Cekcok di WhatsApp Berujung Maut, Remaja di Bangka Tengah Tikam Teman Sendiri hingga Tewas

Gara-Gara Pesan WA, Pertemanan Berakhir Tragis: Remaja Bangka Tengah Bunuh Teman Pakai Pisau 30 Cm

banner 468x60
Advertisements

KBOBABEL.COM (BANGKA TENGAH) — Kasus tragis kembali terjadi di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Seorang remaja berinisial S (19) tega menghabisi nyawa temannya sendiri, KA (27), usai terlibat cekcok di aplikasi pesan singkat WhatsApp. Korban tewas setelah mengalami luka tusuk di bagian perut akibat senjata tajam. Senin (10/11/2025)

Peristiwa mengenaskan ini terjadi di Gang Sawo, Desa Lampur, Kecamatan Sungaiselan, pada Jumat malam (7/11/2025) sekitar pukul 20.40 WIB. Pelaku berhasil diringkus oleh pihak kepolisian kurang dari 24 jam setelah kejadian, tepatnya Sabtu dini hari (8/11/2025) sekitar pukul 01.30 WIB.

banner 336x280

Kapolres Bangka Tengah, AKBP Gede Nyoman Bratasena, membenarkan kejadian tersebut dan menyebut penangkapan dilakukan oleh Tim Polsek Sungaiselan.

“Pelaku S diamankan kurang dari 24 jam setelah kejadian, dini hari tadi di Desa Lampur,” ujarnya kepada wartawan, Sabtu (8/11/2025).

Menurut Gede, pelaku melakukan penusukan menggunakan pisau sepanjang sekitar 30 sentimeter, yang dibawanya saat bertemu korban. Korban KA sempat dilarikan ke rumah sakit dan menjalani operasi darurat, namun nyawanya tidak tertolong.

“Korban mengalami luka tusukan di bagian perut sebelah kiri akibat benda tajam. Sempat menjalani perawatan di RS Primaya Bakti Wara Pangkalpinang, tetapi akhirnya dinyatakan meninggal dunia tadi pagi,” ungkapnya.

Sementara itu, Kasi Humas Polres Bangka Tengah, Iptu Erwin Syahri, menjelaskan bahwa kejadian bermula dari perselisihan antara korban dan pelaku melalui pesan WhatsApp. Perseteruan yang semula berupa adu argumen di dunia maya itu berujung pada perkelahian di dunia nyata.

“Berawal dari perselisihan antara korban dan pelaku yang saling menantang lewat pesan daring. Mereka kemudian bertemu di lokasi hingga terjadi perkelahian yang berujung penusukan menggunakan senjata tajam,” jelas Erwin.

Polisi juga mengungkap bahwa setelah melakukan aksinya, pelaku sempat melarikan diri bersama seorang temannya berinisial MM ke arah Desa Simpang Rimba, Kabupaten Bangka Selatan. Saat penangkapan, polisi turut menemukan pisau yang digunakan pelaku, yang dibuang ke area semak-semak dalam upaya menghilangkan barang bukti.

“Barang bukti pisau kami temukan di semak-semak Desa Simpang Rimba. Pelaku mengaku membuangnya saat kabur bersama MM setelah kejadian,” ujar Erwin menambahkan.

Kini pelaku S telah diamankan di Mapolres Bangka Tengah untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Polisi juga masih mendalami peran MM dalam insiden ini, apakah turut membantu pelarian atau mengetahui rencana sebelumnya.

AKBP Gede Nyoman menegaskan bahwa pihaknya tidak akan mentolerir tindakan kekerasan, terutama di kalangan remaja. Ia menilai kasus ini menjadi pelajaran penting agar masyarakat lebih bijak dalam menggunakan media sosial.

“Kasus ini menjadi perhatian serius bagi kami. Polsek Sungaiselan dan jajaran Polres Bangka Tengah berkomitmen untuk menegakkan hukum secara profesional dan humanis. Kami juga mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi atau melakukan tindakan main hakim sendiri,” tegasnya.

Menurutnya, banyak kasus serupa berawal dari persoalan sepele di media sosial yang berujung fatal akibat emosi tidak terkendali.

“Media sosial seharusnya menjadi sarana komunikasi positif, bukan ajang saling menantang atau memicu permusuhan,” tambah Gede.

Atas perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 351 ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Penganiayaan yang Mengakibatkan Kematian, dengan ancaman pidana penjara maksimal 15 tahun.

Sementara jenazah korban telah diserahkan kepada pihak keluarga di Desa Lampur untuk dimakamkan. Suasana duka menyelimuti kediaman keluarga KA, yang tidak menyangka cekcok ringan di WhatsApp berujung maut. Salah satu kerabat korban mengatakan, keduanya sebenarnya sudah lama saling kenal dan sering nongkrong bersama di desa.

Mereka itu teman akrab, sering kumpul. Enggak nyangka cuma gara-gara chat di WA bisa sampai begini,” ujar seorang warga setempat, menahan sedih.

Kasus ini kini masih dalam proses penyidikan lebih lanjut. Polisi tengah memeriksa sejumlah saksi, termasuk warga yang sempat melihat pertengkaran antara korban dan pelaku sebelum kejadian berdarah itu terjadi. (Sumber : detiksumbagsel, Editor : KBO Babel)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *