KBOBABEL.COM (BANGKA SELATAN) – Situasi mencekam melanda Pulau Lepar Pongok, Kecamatan Lepar Pongok, Kabupaten Bangka Selatan, pada Sabtu (30/08/2025). Sekelompok massa dilaporkan bergerak dan melakukan aksi pembakaran terhadap kantor operasional PT Swarna Nusa Sentosa (SNS). Tidak hanya bangunan kantor, satu unit kendaraan milik perusahaan juga hangus terbakar dalam insiden tersebut. Senin (1/9/2025)
Camat Lepar Pongok, Fery Edward, membenarkan peristiwa itu saat dikonfirmasi melalui telepon WhatsApp sekitar pukul 11.15 WIB. Menurutnya, kejadian tersebut berlangsung tiba-tiba dan menimbulkan kepanikan warga sekitar.
“Untuk kronologisnya saya tidak tahu. Tahu-tahu PT SNS sudah dibakar oleh massa,” ujarnya.
Fery menjelaskan, begitu menerima laporan, dirinya langsung turun ke lapangan bersama Kapolsek Lepar Pongok dan jajaran kepolisian setempat. Hal ini dilakukan untuk memastikan agar situasi tidak semakin meluas dan mengganggu ketertiban masyarakat di wilayah tersebut.
“Saat ini saya sudah di lapangan bersama Kapolsek dan anggota untuk melakukan pemantauan,” jelasnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi mengenai pemicu kemarahan massa yang berujung pada aksi anarkis tersebut. Aparat kepolisian masih melakukan penyelidikan dengan menghimpun keterangan dari sejumlah warga sekitar lokasi kejadian.
Sementara itu, pihak manajemen PT Swarna Nusa Sentosa (SNS) belum dapat dikonfirmasi terkait insiden pembakaran ini. Sejumlah awak media mencoba menghubungi perwakilan perusahaan, namun hingga kini belum mendapatkan jawaban.
Peristiwa ini menimbulkan keprihatinan berbagai pihak, mengingat kerugian materi yang ditimbulkan cukup besar. Selain itu, aksi tersebut juga dikhawatirkan dapat memicu ketegangan sosial di kalangan masyarakat Pulau Lepar Pongok yang selama ini hidup berdampingan.
Aparat kepolisian bersama pemerintah kecamatan mengimbau agar warga tetap tenang dan tidak terprovokasi. Mereka juga meminta masyarakat menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus ini kepada pihak berwenang. Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai korban jiwa akibat kejadian tersebut.
“Kami berharap semua pihak menahan diri dan menyerahkan prosesnya kepada aparat,” pungkas Fery.
Kasus ini menjadi sorotan di tingkat daerah karena berkaitan dengan hubungan antara perusahaan dan masyarakat setempat. Sejumlah tokoh masyarakat menyuarakan harapan agar permasalahan yang ada dapat diselesaikan secara dialogis, bukan dengan tindakan kekerasan yang dapat merugikan banyak pihak. (Sumber: Babelsatu.com, Editor: KBO Babel)