<h3 data-start="0" data-end="108"><strong data-start="0" data-end="106">Bupati Bangka Tengah Bungkam, Pegawai RSUD Resah Menanti Honor Jaga Malam dan JP yang Tidak Transparan</strong></h3>
<p class="" data-start="110" data-end="466"><strong><a href="http://KBOBABEL.COM">KBOBABEL.COM</a> (BANGKA TENGAH) — Bupati Bangka Tengah, Algafry Rahman, hingga kini belum memberikan tanggapan resmi terkait polemik yang melanda Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Drs H Abu Hanifah. Persoalan yang menjadi sorotan meliputi keterlambatan pembayaran honor jaga malam selama empat bulan dan dugaan ketidakterbukaan dalam sistem pembayaran Jasa Pelayanan (JP). Senin (28/4/2025)</strong></p>
<p class="" data-start="468" data-end="832">Tim Media Journalis Babel Bergerak (Jobber) mencoba mengonfirmasi Bupati yang akrab disapa Bang Ayi pada Kamis (24/4/2025). Namun, pesan yang dikirimkan belum mendapatkan respons hingga berita ini diturunkan. Situasi ini menimbulkan keresahan di kalangan pegawai RSUD Bateng yang berharap adanya solusi konkret dari orang nomor satu di Negeri Selawang Segantang.</p>
<p class="" data-start="860" data-end="1237">Setidaknya ada tiga pertanyaan krusial yang diajukan kepada Bupati terkait polemik ini. Pertama, apakah benar terjadi keterlambatan pembayaran JP untuk petugas jaga malam sejak Januari 2025? Kedua, mengapa sistem pembayaran melalui aplikasi dinilai tidak transparan oleh pegawai? Ketiga, mengapa terdapat perbedaan nominal JP antar pegawai meskipun beban kerja mereka serupa?</p>
<p class="" data-start="1239" data-end="1419">Menurut laporan dari sejumlah pegawai RSUD Bateng, honor jaga malam belum dicairkan selama empat bulan. Kondisi ini menambah tekanan bagi mereka yang telah bekerja sesuai jadwal.</p>
<p class="" data-start="1421" data-end="1587">“Kami sudah bekerja sesuai jadwal malam, tapi honor belum juga masuk. Tidak ada kejelasan kapan dibayarkan,” ujar salah satu pegawai yang enggan disebutkan namanya.</p>
<p class="" data-start="1589" data-end="1739">Selain keterlambatan pembayaran, muncul juga keluhan mengenai ketidaksesuaian jumlah honor yang diterima antar pegawai dengan beban kerja yang sama.</p>
<p class="" data-start="1741" data-end="1848">“Ada yang terima lebih besar, ada yang lebih kecil, padahal beban kerjanya sama,” ungkap pegawai lainnya.</p>
<p class="" data-start="1900" data-end="2089">Sistem pembayaran JP yang dilakukan melalui aplikasi turut menjadi sorotan. Pegawai merasa tidak diberikan akses informasi yang memadai mengenai mekanisme perhitungan dan pencairan honor.</p>
<p class="" data-start="2256" data-end="2531">Isu ini menjadi semakin sensitif mengingat transparansi adalah salah satu prinsip dasar dalam pengelolaan keuangan daerah. Ketika informasi terkait hak pegawai tidak disampaikan secara terbuka, kepercayaan terhadap manajemen rumah sakit dan pemerintah daerah pun terganggu.</p>
<p class="" data-start="2576" data-end="2847">Kondisi ini semakin pelik karena Bupati Algafry Rahman memilih bungkam dan tidak merespons konfirmasi yang diajukan oleh awak media. Tim Jobber mencoba menghubungi Bupati melalui pesan singkat pada Rabu (24/4/2025), tetapi tidak ada tanggapan hingga berita ini disusun.</p>
<p class="" data-start="2849" data-end="3160">Sikap diam Bupati ini menuai kritik, terutama karena persoalan yang dihadapi menyangkut hak pegawai yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Dalam situasi ini, pegawai RSUD Bateng tidak hanya menunggu kepastian pembayaran, tetapi juga kejelasan dari pemerintah mengenai langkah penyelesaian masalah ini.</p>
<p class="" data-start="3324" data-end="3587">Selain itu, publik juga menunggu klarifikasi dari manajemen RSUD Bateng terkait isu yang mencuat. Sebagai fasilitas kesehatan yang menjadi ujung tombak pelayanan publik, persoalan ini mencerminkan kondisi yang tidak ideal dalam pengelolaan internal rumah sakit.</p>
<p class="" data-start="3589" data-end="3895">Di tengah upaya pemerintah untuk mendorong keterbukaan informasi, sikap bungkam dari pihak yang bertanggung jawab justru menjadi kontraproduktif. Kondisi ini menjadi catatan serius bagi Bupati Algafry Rahman, terutama terkait kepemimpinannya dalam mengelola isu-isu yang menyentuh hak dasar para pegawai.</p>
<p class="" data-start="3897" data-end="4126">Hingga kini, publik dan para pegawai RSUD Bateng terus menanti langkah konkret dari pemerintah daerah untuk mengurai kebingungan, menyelesaikan masalah, dan mengembalikan kepercayaan terhadap sistem pengelolaan keuangan daerah.</p>
<p class="" data-start="4128" data-end="4301">Saat pelayanan publik dipertanyakan, kehadiran dan sikap tegas seorang pemimpin sangat dibutuhkan untuk memastikan semua pihak mendapatkan haknya secara adil dan transparan. (Sumber: Berita5, Editor: KBO-Babel)</p>

KBOBABEL.COM (Bangka Tengah) – Lahan sawit di Desa Cambai Selatan RT 08, Kabupaten Bangka Tengah,…
PANGKALPINANG, KBOBABEL.COM -– SEPASANG suami istri, Zulkarnain dan Henti, mengalami kecelakaan lalu lintas setelah sepeda…
KBOBABEL.COM (Bandung) – Dunia hiburan Tanah Air berduka atas meninggalnya musisi sekaligus komedian Gusti Irwan…
KBOBABEL.COM (JAKARTA) – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memberikan tanggapan positif terhadap penunjukan Novel Baswedan sebagai…
KBOBABEL.COM (KARIMUN) – PT Timah kembali menunjukkan komitmennya dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mendukung kesejahteraan…
KBOBABEL.COM (BANGKA) – PT Timah Tbk kembali menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.…