Bukan Lagi Adu Visi, Debat Pilwako Pangkalpinang Jadi Panggung Lawak Politik – Paslon Nomor 1 Kuasai Arena!

banner 468x60
Advertisements

KBOBABEL.COM (PANGKALPINANG) – Debat publik perdana Pilwako Pangkalpinang (8/8) di Aston Hotel meninggalkan cerita tak biasa. Gelak tawa, celetukan nyeleneh, dan momen kocak justru lebih mendominasi dibanding adu gagasan. Namun, di tengah suasana yang mirip panggung komedi satir itu, Paslon independen nomor urut 1, Eka Mulya – Radmida Dawam, tampil paling mendominasi dan menguasai arena. Sabtu (9/8/2025)

Paslon Nomor 1 Tampil Percaya Diri

banner 336x280

Dari empat pasangan calon yang tampil, Paslon nomor urut 1, Eka Mulya – Radmida Dawam, mencuri perhatian publik. Meski tanpa dukungan partai politik, keduanya tampil percaya diri dan memanfaatkan panggung untuk menyampaikan kritik-kritik tajam namun terukur terhadap kebijakan pemerintahan sebelumnya.

Eka Mulya berbicara dengan nada tegas namun terkendali, sementara Ratmida Dawam tampil penuh energi dan lugas saat memaparkan visi-misi maupun menjawab pertanyaan panelis. Dominasi ini membuat mereka terlihat seperti aktor utama di atas panggung debat.

Zaki Tertawa, Jawaban Tak Terjawab

Petahana Maulan Aklil (Molen) memilih gaya tenang dan serius, mengulang deretan capaian selama masa kepemimpinannya. Namun, sang wakil, Zaki Yamani, justru memunculkan momen tak terduga. Saat mendapat pertanyaan dari pasangan calon lain, Zaki terlihat kesulitan memberi penjelasan yang komprehensif, lalu menutupinya dengan melontarkan lelucon.

“Yang penting kita happy dulu malam ini…,” ujarnya sambil tersenyum lebar, memancing tawa audiens. Namun, di media sosial, sikap ini menuai komentar beragam—sebagian menganggapnya segar, sebagian lain menilai substansi debat jadi hilang.

Profesor, Tapi Jawaban Nyeleneh

Paslon nomor urut 3, Saprudin (Prof Udin) – Dessy Ayutrisana, menjadi duet paling kontras. Gelar akademik tinggi yang disandang Prof Udin ternyata tak selalu berbanding lurus dengan jawaban yang memuaskan publik.

Saat panelis menanyakan strategi mengendalikan inflasi, Prof Udin menjawab santai, “Hidup emak-emak!” Jawaban nyeleneh ini sontak membuat penonton tertawa dan sebagian geleng kepala.

Untungnya, wakilnya, Dessy Ayutrisana, tampil dengan memberikan jawaban lugas yang menjadi penyeimbang dari gaya nyeleneh pasangannya.

Basid, Baleho, dan Pertanyaan yang Menggelitik

Paslon nomor urut 4, Basid Cindai – Dede Purnama, awalnya tampil serius. Basid memaparkan visi-misi yang melibatkan masyarakat dan pihak ketiga dalam pembangunan kota, sementara Dede memilih gaya santai namun penuh ide.

Namun, momen menarik terjadi ketika Basid mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan kepada petahana Molen terkait pengangguran di Pangkalpinang. “Bagaimana cara mengatasi pengangguran di kota ini?” tanya Basid. Molen menjawab santai, “Kita perbanyak lagi baleho di kota Pangkalpinang.” Jawaban itu langsung memicu tawa audiens.

Tidak berhenti di situ, giliran Eka Mulya memberi pertanyaan balik kepada Basid: “Bagaimana saudara mengatasi persoalan maraknya baleho yang dipasang di atas trotoar dan tempat lain yang merusak estetika kota, sehingga Pangkalpinang terlihat kumuh?” Pertanyaan ini menohok, mengingat publik mengetahui Basid adalah pengusaha baleho di kota ini.

Basid mencoba mengelak. Ia menjawab bahwa hal itu adalah kesalahan pemerintah daerah yang tidak tegas dan memperlakukan pengusaha secara tidak adil. Jawaban ini menambah riuh suasana, dengan sebagian penonton tersenyum miring melihat posisi sulit yang dihadapi Basid.

Ada pula momen menarik ketika Ustadz Dede Purnama melontar pertanyaan kepada Radmida Dawam, terkait upaya menekan angka perceraian dan kekerasan seksual pada perempuan dan anak. Radmida menjawab dengan gaya diplomatis bahwa sebagai Ustadz atau pemuka agama, Dede seharusnya lebih gencar memberikan edukasi kepada masyarakat lewat dakwah. Menurutnya jika pemahaman ini menyebar luas, maka persoalan ini dapat diatasi.

Debat Jadi Panggung Hiburan Politik

Debat malam itu menjadi gambaran nyata bahwa pertarungan Pilwako 2025 tidak hanya soal program, tetapi juga soal bagaimana para kandidat membentuk citra diri di hadapan publik. Meski lawan-lawan terjebak dalam momen hiburan politik, Paslon nomor urut 1 terlihat paling memanfaatkan panggung untuk membangun kesan sebagai penantang serius petahana.

Kini, publik menunggu, apakah dominasi di panggung debat akan berlanjut ke dominasi di kotak suara@ red. (Publisher: KBO Babel)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *