KBOBABEL.COM (BANGKA SELATAN) – Peristiwa tragis mengguncang warga Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sepasang kekasih nekat mengakhiri hidup dengan cara menenggak racun rumput di kebun sawit. Dalam peristiwa itu, seorang pria bernama Iwan Satrio (28) meninggal dunia, sedangkan kekasihnya, Lusi (20), kini masih dirawat intensif di rumah sakit. Sabtu (27/9/2025)
Kapolsek Simpang Rimba, Iptu Mardian Syafrizal, membenarkan kejadian yang mengejutkan warga Desa Bangka Kota tersebut. Menurutnya, peristiwa itu terjadi pada Kamis (25/9/2025) sekitar pukul 11.00 WIB di Kebun Sawit Dusun 3, Desa Bangka Kota, Kecamatan Simpang Rimba.
“Benar, ada sepasang kekasih yang melakukan percobaan bunuh diri dengan cara meminum racun rumput. Satu orang meninggal dunia, sementara satunya lagi masih dalam kondisi kritis,” ujar Iptu Mardian kepada wartawan, Sabtu (27/9/2025).
Kronologi Kejadian
Berdasarkan keterangan pihak kepolisian, awal mula kejadian bermula ketika Iwan Satrio, yang diketahui tinggal di mes PT BSSP, bertemu dengan Lusi, warga Desa Bangka Kota. Pertemuan itu terjadi di Dusun Trans 2, Desa Bangka Kota.
Dalam pertemuan tersebut, Iwan sempat mempertanyakan kesetiaan Lusi. Ia menyinggung soal hubungan Lusi dengan pria lain bernama Deny. Namun, Lusi membantah keras tudingan itu dan menegaskan tidak memiliki hubungan khusus dengan Deny.
Untuk membuktikan keterangannya, Lusi bahkan meminta nomor handphone Deny dari Iwan. Akan tetapi, Iwan tidak mempercayai ucapan Lusi. Situasi semakin memanas ketika Iwan meninggalkan lokasi untuk membeli racun rumput.
Dari keterangan saksi, diketahui bahwa sebelumnya Lusi pernah mengancam akan meminum racun untuk menunjukkan keseriusannya dalam menjalin hubungan dengan Iwan. Saat kembali, Iwan membawa racun rumput. Di luar dugaan, Lusi lebih dulu menenggak cairan beracun itu dan seketika jatuh terkapar. Melihat kekasihnya tergeletak, Iwan pun ikut menenggak racun tersebut.
Upaya Pertolongan
Sesaat setelah menenggak racun, Lusi masih sempat menghubungi temannya, Ari Susanti, untuk meminta pertolongan. Melalui telepon, Lusi memohon agar segera dijemput dan dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
Mendapat telepon tersebut, Ari segera menuju lokasi kejadian di perkebunan sawit Trans II. Saat tiba, Ari mendapati Lusi dan Iwan sudah terbaring lemah. Iwan tampak muntah-muntah hebat, sementara Lusi meminta agar segera dibawa ke Puskesmas Simpang Rimba.
Karena situasi darurat, Ari menghubungi suaminya untuk datang menjemput keduanya menggunakan mobil. Sesampainya di Puskesmas, tenaga medis segera memberikan pertolongan pertama. Namun, karena kondisi korban semakin kritis dan keterbatasan fasilitas medis, keduanya dirujuk ke rumah sakit di Pangkalpinang.
“Setibanya di Puskesmas, tim medis langsung memberikan penanganan. Tetapi mengingat peralatan terbatas, keduanya dirujuk ke Pangkalpinang. Saat perjalanan, kondisi kesadaran kedua korban terus menurun,” jelas Iptu Mardian.
Satu Korban Meninggal Dunia
Setiba di rumah sakit di Pangkalpinang, kedua korban langsung menjalani pemeriksaan dan perawatan intensif. Namun, usaha tim medis tidak berhasil menyelamatkan nyawa Iwan Satrio.
“Korban Iwan meninggal dunia pada Jumat (26/9/2025) sekitar pukul 03.00 WIB dini hari. Jenazahnya sudah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan di kediamannya,” tambah Kapolsek.
Sementara itu, korban Lusi hingga kini masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Kondisinya dikabarkan masih kritis, namun tim medis terus berupaya melakukan tindakan penyelamatan.
Keterangan Saksi Mata
Ari Susanti, saksi yang pertama kali diminta pertolongan oleh korban, mengaku masih terkejut dengan peristiwa yang dialami temannya itu. Ia mengungkapkan, ketika ditelepon, suara Lusi terdengar lemah dan tergesa-gesa meminta tolong.
“Waktu ditelepon, Lusi bilang sudah minum racun dan minta saya segera datang. Saya langsung panik, tapi tetap berusaha datang ke lokasi. Saat sampai, saya lihat mereka berdua sudah terbaring. Iwan muntah-muntah, Lusi minta tolong segera dibawa ke Puskesmas,” kata Ari.
Polisi Lakukan Pendalaman
Hingga saat ini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait motif di balik percobaan bunuh diri tersebut. Dugaan sementara, peristiwa itu dipicu masalah asmara antara kedua korban.
“Dari keterangan awal, memang ada masalah hubungan asmara. Namun, kami tetap mendalami lebih lanjut. Saat ini fokus kami adalah mendampingi pihak keluarga korban dan memastikan perawatan bagi korban yang masih hidup,” ujar Iptu Mardian.
Polisi juga mengimbau masyarakat untuk lebih peduli terhadap kondisi psikologis orang-orang terdekat. Kasus ini menjadi pengingat bahwa masalah hubungan personal bisa berujung fatal apabila tidak dikelola dengan baik.
Dukungan Psikologis
Pihak keluarga korban maupun masyarakat sekitar berharap agar Lusi segera pulih. Selain perawatan medis, dukungan psikologis dinilai sangat penting agar korban bisa bangkit kembali dari trauma peristiwa tersebut.
“Kami mendoakan supaya Lusi bisa segera pulih. Mudah-mudahan bisa mendapatkan pendampingan psikologis agar tidak mengulangi perbuatan seperti ini,” ungkap seorang warga setempat.
Peristiwa tragis ini menjadi pelajaran bagi masyarakat, khususnya kalangan muda, bahwa menyelesaikan masalah dengan cara mengakhiri hidup bukanlah jalan keluar. Dukungan keluarga, sahabat, maupun layanan konseling bisa menjadi solusi untuk menghadapi tekanan hidup. (Sumber : Bangkapos, Editor : KBO Babel)