KBOBABEL.COM (Pangkalpinang) – Pasangan calon perseorangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pangkalpinang, Eka Mulya Putra dan Radmida Dawam, memulai kampanye perdana mereka di Kelurahan Semabung Baru, Kecamatan Girimaya, pada Selasa (29/7/2025). Rabu (30/7/2025)
Kegiatan ini merupakan bagian dari tahapan resmi Pilwako Ulang Pangkalpinang yang berlangsung dari 25 Juli hingga 25 Agustus 2025, sebagaimana dijadwalkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Pangkalpinang.
Kampanye digelar dalam bentuk dialog warga dan bazar tebus murah minyak goreng, yang berhasil menyedot antusiasme ratusan warga, khususnya kaum ibu rumah tangga.
Suasana penuh semangat mewarnai acara yang sekaligus menjadi momentum konsolidasi Paslon Merdeka dengan pendukungnya.
Ketua Tim Pemenangan, Sarpin, membuka orasi dengan menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan nyata masyarakat.
“Berkat dukungan warga Pangkalpinang, khususnya para mak-mak dan bapak-bapak yang hadir hari ini, Paslon Merdeka berhasil mengumpulkan lebih dari 28 ribu dukungan dan ditetapkan sebagai peserta Pilwako ulang. Tapi perjuangan belum selesai, mari kita hantarkan bukan hanya jadi calon—tapi jadi pemenang,” tegasnya.
Eka Mulya Putra: Jangan Biarkan Harga Diri Dibeli
Dalam orasi politiknya, calon Wali Kota Eka Mulya Putra mengajak masyarakat untuk kembali mengingat semangat perjuangan pada Pilwako 2024 lalu, ketika rakyat Pangkalpinang kompak memilih kotak kosong untuk menolak calon tunggal.
“Kemenangan kotak kosong adalah bukti rakyat Pangkalpinang masih punya keberanian, punya harga diri, dan menolak demokrasi yang semu. Semua mata pernah tertuju ke kota ini karena kita buktikan, suara rakyat masih punya kekuatan,” ujar Eka disambut riuh tepuk tangan.
Eka kemudian menyoroti maraknya politik uang yang berpotensi mencederai proses demokrasi.
Ia mengajak masyarakat menjadi pemilih cerdas dan tidak menjual suara hanya demi uang sesaat.
“Jangan biarkan harga diri kita dibeli dengan seratus atau dua ratus ribu rupiah. Uangnya habis sehari, tapi penyesalannya lima tahun. Pilihlah dengan hati nurani,” tegasnya.
Dengan nada sindiran, ia pun menambahkan:
“Kalau mereka kasih uang, ambil saja. Tapi jangan pilih orangnya. Karena suara kita tidak bisa dibeli. Harga diri rakyat tidak bisa ditawar!”
Gerakan Rakyat untuk Kemenangan Demokrasi
Eka menutup orasinya dengan seruan agar Pilwako 2025 menjadi panggung pembuktian bahwa rakyat Pangkalpinang benar-benar merdeka dan mampu memilih pemimpinnya sendiri tanpa campur tangan oligarki partai.
“Mari kita ciptakan sejarah baru. Untuk pertama kalinya, Kota Pangkalpinang dipimpin oleh calon independen—yang lahir dari rahim rakyat, dan berjuang untuk rakyat,” tandasnya.
Kampanye perdana Paslon Merdeka ini menandai dimulainya kontestasi politik yang dinamis, dengan semangat perubahan dan partisipasi aktif masyarakat sebagai fondasi utama demokrasi lokal. (M.Zen/KBO Babel)