bapak tenang disana,” ucapnya.

Istri Korban: Nyawa Harus Dibayar dengan Nyawa

Istri korban, Novi Sriati Ningsih, yang juga hadir dalam konferensi pers tersebut, tampak mengenakan pakaian serba hitam. Warna itu menandakan duka yang masih menyelimuti hatinya. Dengan suara bergetar, Novi mengungkapkan betapa almarhum adalah sosok yang penuh kasih sayang terhadap keluarga.

“Beliau sangat baik dan sayang terhadap keluarga, jadi kami merasakan kehilangan. Kami harap mendapatkan hukuman setimpal. Biar almarhum tenang di surga, soalnya dia butuh keadilan jadi nyawa harus dibayar dengan nyawa,” ungkap Novi.

Bagi Novi, hukuman setimpal bagi pelaku bukan sekadar bentuk balas dendam, melainkan penegakan keadilan yang dapat memberi ketenangan bagi jiwa suaminya.

Adik Korban: Banyak Pertanyaan yang Belum Terjawab

Tidak hanya anak dan istri korban, adik kandung almarhum, Anto, juga hadir dalam konferensi pers tersebut. Namun, Anto mengaku belum puas dengan penjelasan yang disampaikan pihak kepolisian, khususnya mengenai motif pembunuhan yang diungkap sebagai akibat kecanduan judi online dan masalah ekonomi.

“Dari pihak keluarga tentunya belum puas karena banyak pertanyaan-pertanyaan yang ingin kami ketahui, bagaimana kronologis, motifnya, dan orang-orang yang terlibat dalam masalah ini. Kami memahami, tidak semua bisa diungkapkan disini karena dari proses penyelidikan,” ujar Anto, Rabu (13/8/2025).

Menurut keterangan Ditreskrimum Polda Babel, Kombes Pol Rivai Arvan, motif pembunuhan memang diduga kuat berkaitan dengan masalah ekonomi akibat kecanduan judi online. Namun, keluarga korban merasa masih ada hal yang belum terungkap sepenuhnya.

“Dari keluarga merasa ini banyak hal yang tidak kami pahami, sehingga abang kami bisa dibunuh. Termasuk kronologis karena pada kejadian hanya ada korban dan para pelaku, pihak keluarga tidak ada yang tahu. Berharap terjawab dalam konferensi pers ini, namun belum terjawab semuanya,” jelasnya.

Pelaku Diketahui Orang Dekat

Salah satu hal yang membuat keluarga korban semakin terpukul adalah fakta bahwa salah satu pelaku, Hasan Basri, bukanlah orang asing bagi keluarga. Ia diketahui merupakan penjaga kebun milik korban.

“Kami merasa abang kami adalah korban sedangkan dia yang memperkerjakan, artinya dia punya niat baik membantu orang lain. Namun orang ini jahat dan membunuh, ini yang membuat kami sangat sedih dan terpukul,” tutur Anto.

Keluarga merasa dikhianati oleh orang yang sebelumnya dipercaya dan bahkan diberi pekerjaan oleh korban. Rasa percaya itu hancur ketika mengetahui bahwa orang yang dibantu justru merencanakan dan melakukan pembunuhan.

Tuntutan Hukuman Mati

Keluarga korban sepakat menuntut hukuman seberat-beratnya bagi kedua pelaku, bahkan menginginkan hukuman mati agar perbuatan tersebut tidak terulang pada orang lain.

“Kami belum bertemu langsung dengan para pelaku, kami harap pelaku bisa dihukum mati karena mereka harus bertanggungjawab,” ungkap Anto.

Bagi keluarga, hukuman mati dianggap sebagai bentuk keadilan yang setimpal atas perbuatan keji yang telah merenggut nyawa Aditya Warman.

Proses Hukum Berlanjut

Kasus ini masih dalam tahap penyidikan oleh Ditreskrimum Polda Babel. Polisi memastikan akan menelusuri setiap fakta yang ada, termasuk kemungkinan adanya pihak lain yang terlibat dalam pembunuhan tersebut. Penyelidikan lebih lanjut akan mengungkap kronologis kejadian secara detail.

Sementara itu, dukungan terus mengalir kepada keluarga korban dari berbagai pihak, baik kerabat, rekan kerja almarhum, maupun masyarakat luas. Banyak yang mengenang Aditya Warman sebagai sosok pekerja keras, ramah, dan dermawan.

Bagi keluarga, kehilangan ini bukan hanya kehilangan seorang kepala keluarga, tetapi juga kehilangan figur yang menjadi teladan. Kesedihan mereka semakin dalam ketika mengetahui bahwa pembunuhan tersebut dilakukan oleh orang yang dipercaya.

Dengan mata sembab dan suara bergetar, Nafa, Novi, dan Anto sepakat dalam satu suara: keadilan harus ditegakkan, dan pelaku harus menerima hukuman yang setimpal. Bagi mereka, proses hukum yang tuntas akan menjadi penghibur di tengah luka yang belum sembuh.

Kini, seluruh mata tertuju pada proses hukum yang akan dijalankan Polda Babel. Keluarga korban berharap setiap pertanyaan yang belum terjawab akan diungkap, dan setiap pihak yang terlibat akan dimintai pertanggungjawaban. (Sumber: Bangka Pos, Editor: KBO Babel)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *