Foto: Kapal Salvia Tujuan Jakarta-Bangka
<p><strong><a href="http://KBOBABEL.COM">KBOBABEL.COM</a> (PANGKALPINANG) — Aktivitas tambang timah menggunakan Ponton Isap Produksi (PIP) di perairan Samfur, Kecamatan Pangkal Balam, Kota Pangkalpinang, semakin meresahkan. Deretan ratusan ponton tersebut kini menutup jalur pelayaran kapal niaga, sehingga membahayakan keselamatan pelayaran dan mengganggu aktivitas transportasi laut. Selasa (27/5/2025)</strong></p>
<p>Kekesalan terhadap keberadaan ponton ini disampaikan langsung oleh Nakhoda Kapal Salvia Jakarta, Gede Putra Adi, yang baru saja melintasi kawasan tersebut pada Senin (26/5/2025) sore. Gede menegaskan, jalur pelayaran kapal besar kini semakin sempit akibat aktivitas tambang yang tak terkendali.</p>
<p>“Nutup alur! Itu jalur kita, tolonglah minggir dikit. Sudah dua kapal kandas, kapal kita dulu juga pernah,” cetus Gede dengan nada tinggi saat dimintai keterangan.</p>
<p>Ia mengungkapkan bahwa posisi PIP yang berjejer rapat di jalur pelayaran membuat kapal besar nyaris tidak memiliki ruang gerak. Bahkan, Gede mengaku kapalnya hampir menabrak salah satu ponton yang berada terlalu dekat dengan jalur pelayaran utama.</p>
<p>“Tadi saya nyaris senggol ponton! Kalau sampai kena, pasti kita yang disalahkan. Kita ini dorong arus besar, bukan perahu kecil,” lanjutnya dengan nada geram.</p>
<p>Menurut Gede, kapal-kapal besar seperti yang ia kemudikan membutuhkan ruang yang cukup untuk bermanuver, terutama di perairan yang memiliki arus kuat. Ia meminta agar posisi PIP tersebut digeser ke tempat yang lebih aman demi menghindari kecelakaan.</p>
<p>“Tolong dong, geser setengah mil aja, atau 0,4 mil juga sudah aman. Jangan sampai tunggu ada kapal kandas lagi baru ribut!” tegasnya.</p>
<p>Gede menambahkan bahwa aktivitas tambang timah yang semakin masif di perairan tersebut kini telah mencapai skala yang mengkhawatirkan. Jika sebelumnya ponton-ponton itu terbagi dalam dua kelompok sehingga kapal masih bisa melintas di tengah, kini jalur pelayaran benar-benar tertutup.</p>
<p>“Sekarang sudah ratusan PIP, ngumpul semua satu kelompok. Dulu dua kelompok, kita bisa lewat di tengah. Sekarang? Ditutup rapat!” ujarnya.</p>
<p>Kondisi ini, menurut Gede, bukan hanya mengganggu kelancaran transportasi laut tetapi juga mengancam keselamatan kapal-kapal besar yang melintas di kawasan tersebut.</p>
<p>Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak terkait mengenai keluhan yang disampaikan oleh para nahkoda kapal. Pemerintah daerah, otoritas pelabuhan, maupun instansi terkait diharapkan segera mengambil tindakan tegas untuk menyelesaikan persoalan ini sebelum terjadi kecelakaan yang lebih serius.</p>
<p>Keberadaan tambang liar yang menggunakan PIP secara tidak terkendali di jalur pelayaran utama ini menunjukkan lemahnya pengawasan dan penegakan aturan di sektor kelautan dan perikanan. Pertanyaan besar kini muncul: siapa yang akan bertanggung jawab jika kapal kandas atau celaka akibat aktivitas ilegal ini?</p>
<p>(Sumber: Inlens.id, Editor: KBO Babel)</p>

PANGKALPINANG, KBOBABEL.COM -– SEPASANG suami istri, Zulkarnain dan Henti, mengalami kecelakaan lalu lintas setelah sepeda…
KBOBABEL.COM (Bandung) – Dunia hiburan Tanah Air berduka atas meninggalnya musisi sekaligus komedian Gusti Irwan…
KBOBABEL.COM (JAKARTA) – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memberikan tanggapan positif terhadap penunjukan Novel Baswedan sebagai…
KBOBABEL.COM (KARIMUN) – PT Timah kembali menunjukkan komitmennya dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mendukung kesejahteraan…
KBOBABEL.COM (BANGKA) – PT Timah Tbk kembali menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.…
KBOBABEL.COM (BANGKA) – Lebih dari 2.000 peserta dari enam kabupaten dan satu kota di Provinsi…