Anak di Bawah Umur Terlibat dalam Kasus Distribusi Konten Asusila di Grup Facebook Fantasi Sedarah

<p><strong><a href&equals;"http&colon;&sol;&sol;KBOBABEL&period;COM">KBOBABEL&period;COM<&sol;a> &lpar;Jakarta&rpar; – Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya menetapkan seorang anak di bawah umur sebagai Anak Berkonflik dengan Hukum &lpar;ABH&rpar; dalam kasus grup Facebook kontroversial Fantasi Sedarah&comma; yang kemudian berganti nama menjadi Suka Duka&period; Anak ini kini menjalani proses diversi dan berada dalam pengawasan Balai Pemasyarakatan &lpar;Bapas&rpar; Anak&period; Sabtu &lpar;24&sol;5&sol;2025&rpar;<&sol;strong><&sol;p>&NewLine;<p>ABH ditangkap setelah diduga terlibat aktif dalam distribusi konten asusila yang melibatkan anak-anak sebagai objek&period; Grup Facebook tersebut&comma; yang dibuat pada Agustus 2024&comma; menjadi platform pertukaran konten bermuatan kekerasan seksual dan inses&comma; sebelum akhirnya diblokir oleh pihak berwenang&period;<&sol;p>&NewLine;<p>&&num;8220&semi;Kami telah melakukan upaya hukum dengan mengamankan seorang anak laki-laki&comma;&&num;8221&semi; ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya&comma; Komisaris Besar Ade Ary Syam Indradi&comma; saat konferensi pers di Jakarta Selatan&comma; Jumat&comma; 23 Mei 2025&period; Anak itu ditangkap di Pekanbaru pada 21 Mei 2025&period;<&sol;p>&NewLine;<p>Penyelidikan mendalam mengungkap modus operandi ABH&period; Ia diketahui menjual konten pornografi anak melalui aplikasi perpesanan WhatsApp dan Telegram&period; Harga yang dipatok adalah Rp 50 ribu untuk tiga file&period; Setelah pembeli melakukan transfer&comma; anak tersebut langsung memblokir nomor WhatsApp atau Telegram mereka&period;<&sol;p>&NewLine;<p>&OpenCurlyDoubleQuote;ABH ini juga mengiklankan konten bermuatan asusila di 144 grup Telegram&comma;” ungkap Ade Ary&period; Dari penggeledahan perangkat digitalnya&comma; polisi menemukan lebih dari 5&period;000 file berupa foto dan video&period; Sebagian besar file tersebut menampilkan anak-anak sebagai korban kekerasan seksual&period;<&sol;p>&NewLine;<p>&OpenCurlyDoubleQuote;Ini sangat memprihatinkan&comma;” tambah Ade Ary&period;<&sol;p>&NewLine;<p>Grup Facebook ini memiliki lebih dari 32 ribu pengikut sebelum diblokir&period; Polisi menduga bahwa anggota grup tersebut tidak hanya anak-anak&comma; tetapi juga orang dewasa&period; Penyelidikan lebih lanjut sedang dilakukan untuk mengidentifikasi pelaku lain yang terlibat&period;<&sol;p>&NewLine;<h4>Proses Hukum dan Pendekatan Restoratif<&sol;h4>&NewLine;<p>Meski tindakan ABH memenuhi unsur pidana&comma; polisi memutuskan untuk menangani kasus ini menggunakan pendekatan keadilan restoratif&period; Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam Sistem Peradilan Pidana Anak&period; ABH tidak ditahan karena sedang menjalani ujian sekolah&period; Ia kini berada dalam pengawasan orang tua dan Bapas Anak&period;<&sol;p>&NewLine;<p>&OpenCurlyDoubleQuote;Proses penyidikan dilakukan secara prosedural dan profesional&period; Kami mengikuti standar yang berlaku dalam menangani Anak yang Berkonflik dengan Hukum&comma;” kata Ade Ary&period;<&sol;p>&NewLine;<p>Anak tersebut dijerat dengan pasal-pasal dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik&comma; Undang-Undang Pornografi&comma; serta Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual&period;<&sol;p>&NewLine;<h4>Peringatan untuk Masyarakat<&sol;h4>&NewLine;<p>Ade Ary menekankan pentingnya peran aktif semua pihak&comma; khususnya orang tua&comma; dalam melindungi anak-anak dari bahaya ruang digital&period;<&sol;p>&NewLine;<p>&&num;8220&semi;Mari kita awasi anak-anak kita dan bijak bermedia sosial&period; Ini dampaknya sangat mengerikan&comma;&&num;8221&semi; ujar Ade Ary&period;<&sol;p>&NewLine;<p>&lpar;Sumber&colon; Tempo&comma; Editor&colon; KBO Babel&rpar;<&sol;p>&NewLine;