KBOBABEL.COM (JAKARTA) – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan komitmennya untuk menindak tegas praktik impor ilegal pakaian bekas atau yang dikenal dengan sebutan ballpress. Ia menegaskan tidak akan memberi ampun bagi pihak-pihak yang terlibat dalam jaringan penyelundupan tersebut, termasuk jika ada oknum yang bermain di dalam institusi negara. Rabu (5/11/2025)
“Tidak ada ampun bagi pelaku praktik barang impor ilegal, termasuk bal pakaian bekas dalam karung. Kami akan bertindak tegas sesuai aturan hukum yang berlaku,” ujar Purbaya dalam pernyataannya, Senin (4/11/2025).
Pernyataan tegas itu mendapat perhatian publik setelah sejumlah ballpress ilegal ditemukan di kawasan Cikarang, Kabupaten Bekasi. Awak media bersama penyidik Bea Cukai Tanjung Priok, yakni Febrian Luxfi Harada dan Baiquni Aryodamar, meninjau langsung gudang penampungan barang bukti hasil sitaan dari Pelabuhan Tanjung Priok.
Dalam peninjauan tersebut, tampak tumpukan karung besar berisi pakaian anak-anak dan dewasa impor ilegal yang telah diamankan oleh pihak Bea Cukai. Barang-barang tersebut diduga masuk ke Indonesia tanpa melalui prosedur impor resmi dan tidak membayar bea masuk negara.
Penyidik Bea Cukai Tanjung Priok, Febrian Luxfi Harada, mengatakan pihaknya saat ini masih terus melakukan pendalaman terhadap kasus tersebut. Menurutnya, penyelidikan tidak hanya berfokus pada penyitaan barang, tetapi juga pada upaya mengungkap siapa saja pihak yang terlibat dalam jaringan penyelundupan.
“Kami terus mendalami dan melakukan penelitian untuk mengetahui siapa saja yang terlibat dalam impor baju bekas ilegal ini. Semua pihak yang terbukti terlibat akan kami tindak sesuai hukum yang berlaku,” kata Febrian saat di lokasi penyimpanan barang bukti, Selasa (4/11/2025).
Namun demikian, Febrian mengakui bahwa dalam praktiknya, penanganan kasus impor baju bekas ilegal memiliki banyak kendala. Salah satu tantangan terbesar adalah faktor geografis Indonesia yang sangat luas dan memiliki banyak perbatasan laut dengan negara tetangga.
“Geografis wilayah Indonesia yang luas dan berbatasan langsung dengan negara lain membuat banyak titik rawan yang harus diawasi,” jelas Febrian.
Ia mencontohkan, banyak penyelundupan terjadi melalui jalur laut, terutama di pesisir timur Indonesia. Para pelaku kerap menggunakan kapal kayu kecil untuk memindahkan barang di tengah laut.
“Contohnya seperti di jalur laut di pesisir timur. Banyak yang menggunakan kapal kayu. Ada juga modus ship-to-ship, di mana kapal besar dari luar negeri bertemu kapal kayu dari Indonesia di tengah laut. Mereka oper bal per bal, lalu kapal kecil itu membawa ke pulau-pulau kecil di perbatasan sebelum dikirim lagi ke daratan utama,” ungkapnya.
Menurut Febrian, kondisi geografis seperti ini menjadi tantangan besar bagi petugas Bea Cukai dalam melakukan pengawasan. Ia menambahkan bahwa koordinasi dengan instansi lain seperti TNI AL, Polairud, dan Bakamla terus ditingkatkan untuk menekan peredaran barang selundupan.
Sementara itu, Menteri Keuangan Purbaya menegaskan pemerintah tidak akan membiarkan praktik penyelundupan yang merugikan industri dalam negeri dan mengancam kesehatan masyarakat terus berlangsung. Ia meminta seluruh jajaran di bawahnya, termasuk Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, untuk bekerja lebih keras menutup celah masuknya barang bekas ilegal ke Indonesia.
“Kita harus jaga industri tekstil dalam negeri dan melindungi rakyat dari dampak barang impor ilegal. Saya minta jajaran Bea Cukai lebih proaktif, tidak hanya menunggu, tapi menindak,” tegas Purbaya. (Sumber : KompasTV, Editor : KBO Babel)


















