Tragedi Garut: 13 Orang Tewas Akibat Ledakan Susulan di Lokasi Pemusnahan Bom

Ledakan Maut di Desa Sagara: Belasan Warga Meregang Nyawa Saat Berebut Logam Bekas

banner 468x60
Advertisements

KBOBABEL.COM (Jawa Barat) – Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, dikejutkan oleh sebuah tragedi yang merenggut nyawa belasan warga. Sedikitnya 13 orang tewas akibat ledakan susulan dari amunisi yang belum sepenuhnya meledak di lokasi pemusnahan bahan peledak milik TNI pada Senin pagi, 12 Mei 2025. Selasa (13/5/2025)

Peristiwa ini bermula ketika sejumlah warga mendekati lokasi pemusnahan sesaat setelah proses dianggap selesai. Mereka mengumpulkan selongsong bom yang terbuat dari logam bernilai ekonomi tinggi, seperti kuningan dan besi. Tanpa disadari, bom yang belum sepenuhnya hancur meledak kembali dan menewaskan mereka seketika.

banner 336x280

Ledakan itu membawa duka mendalam, terutama bagi keluarga korban yang sebagian besar masih dalam keadaan syok. Tragedi ini juga memicu sorotan publik terhadap sistem pengamanan lokasi operasi militer yang dinilai lemah dan membahayakan masyarakat sipil.

Dedi Duha, salah satu kerabat korban, mengungkapkan kesedihan mendalam yang dirasakan keluarganya. Ia mengatakan bahwa keluarganya masih menunggu proses identifikasi dan kemungkinan otopsi di RSUD Pameungpeuk.

“Kami masih tunggu kabar, katanya akan diotopsi dulu. Belum tahu pasti bagaimana kejadiannya,” ujar Dedi. Ia juga menyebut bahwa jumlah korban tewas yang diketahuinya mencapai 13 orang. Namun, terdapat laporan lain yang menyebutkan angka berbeda.

Warga mendekati lokasi pemusnahan untuk mencari sisa logam dari selongsong bom karena situasi ekonomi yang sulit. Barang-barang berbahan logam bernilai tinggi seperti kuningan dan besi sering kali menjadi incaran warga untuk dijual kembali. Namun, kali ini pencarian tersebut berubah menjadi tragedi besar.

Tragedi ini memunculkan berbagai pertanyaan tentang protokol keamanan dalam operasi militer. Warga dapat mendekati area pemusnahan hanya beberapa saat setelah ledakan awal. Hal ini menimbulkan kecurigaan terhadap absennya perimeter pengamanan dan petugas yang seharusnya membatasi akses ke lokasi berbahaya.

Publik juga mendesak transparansi dan pertanggungjawaban dari pihak terkait. Banyak yang menganggap tragedi ini sebagai bukti adanya kelalaian sistemik dalam penanganan operasi berisiko tinggi seperti pemusnahan bahan peledak.

Hingga berita ini diturunkan, pihak militer dan kepolisian belum memberikan penjelasan lengkap mengenai kronologi kejadian. Kapendam III Siliwangi, Kolonel Mahmudin, menyatakan bahwa investigasi tengah berlangsung untuk mencari tahu penyebab pasti ledakan susulan tersebut.

“Kami masih melakukan penyelidikan terkait peristiwa ini. Penanganan lebih lanjut sedang dilakukan oleh tim gabungan,” ujarnya.

Hal senada disampaikan oleh KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak. Ia menegaskan bahwa pihak militer akan mengambil langkah tegas untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang.

“Kami sedang evaluasi protokol pengamanan agar tragedi seperti ini tidak terjadi lagi,” kata Maruli. (Sumber: Radar Kudus, Editor: KBO Babel)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *