Foto: Ilustrasi
<p><strong><a href="http://KBOBABEL.COM">KBOBABEL.COM</a> (Jakarta) &#8211;</strong> Fenomena mahalnya tiket pesawat domestik di Indonesia dibandingkan rute internasional terus menjadi sorotan masyarakat. Perjalanan dari Jakarta ke Singapura atau Kuala Lumpur sering kali lebih murah dibandingkan perjalanan udara antarpulau di dalam negeri. Hal ini menimbulkan pertanyaan mendasar: bagaimana mungkin harga tiket untuk rute domestik dapat lebih mahal meski jaraknya relatif sama?</p>
<p>Paradoks ini bukan hanya keluhan biasa, melainkan isu penting yang memengaruhi konektivitas nasional, pertumbuhan pariwisata domestik, dan pemerataan ekonomi.</p>
<p>&#8220;Bagaimana kita bisa mendorong masyarakat untuk berlibur di destinasi domestik seperti Labuan Bajo, Mandalika, atau Danau Toba, jika biaya transportasinya jauh melampaui ongkos perjalanan ke Bangkok, Singapura, atau bahkan beberapa kota di Australia?&#8221; ujar Yanengga (2023).</p>
<p>Kondisi ini semakin mempersulit akses masyarakat ke destinasi wisata domestik, yang seharusnya menjadi andalan untuk mendukung perekonomian lokal. Sebagai contoh, biaya penerbangan dari Batam ke Natuna, dengan waktu tempuh sekitar 1 jam 15 menit hingga 1 jam 45 menit, bisa mencapai Rp2,7 juta.</p>
<h4>Faktor Penyebab Mahal</h4>
<p>Ada beberapa faktor mendasar yang menyebabkan tingginya harga tiket pesawat domestik di Indonesia.</p>
<p><strong>1. Regulasi Tarif Batas Atas dan Bawah</strong><br />
Menurut Yanengga (2023), salah satu penyebab utama adalah regulasi tarif batas atas dan bawah. Regulasi ini dirancang untuk melindungi konsumen dari praktik predatory pricing sekaligus memastikan keberlangsungan maskapai. Namun, dalam praktiknya, tarif batas atas sering menjadi patokan harga, terutama di rute padat penumpang dengan persaingan terbatas.</p>
<p>Fleksibilitas harga yang rendah berbeda dengan pasar internasional yang menggunakan skema harga dinamis. Maskapai internasional sering menawarkan diskon agresif untuk mengisi kursi kosong, yang jarang terjadi pada rute domestik.</p>
<p><strong>2. Biaya Operasional Tinggi</strong><br />
Biaya operasional maskapai penerbangan domestik juga menjadi momok. &#8220;Harga avtur merupakan komponen biaya terbesar bagi maskapai,&#8221; kata Auliya dan Frisnawati (2024). Harga bahan bakar ini sangat dipengaruhi fluktuasi pasar global dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.</p>
<p>Selain itu, maskapai juga harus menanggung biaya lain seperti perawatan pesawat, sewa pesawat, dan gaji awak kabin, yang sebagian besar menggunakan dolar AS. Biaya kebandarudaraan, termasuk biaya parkir dan pendaratan, juga menambah beban operasional maskapai.</p>
<p><strong>3. Pajak dan Biaya Tambahan</strong><br />
Maharani (2020) menjelaskan bahwa pajak dan biaya tambahan untuk penerbangan domestik cenderung lebih tinggi dibandingkan internasional. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk jasa angkutan udara dalam negeri dan Passenger Service Charge (PSC) atau airport tax adalah beberapa komponen biaya yang turut membebani maskapai.</p>
<p><strong>4. Persaingan Pasar yang Minim</strong><br />
