Lima ABK KM Fadil Jaya 12 Ditemukan Selamat Setelah Tiga Hari Terombang-ambing di Laut Kukar

Tenggelam Saat Angkut Batu Bara, Lima ABK KM Fadil Jaya 12 Berhasil Diselamatkan, Tiga Masih Hilang

banner 468x60
Advertisements

KBOBABEL.COM (KUTAI KARTANEGARA) — Lima Anak Buah Kapal (ABK) KM Fadil Jaya 12 yang sebelumnya dilaporkan hilang setelah kapal mereka tenggelam di Perairan Muara Pantuan, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur, akhirnya ditemukan dalam kondisi selamat. Kelima korban ditemukan setelah tiga hari terombang-ambing di laut dengan berpegangan pada papan kayu. Sabtu (1/11/2025)

Komandan Rescue Aurelius Godja mengatakan, kelima ABK tersebut diselamatkan oleh kapal tugboat Asensus 25 yang melintas di sekitar Perairan Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, pada Jumat (31/10/2025) pagi.

banner 336x280

“Para korban diselamatkan oleh kapal tugboat Asensus 25 di sekitar Perairan Mamuju Tengah. Saat ditemukan, mereka terlihat lemah namun masih sadar,” ujar Aurelius dalam keterangannya, Jumat (31/10/2025).

Ia merinci, lima ABK yang berhasil ditemukan yakni Rizki, Wandi, Rahman, Ardi, dan Sahar. Setelah dievakuasi, seluruh korban langsung dibawa menuju Pelabuhan Budong-budong di Sulawesi Barat untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.

“Mereka dievakuasi ke Pelabuhan Budong-budong untuk segera mendapatkan perawatan medis. Kondisinya stabil meski mengalami dehidrasi dan kelelahan akibat terlalu lama di laut,” tambah Aurelius.

Sementara itu, tiga ABK lainnya, termasuk nakhoda kapal bernama Adi (36), hingga kini masih belum ditemukan. Tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas Balikpapan, Polairud Polda Kaltim, dan BPBD Kukar terus melakukan pencarian dengan memperluas area operasi.

“Hari ini merupakan pencarian hari keempat. Tim akan melanjutkan pencarian terhadap tiga korban lainnya dengan memperluas area hingga 1.565 nautical mile persegi,” terang Aurelius.

Ia mengatakan, sejauh ini pencarian berjalan tanpa hambatan besar. Namun, tim tetap meningkatkan kewaspadaan karena kondisi cuaca di perairan tersebut kerap berubah, terutama akibat arus laut dan gelombang tinggi yang masih sering terjadi.

“Pencarian tidak mengalami kendala teknis, tapi faktor cuaca masih menjadi perhatian utama. Angin kencang dan ombak yang tinggi membuat tim harus berhati-hati dalam melakukan penyisiran,” ujarnya.

Kapal KM Fadil Jaya 12 diketahui tenggelam pada Minggu (26/10/2025) saat mengangkut sekitar 60 ton batu bara dari Kutai Kartanegara menuju wilayah perairan Kalimantan Selatan. Kapal tersebut diduga tenggelam akibat dihantam ombak tinggi disertai cuaca buruk.

“Berdasarkan laporan awal, kapal terbalik akibat gelombang besar dan cuaca ekstrem. Seluruh delapan ABK terjatuh ke laut. Beberapa sempat berusaha menyelamatkan diri dengan peralatan seadanya,” ungkap Aurelius.

Sebelumnya, laporan pertama diterima oleh Basarnas Balikpapan pada Rabu (29/10/2025) dari seorang pelapor bernama Nur Hidayat, yang merupakan keluarga dari salah satu ABK. Ia menyampaikan bahwa sejak kapal kehilangan kontak, tidak ada kabar sama sekali dari para awak kapal.

“Data awal kami terima dari pihak keluarga korban. Delapan awak kapal dilaporkan hilang setelah kapal mereka dihantam ombak di Muara Pantuan,” kata Aurelius dalam laporan sebelumnya.

Delapan awak kapal tersebut masing-masing adalah Adi (nakhoda, 36), Resky Wawan (29), Ardi, Kiroh, Heri, Rizki, Wandi, dan Sahar. Setelah dilakukan penyisiran, lima di antaranya berhasil ditemukan selamat, sementara tiga lainnya masih dalam pencarian intensif.

Operasi pencarian melibatkan kapal Basarnas, Polairud, dan bantuan nelayan lokal. Tim juga menggunakan drone udara dan peralatan navigasi laut untuk memetakan area kemungkinan korban terseret arus.

“Wilayah pencarian sudah diperluas hingga perairan Mamuju, karena arus laut membawa serpihan kapal ke arah barat. Kami berharap dalam waktu dekat tiga korban lainnya bisa ditemukan,” tambahnya.

Hingga Jumat sore, kondisi cuaca di sekitar lokasi pencarian mulai membaik. Tim SAR gabungan akan kembali melakukan penyisiran pada Sabtu pagi dengan memperkuat koordinasi antara pos SAR Balikpapan dan Mamuju.

“Kami akan terus berupaya maksimal hingga seluruh korban ditemukan, baik dalam kondisi hidup maupun meninggal dunia. Doa dari masyarakat sangat kami harapkan,” ujar Aurelius menutup keterangannya.

Peristiwa tenggelamnya kapal KM Fadil Jaya 12 ini menjadi pengingat penting bagi seluruh pelaku pelayaran untuk selalu memperhatikan prakiraan cuaca dari BMKG sebelum berlayar, terutama pada musim hujan dan gelombang tinggi seperti saat ini. (Sumber : detikkalimantan, Editor : KBO Babel)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *