Foto: Ilustrasi
<p><strong><a href="http://KBOBABEL.COM">KBOBABEL.COM</a> &#8211;</strong> Provinsi Kepulauan Bangka Belitung saat ini sedang menghadapi kenyataan pahit dalam dunia kesehatan. Di tengah kemajuan infrastruktur dan harapan masyarakat atas pelayanan medis yang berkualitas, justru kebutuhan paling mendasar belum terpenuhi: kami tidak memiliki dokter spesialis jantung, tidak memiliki dokter bedah saraf, dan sangat terbatas dokter saraf dengan kompetensi penanganan stroke akut.</p>
<p>Hari ini, dr. A.S, SpB seorang tokoh masyarakat sekaligus Anggota DPRD Provinsi Bangka Belitung—harus dirujuk ke RS Jantung Harapan Kita di Jakarta karena kondisi jantung yang tidak bisa ditangani di sini. Bila seorang anggota dewan saja harus pergi jauh untuk mendapatkan penanganan yang seharusnya bisa disediakan di daerah sendiri, bagaimana dengan masyarakat umum?</p>
<p>Penyakit jantung dan stroke adalah dua penyebab kematian tertinggi di Indonesia, dan Babel nyaris tak memiliki sistem layanan yang mampu menanganinya secara komprehensif. Ini bukan hanya soal alat kesehatan. Masalah utama kita adalah kekosongan SDM spesialis yang krusial untuk menyelamatkan nyawa.</p>
<p><strong>Kondisi Saat Ini:</strong><br />
&#8211; Tidak ada dokter spesialis jantung dan pembuluh darah (SpJP)<br />
&#8211; Tidak ada dokter bedah saraf.<br />
&#8211; Minim dokter saraf dengan kompetensi intervensi stroke.<br />
&#8211; Rujukan ke luar daerah menjadi satu-satunya solusi untuk kasus-kasus serius.</p>
<p><strong>Dampaknya:</strong><br />
&#8211; Keterlambatan penanganan kasus akut, yang bisa menyebabkan kecacatan permanen atau kematian.<br />
&#8211; Biaya tinggi yang harus ditanggung pasien dan keluarga karena rujukan ke luar daerah.<br />
&#8211; Turunnya kepercayaan masyarakat terhadap fasilitas kesehatan daerah.</p>
<p>Apakah kita akan terus membiarkan Babel hanya menjadi “terminal rujukan”?</p>
<p>Sudah saatnya pemerintah provinsi dan pemangku kebijakan:<br />
1. Menyusun strategi rekrutmen dan retensi dokter spesialis yang benar-benar dibutuhkan rakyat.<br />
2. Memberikan tunjangan dan fasilitas kerja yang kompetitif untuk menarik SDM terbaik ke Babel.<br />
3. Menetapkan rumah sakit daerah sebagai pusat layanan stroke dan jantung regional, bukan hanya sebagai pengantar rujukan.</p>
<p>Kesehatan adalah hak dasar. Jika tak segera dilakukan perbaikan sistemik, pilihan untuk tidak tinggal di Babel karena alasan medis akan menjadi kenyataan banyak orang—bukan lagi hiperbola. (Publisher: KBO Babel)</p>

PANGKALPINANG, KBOBABEL.COM -– SEPASANG suami istri, Zulkarnain dan Henti, mengalami kecelakaan lalu lintas setelah sepeda…
KBOBABEL.COM (Bandung) – Dunia hiburan Tanah Air berduka atas meninggalnya musisi sekaligus komedian Gusti Irwan…
KBOBABEL.COM (JAKARTA) – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memberikan tanggapan positif terhadap penunjukan Novel Baswedan sebagai…
KBOBABEL.COM (KARIMUN) – PT Timah kembali menunjukkan komitmennya dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mendukung kesejahteraan…
KBOBABEL.COM (BANGKA) – PT Timah Tbk kembali menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.…
KBOBABEL.COM (BANGKA) – Lebih dari 2.000 peserta dari enam kabupaten dan satu kota di Provinsi…