KBOBABEL.COM (PANGKALPINANG) — Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menegaskan bahwa pembangunan Rumah Sakit Jantung dan Stroke menjadi salah satu proyek prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029. Proyek strategis ini diharapkan mampu memperkuat pelayanan kesehatan masyarakat, khususnya dalam penanganan penyakit jantung dan stroke yang selama ini masih terbatas di wilayah Babel. Rabu (15/10/2025)
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Provinsi Babel, Joko Triadhi, menyampaikan bahwa pihaknya telah memulai tahapan penting berupa penyusunan studi kelayakan pembangunan rumah sakit tersebut.
“Tahun ini di perubahan kita laksanakan penyusunan studi kelayakannya. Di tahun depan insyaallah sudah kita siapkan anggaran untuk menyusun dokumen DED-nya (Detail Engineering Design),” ujar Joko, Selasa (14/10/2025).
Menurutnya, penyusunan dokumen DED sangat penting untuk memastikan kebutuhan biaya dan rancangan teknis pembangunan rumah sakit dapat dihitung secara matang.
“Jadi dengan DED itu baru kita tahu berapa kebutuhan biayanya dan yang lain-lainnya. Pembangunan fisik, ya insyaallah di tahun 2027 sudah kita kerjakan,” lanjut Joko.
Joko juga menjelaskan, saat ini tim perencana tengah meninjau tiga lokasi alternatif untuk pembangunan Rumah Sakit Jantung dan Stroke.
“Lokasi itu untuk sementara ada tiga alternatif, yakni daerah bandara, belakang GOR Sahabudin, dan satu lagi juga masih di seputaran kompleks perkantoran Provinsi Bangka Belitung,” ungkapnya.
Ia menambahkan, pemilihan lokasi nantinya akan mempertimbangkan aksesibilitas, keamanan, serta potensi pengembangan kawasan di masa depan.
“Kita ingin rumah sakit ini strategis dan mudah dijangkau masyarakat dari berbagai wilayah,” imbuh Joko.
Sementara itu, Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Hidayat Arsani menegaskan bahwa pembangunan Rumah Sakit Jantung dan Stroke adalah kebutuhan mendesak yang tidak bisa ditunda lagi. Menurutnya, Babel wajib memiliki fasilitas kesehatan unggulan yang mampu menangani penyakit dengan risiko kematian tinggi seperti jantung dan stroke.
“Provinsi Bangka Belitung diwajibkan punya Rumah Sakit Jantung dan Stroke karena ini untuk keselamatan masyarakat Bangka Belitung,” kata Hidayat, Selasa (29/7/2025).
Ia menargetkan proses pembangunan dapat dimulai pada tahun depan, dengan dukungan dari anggaran belanja tambahan yang telah diusulkan.
“Target diharapkan tahun depan sudah dibangun, semoga anggaran belanja tambahan ini goal. Perkiraan sekitar Rp50 miliar itu cukup, kita bangun ini kepentingan rakyat dan kita amanah. Kami juga memohon doa dan restu dari masyarakat Bangka Belitung,” ujarnya.
Terkait lokasi, Hidayat memastikan pembangunan rumah sakit akan berada tidak jauh dari Bandara Depati Amir. Hal itu untuk mempermudah akses transportasi medis apabila pasien harus dirujuk ke Jakarta.
“Lokasinya tidak boleh jauh dari bandara. Kalau emergency, artinya bisa langsung kita bawa ke Jakarta. Penanganan pertama harus bisa dilakukan di rumah sakit kita,” jelasnya.
Hidayat menilai keberadaan rumah sakit khusus jantung dan stroke akan memberikan dampak berganda (multiplier effect) yang signifikan terhadap perekonomian daerah. Selain meningkatkan layanan kesehatan, proyek ini juga akan menyerap tenaga kerja dan menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Selain untuk kesehatan, keberadaan Rumah Sakit Jantung dan Stroke juga akan memberikan efek ekonomi yang besar. Akan ada lapangan kerja baru, aktivitas ekonomi meningkat, dan bisa menjadi ikon Babel,” tutur Hidayat.
Gubernur juga membuka kemungkinan agar fasilitas serupa dibangun di Belitung.
“Kalau bisa di Belitung juga, kalau dua ini sudah ada ya aman. Tetapi kita jangan minta sakit, ini hanya antisipasi,” katanya.
Dengan dimasukkannya proyek ini ke dalam RPJMD 2025–2029, Pemprov Babel memastikan pembangunan Rumah Sakit Jantung dan Stroke akan menjadi prioritas bersama lintas sektor. Pemerintah berharap rumah sakit tersebut nantinya dapat menjadi pusat rujukan regional di wilayah Sumatera bagian selatan.
“Semua pihak harus bersinergi agar rumah sakit ini benar-benar terwujud dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Ini adalah investasi besar di bidang kesehatan,” tutup Joko. (Sumber : Bangkapos, Editor : KBO Babel)