Kurniawan (2023) menyoroti bahwa pasar domestik di Indonesia tidak sekompetitif pasar internasional. Pasar internasional melibatkan banyak maskapai global dengan armada besar, yang memicu perang harga untuk menarik penumpang. Sebaliknya, jumlah armada maskapai domestik masih terbatas, terutama untuk rute-rute tertentu.</p>
<p>Kondisi ini membuat harga tiket domestik sulit turun karena hukum permintaan dan penawaran. Minimnya persaingan juga memberikan maskapai ruang untuk menetapkan harga mendekati batas atas.</p>
<h4>Dampak yang Ditimbulkan</h4>
<p>Mahalnya tiket domestik membawa dampak besar bagi masyarakat dan ekonomi. Biaya transportasi udara yang tinggi membatasi mobilitas warga antarpulau untuk kebutuhan keluarga, bisnis, maupun pendidikan.</p>
<p>Sektor pariwisata juga menjadi korban. Destinasi-destinasi indah seperti Raja Ampat, Pulau Natuna, dan Wakatobi sulit dijangkau oleh wisatawan domestik. Akibatnya, potensi pariwisata yang besar tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal.</p>
<p>Ketimpangan ekonomi antardaerah juga mengintai. Daerah yang sangat bergantung pada konektivitas udara untuk perdagangan dan pariwisata akan semakin tertinggal jika aksesibilitasnya mahal.</p>
<p>Meskipun regulasi tarif memiliki tujuan baik, seperti menjaga stabilitas industri penerbangan dan mencegah perang harga ekstrem, keseimbangan ini perlu dievaluasi ulang. Apakah regulasi ini sudah optimal? Apakah ada cara lain untuk menjaga keberlanjutan maskapai tanpa membebani konsumen?</p>
<p>Pemerintah perlu mengkaji ulang struktur pajak dan pungutan yang dikenakan pada penerbangan domestik. Maharani (2020) menyarankan adanya insentif terkait harga avtur untuk penerbangan domestik. Selain itu, perlu ada stabilisasi komponen biaya yang dipengaruhi nilai tukar rupiah.</p>
<p>Solusi lainnya adalah meningkatkan persaingan di pasar domestik. Dengan menambah jumlah armada dan pemain baru, harga tiket bisa lebih kompetitif.</p>
<p>Mahalnya tiket pesawat domestik bukan hanya persoalan harga, tetapi juga menyangkut konektivitas, pemerataan ekonomi, dan penguatan persatuan bangsa.</p>
<p>&#8220;Aksesibilitas transportasi udara yang terjangkau bukan hanya masalah kenyamanan, tetapi kunci penting untuk mewujudkan pemerataan ekonomi dan memperkuat persatuan sebagai negara kepulauan,&#8221; pungkas Yanengga (2023).</p>
<p>Semua pihak, baik pemerintah, maskapai, maupun pemangku kepentingan lainnya, perlu duduk bersama untuk menciptakan ekosistem penerbangan yang efisien, kompetitif, dan terjangkau bagi seluruh rakyat Indonesia. Hanya dengan langkah strategis ini, perjalanan menjelajahi Nusantara tidak lagi menjadi kemewahan yang sulit digapai. (Sumber: Inilah.com, Editor: KBO Babel)</p>

PANGKALPINANG, KBOBABEL.COM – SUASANA malam Sabtu (14/6/2025) di kawasan Tugu Kerito Surong, Kota Pangkalpinang, tampak…
KBOBABEL.COM (Mentok) – Aksi tegas kembali ditunjukkan aparat dalam memberantas praktik tambang ilegal di wilayah…
KBOBABEL.COM (Pangkalpinang) – TNI Angkatan Laut (AL) berhasil menggagalkan upaya penyelundupan 47,5 ton timah ilegal…
KBOBABEL.COM (Pematangsiantar) — Dugaan pencurian aset negara kembali mencuat di Kota Pematangsiantar. Kali ini, sorotan…
KBOBABEL.COM (JAKARTA) – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyampaikan harapannya agar kenaikan gaji hakim yang diumumkan…
Opini oleh : Rikky Fermana,S.IP.,C.Med, C.Par, C.NG, C.IJ, C.PW KBOBABEL.COM (Bangka Belitung) - Kabar kaburnya…