Opini & Artikel

Calon Independen, Ancaman atau Harapan Baru Demokrasi Lokal? (Opini)

Advertisements

<h4 class&equals;"jeg&lowbar;post&lowbar;title">Puteri Utami &colon; &OpenCurlyDoubleQuote;Fitnah Dan Ketakutan&comma; Ketika Politik Tak Siap Menerima Oposisi Non- Partai”<&sol;h4>&NewLine;<p><strong><a href&equals;"http&colon;&sol;&sol;KBOBABEL&period;COM">KBOBABEL&period;COM<&sol;a>  &lpar;Pangkalpinang&rpar;<&sol;strong> – Pilkada ulang Pangkalpinang kembali memanas&comma; bukan karena adu visi-misi&comma; tetapi oleh tudingan serius terhadap salah satu kelompok calon independen&colon; <a href&equals;"http&colon;&sol;&sol;KBOBABEL&period;COM">Tim Merdeka<&sol;a>&comma; pendukung pasangan <a href&equals;"http&colon;&sol;&sol;KBOBABEL&period;COM">Eka Mulya Putra dan Radmida Dawam<&sol;a>&period; Mereka dituduh menyalahgunakan data pribadi warga dalam proses pengumpulan dukungan&period; Tuduhan ini bukan saja berbahaya&comma; tetapi juga mengkhawatirkan bagi masa depan demokrasi lokal&period;<&sol;p>&NewLine;<p>Tim Merdeka telah memberikan bantahan keras&comma; menyebut tudingan itu sebagai upaya delegitimasi dan penggiringan opini publik secara sepihak&period; Dan jika kita telisik lebih jauh&comma; respons cepat dan detil dari Tim Merdeka mengindikasikan bahwa mereka tidak hanya siap menghadapi tuduhan tersebut&comma; tapi juga mengungkap ketakutan nyata sebagian pihak terhadap keberadaan calon independen&period;<&sol;p>&NewLine;<p>Inilah realitas politik kita hari ini&colon; ketika seseorang di luar sistem partai mencoba masuk ke gelanggang demokrasi&comma; mereka kerap disambut bukan dengan fair play&comma; tetapi dengan tuduhan&comma; framing&comma; bahkan intimidasi&period; Lalu publik disuguhi narasi negatif yang membayangi setiap gerak calon independen&comma; seolah-olah mereka adalah ancaman bagi tatanan&period;<&sol;p>&NewLine;<p>Padahal&comma; kehadiran calon independen justru merupakan esensi dari demokrasi itu sendiri&colon; memberi ruang bagi rakyat untuk memilih alternatif&comma; bukan hanya memilih dari apa yang ditawarkan partai politik&period; Sistem kotak kosong yang terjadi di Pilkada sebelumnya menunjukkan betapa demokrasi lokal bisa begitu kering akan pilihan&period; Maka&comma; bukankah logis jika publik mulai merindukan adanya figur-figur baru yang muncul dari luar sistem&quest;<&sol;p>&NewLine;<p>Tudingan penyalahgunaan data oleh Tim Merdeka terasa janggal&period; Mengapa&quest; Karena proses pengumpulan dukungan calon independen adalah tahapan resmi dan sangat ketat&period; Ada pengawasan langsung dari KPU dan Bawaslu&period; Bahkan&comma; KTP dukungan yang diberikan warga harus diverifikasi faktual ke lapangan&period; Menyalahgunakan data dalam sistem seketat itu&quest; Rasanya seperti menuduh seseorang menipu di tengah kerumunan CCTV&period;<&sol;p>&NewLine;<p>Yang menarik&comma; tudingan ini muncul setelah kegiatan sosial seperti bazar minyak goreng murah yang digelar Tim Merdeka mendapat atensi publik&period; Padahal&comma; bantuan sosial dalam kontestasi politik bukan hal baru—bahkan partai politik besar pun kerap melakukannya&period; Perbedaannya&comma; ketika itu dilakukan oleh pihak independen&comma; narasinya langsung berubah menjadi &OpenCurlyDoubleQuote;politik transaksional” atau &OpenCurlyDoubleQuote;modus pencurian data”&period;<&sol;p>&NewLine;<p>Sarpin&comma; Ketua Tim Merdeka&comma; menyebut bahwa tidak ada kewajiban bagi warga yang menerima subsidi minyak untuk memberikan dukungan&period; Bahkan ada pengakuan warga yang ditawari uang untuk mencabut dukungan mereka terhadap pasangan independen&period; Jika benar&comma; ini justru mengindikasikan adanya upaya sistematis untuk menjegal langkah mereka&period;<&sol;p>&NewLine;<p>Pertanyaannya kemudian&colon; siapa yang merasa terancam oleh keberadaan calon independen&quest; Tentu saja pihak-pihak yang selama ini menikmati status quo politik&period; Calon independen kerap dianggap &OpenCurlyDoubleQuote;liar”—tidak bisa dikendalikan oleh jaringan partai dan karenanya sulit diprediksi&period; Tapi dalam kerangka demokrasi&comma; justru keberagaman pilihan itulah yang menjadi indikator sehat atau tidaknya sistem politik kita&period;<&sol;p>&NewLine;<p>Kritik yang harus kita ajukan bukanlah kepada calon independen yang berani maju&comma; tapi kepada sistem politik yang terlalu tertutup&comma; terlalu eksklusif&comma; dan sering kali alergi terhadap kekuatan alternatif&period; Kita tidak sedang bicara tentang siapa yang menang atau kalah dalam Pilkada&period; Kita bicara soal siapa yang berhak maju&comma; siapa yang berhak dipilih&comma; dan siapa yang berhak memilih&period;<&sol;p>&NewLine;<p>Dalam konteks itu&comma; kita seharusnya mendukung keterbukaan proses politik&comma; termasuk memberi ruang yang setara bagi calon independen&period; Jika mereka bersalah&comma; tentu ada mekanisme hukum yang bisa dijalankan&period; Tapi jika mereka difitnah&comma; maka publik harus kritis terhadap motif di balik narasi yang disebar&period;<&sol;p>&NewLine;<p>Demokrasi tidak boleh dimonopoli oleh elite&period; Demokrasi adalah hak rakyat&period; Ketika rakyat menyatakan dukungan kepada calon independen&comma; itu adalah suara demokrasi yang paling murni&period; Maka&comma; siapa pun yang berupaya meredamnya dengan fitnah dan delegitimasi sesungguhnya sedang merusak sendi demokrasi itu sendiri&period;<&sol;p>&NewLine;<p>Dan akhirnya&comma; seperti dikatakan Tim Merdeka&colon; &OpenCurlyDoubleQuote;Kami memang tak bersenjata penuh seperti partai&period; Tapi kami punya keberanian&period;” Mungkin&comma; justru keberanian inilah yang kini membuat banyak pihak merasa gentar&period; &lpar;<a href&equals;"http&colon;&sol;&sol;KBOBABEL&period;COM">Redaksi<&sol;a>&rpar;<&sol;p>&NewLine;<p>————————————————————————————————–<&sol;p>&NewLine;<p><em>Penulis &colon; <a href&equals;"http&colon;&sol;&sol;KBOBABEL&period;COM"><strong>Puteri Utami&comma; S&period;P&period;&comma; C&period;PW<&sol;strong><&sol;a>&comma; Alumni Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya &lpar;UNSRI&rpar; Tahun 2023&comma; saat ini menjadi Editor di Jejaring Media KBO Babel&period; Artikel&sol;Opini dibuat berdasarkan pemberitaan dari media online Babel tertanggal 24 April 2025&period;<&sol;em><&sol;p>&NewLine;<p><em>Saran &amp&semi; Masukan terkait dengan tulisan opini silahkan disampaikan ke nomor redaksi 0812-7814-265 atau 0821-1227-4004<&sol;em><&sol;p>&NewLine;

kbobabelgroup@gmail.com

Recent Posts

Teman Dekat Ungkap Detik-Detik Gustiwiw Ditemukan Tak Bernyawa

KBOBABEL.COM (Bandung) – Dunia hiburan Tanah Air berduka atas meninggalnya musisi sekaligus komedian Gusti Irwan…

3 jam ago

Novel Baswedan Ditunjuk Jadi Wakil Satgassus Penerimaan Negara, KPK: “Bisa Tutup Celah Korupsi”

KBOBABEL.COM (JAKARTA) – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memberikan tanggapan positif terhadap penunjukan Novel Baswedan sebagai…

3 jam ago

PT Timah Restocking 400 Kepiting Bakau di Kundur, Dukung Kelestarian Ekosistem dan Kesejahteraan Nelayan

KBOBABEL.COM (KARIMUN) – PT Timah kembali menunjukkan komitmennya dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mendukung kesejahteraan…

3 jam ago

Dukung Pelestarian Pantai Batu Tunggal, PT Timah Serahkan Bantuan Alat Kebersihan

KBOBABEL.COM (BANGKA) – PT Timah Tbk kembali menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.…

4 jam ago

Jamda V Pramuka Babel 2025: Lebih dari 2.000 Peserta Berkumpul di Balun Ijuk

KBOBABEL.COM (BANGKA) – Lebih dari 2.000 peserta dari enam kabupaten dan satu kota di Provinsi…

4 jam ago

Rahmad Sukendar Desak Pergantian Kapolri: “Waktunya Polri Dipimpin Sosok Berani dan Bersih!

KBOBABEL.COM (Jakarta) - Ketua Umum Badan Peneliti Independen Kekayaan Penyelenggara Negara dan Pengawas Anggaran Republik…

5 jam ago