Abah Anton Peringatkan Bahaya Provokasi: “Yang Paling Rugi Adalah Rakyat Kecil”

Pertemuan Tokoh Jawa Barat di Bandung, Abah Anton: Demokrasi Bukan Ruang untuk Anarkisme

banner 468x60
Advertisements

KBOBABEL.COM (BANDUNG) – Kondisi Politik nasional belakangan ini semakin mengkhawatirkan mendorong Tokoh Jawa Barat, Irjen Pol (Purn) Anton Charlian, atau yang akrab disapa Abah Anton, mengambil langkah cepat. Ia menginisiasi pertemuan mendadak dengan sejumlah tokoh masyarakat pada Minggu (31/8/2025) di kediamannya, Jalan Parakan Asri No. 8, Bandung. Pertemuan tersebut digelar sebagai upaya merespons dinamika unjuk rasa yang akhir-akhir ini menelan korban baik dari pihak masyarakat maupun aparat. Senin (1/9/2025)

Acara itu menghadirkan beragam tokoh penting Jawa Barat dari lintas organisasi, profesi, dan latar belakang. Beberapa yang hadir di antaranya adalah H. Dian selaku Ketua MPW Pemuda Pancasila Jawa Barat sekaligus Ketua Partai Hanura, Joni Suherman Ketua Projo Jawa Barat, Humar Dhani Ketua GERSUMA dan Koalisi Partai Non Parlemen, Ir. Deden Hidayat atau Wa Deden selaku Ketua Rumah Bersama Jabar, serta Dr. Undang Darsa dari Universitas Padjadjaran.

banner 336x280

Selain itu, hadir pula Ki Pamanah Rasa seorang purnawirawan TNI, Budi H. Ketua Aliansi Anti Intoleran dan Radikalisme, Ustadz Ari dari Ponpes Suryalaya, Kang Debar Aktivis 98, Kang Rizal Aktivis HMI, H. Elis Suryani sebagai tokoh budaya Sunda, Widaningsih tokoh perempuan Jawa Barat, Ait MS tokoh HWS, Sudrajat dan Darmanto sebagai tokoh media, Rames Gordon tokoh kerukunan antar suku, Asep Ruslan tokoh Asep Sadunya, serta Nani dari KNPI.

Dalam pernyataannya, Abah Anton menegaskan perlunya menjaga martabat demokrasi di tengah kondisi bangsa yang rawan provokasi.

“Kita menghormati aspirasi rakyat, itu hak konstitusional. Namun, kita harus menolak keras aksi yang disertai dengan kekerasan, anarkisme, dan penjarahan,” ujarnya.

Ia juga menyinggung adanya penemuan bom molotov di lapangan, yang menurutnya menjadi sinyal bahwa ada pihak tertentu yang sengaja memancing kerusuhan.

Menurut Abah Anton, masyarakat harus lebih bijak dalam menyikapi perkembangan situasi. Ia secara khusus mengingatkan mahasiswa, pekerja ojek online, maupun organisasi kemasyarakatan agar tidak mudah terseret arus provokasi.

“Kalau bangsa ini rusuh, yang paling rugi adalah rakyat kecil. Perekonomian akan macet, biaya hidup semakin berat, dan penderitaan makin panjang,” tegasnya.

Ia menekankan bahwa demokrasi sejati seharusnya menjadi ruang untuk membangun gagasan, bukan alat untuk menghancurkan persatuan bangsa. Pesan tersebut ia sampaikan mengingat semakin banyak aksi yang berujung ricuh, sehingga berpotensi mengoyak rasa kebersamaan masyarakat.

Menutup pertemuan, Abah Anton menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada para tokoh yang hadir maupun yang berhalangan hadir karena alasan keamanan. Ia berharap pertemuan tersebut tidak sekadar menjadi forum diskusi, melainkan juga panduan moral bagi masyarakat Jawa Barat dalam menghadapi situasi nasional.

“Mari kita jaga negeri ini dengan cara yang beradab. Jangan sampai provokasi memutus ikatan persaudaraan kita sebagai bangsa,” pesannya penuh harap.

Pertemuan itu berlangsung dalam suasana penuh keakraban dan keseriusan. Para tokoh yang hadir menyatakan dukungan terhadap seruan moral yang disampaikan Abah Anton, dengan harapan Jawa Barat tetap menjadi benteng ketahanan sosial di tengah kondisi bangsa yang penuh tantangan. (Sumber: Jurnalpolisi.co.id, Editor: KBO Babel)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *