KBOBABEL.COM (BANGKA BELITUNG) — Komitmen Indonesia dalam mendorong transisi energi bersih terus mendapat dukungan dari berbagai sektor, termasuk industri strategis. Hal ini terlihat dari langkah PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Bangka Belitung yang menjalin kerja sama dengan PT Mitra Stania Prima (MSP) melalui penandatanganan perjanjian penjualan Renewable Energy Certificate (REC). Jum’at (19/9/2025)
Acara penandatanganan berlangsung di Aula UP3 Bangka, Pangkalpinang, dan menjadi tonggak penting dalam sinergi antara sektor ketenagalistrikan dan industri pertambangan timah. Kerja sama ini tidak hanya menjadi bukti nyata peran PLN dalam mendukung agenda transisi energi nasional, tetapi juga memperlihatkan keseriusan industri tambang di Bangka Belitung dalam mewujudkan keberlanjutan lingkungan.
PLN Apresiasi Langkah PT MSP
General Manager PLN UIW Bangka Belitung, Ira Savitri, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada PT MSP yang konsisten menggunakan energi hijau melalui REC sejak tahun 2023. Menurutnya, MSP telah menjadi pelopor di sektor pertambangan timah Bangka Belitung dalam mengadopsi energi terbarukan.
“PT MSP telah menunjukkan bahwa industri juga dapat berperan aktif dalam transisi energi. Kami berharap semangat ini dapat menginspirasi industri lainnya di Bangka Belitung untuk turut serta menciptakan ekosistem energi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” kata Ira.
Ia menjelaskan, hingga kini PT MSP telah membeli total 21.697 unit REC dari PLN. Angka ini mencerminkan kontribusi besar perusahaan terhadap pengurangan emisi karbon sekaligus memperkuat posisi Bangka Belitung dalam peta transisi energi nasional.
Sebagai bentuk penghargaan, PLN memberikan Plakat Green Energy kepada PT MSP atas komitmennya dalam mendukung energi bersih.
MSP Bertransformasi dari Energi Fosil ke Energi Hijau
Direktur Operasional PT MSP, An Sudarno, dalam kesempatan tersebut mengungkapkan perjalanan perusahaannya sebelum beralih ke energi listrik PLN. Menurutnya, penggunaan energi fosil dalam proses peleburan timah tidak hanya membebani biaya operasional tetapi juga berdampak pada kualitas produksi.
Namun, sejak beralih ke listrik PLN dengan daya terpasang 5,7 megawatt (MW), perusahaan merasakan peningkatan signifikan dalam performa produksi.
“Penggunaan REC menjadi indikator penting dalam keberhasilan PT MSP meraih penghargaan PROPER Hijau untuk unit Smelter (2023 & 2024) dan Tambang Mapur (2024). Kami optimis langkah ini membawa kami menuju target selanjutnya, yaitu meraih PROPER Emas. Kami ingin menjadi perusahaan timah ramah lingkungan pertama di Asia Tenggara,” jelas An Sudarno.
Lebih jauh, ia menekankan bahwa visi PT MSP adalah membangun industri yang berkelanjutan tidak hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga bertanggung jawab terhadap lingkungan.
“Dengan REC, kami berusaha membuktikan bahwa industri pertambangan bisa sejalan dengan prinsip keberlanjutan. Kami tidak hanya ingin meningkatkan daya saing, tapi juga memberi manfaat bagi lingkungan dan masyarakat,” tambahnya.
PLN Siap Pasok Energi Bersih untuk Industri
Manager PLN UP3 Bangka, Muhammad Taufik, menegaskan bahwa PLN siap mendukung pertumbuhan industri di Bangka Belitung melalui pasokan listrik yang andal, bersih, dan sesuai kebutuhan pelanggan.
“PLN siap berkolaborasi dan memenuhi kebutuhan daya tambahan PT MSP kapan saja dibutuhkan. Kami mendukung penuh langkah industri yang mengadopsi energi bersih sebagai bagian dari transformasi bisnis mereka,” ujar Taufik.
Ia menambahkan, pihaknya juga terbuka untuk menjalin kerja sama dengan industri lain di wilayah Bangka Belitung. Dengan pemanfaatan REC, perusahaan dapat mengakses energi baru terbarukan secara transparan, tanpa perlu membangun infrastruktur sendiri.
Apa Itu REC?
Renewable Energy Certificate (REC) merupakan salah satu instrumen produk hijau inovatif yang ditawarkan PLN untuk memudahkan pelanggan memperoleh pengakuan atas penggunaan energi baru terbarukan (EBT).
Satu unit REC setara dengan 1 megawatt hour (MWh) atau 1.000 kilowatt hour (kWh) energi terbarukan yang dihasilkan pembangkit EBT milik PLN. Melalui skema ini, pelanggan dapat memastikan bahwa energi yang mereka gunakan berasal dari sumber ramah lingkungan.
Secara global, REC telah diakui sebagai instrumen standar untuk mendukung pemanfaatan energi bersih. Hingga Semester I 2025, penjualan REC PLN secara nasional telah mencapai 13,68 terawatt hour (TWh). Angka ini menunjukkan meningkatnya minat pelanggan industri dan korporasi dalam mendukung transisi energi bersih.
“REC adalah solusi sederhana tetapi berdampak besar. Melalui pembelian REC, pelanggan dapat berkontribusi dalam mendukung pengurangan emisi karbon tanpa harus membangun pembangkit EBT sendiri,” jelas Ira Savitri.
Peran Strategis dalam Agenda Nasional Transisi Energi
Kerja sama antara PLN dan PT MSP mencerminkan langkah strategis dalam mendukung agenda nasional transisi energi yang menargetkan peralihan dari energi fosil menuju energi terbarukan.
Pemerintah Indonesia menargetkan bauran energi baru terbarukan mencapai 23 persen pada 2025 dan meningkat menjadi 31 persen pada 2050. Untuk mencapai target tersebut, dibutuhkan kolaborasi erat antara pemerintah, BUMN, dan sektor swasta.
PLN sebagai perusahaan penyedia listrik nasional berkomitmen menyediakan akses energi bersih melalui beragam inisiatif, termasuk REC. Di sisi lain, PT MSP sebagai perusahaan tambang menunjukkan bahwa industri dengan konsumsi energi besar juga bisa menjadi bagian penting dari solusi keberlanjutan.
Harapan untuk Industri Lain
Dengan terjalinnya kerja sama ini, PLN optimis dapat terus mendorong transisi energi bersih di Indonesia, sekaligus memperkuat ekosistem industri yang berkelanjutan dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Bagi PT MSP, perjanjian REC bukan hanya komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan, tetapi juga strategi untuk meningkatkan daya saing global. Di tengah meningkatnya perhatian dunia terhadap isu lingkungan, perusahaan tambang yang ramah lingkungan akan memiliki nilai tambah di pasar internasional.
“Kami berharap langkah PT MSP ini menjadi inspirasi bagi perusahaan lain, khususnya di Bangka Belitung, untuk mengadopsi solusi energi bersih. Dengan begitu, kita bisa bersama-sama mendukung tujuan global mengatasi perubahan iklim,” kata Ira.
Menuju Pemimpin Energi Bersih di Asia Tenggara
Langkah progresif ini diharapkan menjadikan Indonesia, khususnya Bangka Belitung, sebagai pionir dalam penerapan energi bersih dan berkelanjutan di Asia Tenggara. Ke depan, kolaborasi serupa diharapkan semakin banyak terjalin agar sektor industri di daerah mampu berkembang dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.
Kerja sama PLN dan PT MSP menjadi bukti bahwa transformasi energi bersih bukan sekadar wacana, tetapi bisa diimplementasikan melalui solusi konkret yang memberi manfaat langsung bagi industri, masyarakat, dan lingkungan.
Dengan REC sebagai instrumen transisi energi, Indonesia berpeluang memperkuat posisinya sebagai pemimpin di kawasan dalam penerapan energi ramah lingkungan, sekaligus menunjukkan kepada dunia bahwa pembangunan ekonomi bisa berjalan seiring dengan keberlanjutan lingkungan. (Sumber : Wow Babel, Editor : KBO Babel)