KBOBABEL.COM (BANGKA BELITUNG) – Aktivitas tambang timah inkonvensional (TI) ilegal di Desa Beluluk, Kecamatan Pangkalanbaru, Kabupaten Bangka Tengah, terus menuai kecaman warga. Tambang yang beroperasi hanya sekitar lima meter dari pagar rumah warga RT 03 ini bukan saja mengganggu ketenangan, tetapi juga menimbulkan ancaman serius terhadap keselamatan dan kesehatan masyarakat. Selasa (23/9/2025)
Mayang, salah seorang warga setempat, mengaku setiap hari harus hidup dengan rasa cemas. Suara keras mesin tambang terdengar jelas hingga ke dalam rumah, sementara lokasi penambangan yang berada di tanah timbunan menambah risiko longsor.
“Suara mesin tambang itu sampai ke dalam rumah. Kami sangat khawatir terjadi tanah longsor, apalagi sebagian dari tanah tempat tinggal kami ini adalah timbunan yang rawan longsor,” ujar Mayang kepada wartawan, Senin (22/9/2025).
Ancaman Pencemaran Air Bersih
Selain risiko longsor, warga juga mengkhawatirkan potensi pencemaran lingkungan, khususnya sumber air bersih. Sumur bor yang menjadi satu-satunya sumber air warga terancam tercemar oleh aktivitas tambang liar tersebut.
“Kalau air sumur sampai tercemar, kami akan kesulitan mendapatkan air bersih. Ini sudah bukan soal kebisingan lagi, tapi menyangkut kebutuhan dasar hidup kami,” tambah Mayang.
Sejumlah warga lainnya juga menyuarakan keresahan yang sama. Mereka menilai aktivitas tambang liar ini sudah berlangsung terlalu lama dan semakin meresahkan.
Laporan Warga ke Polisi
Warga sebenarnya tidak tinggal diam. Mereka telah melaporkan aktivitas tambang ilegal ini kepada Polsek Pangkalanbaru sejak tiga minggu lalu. Bahkan laporan sudah dilakukan lebih dari tiga kali.
Namun, meski polisi sudah beberapa kali turun ke lokasi, aktivitas tambang tetap berjalan. Kondisi ini membuat warga merasa seolah tidak mendapat perlindungan hukum yang semestinya.
“Mereka sudah diberitahu untuk menghentikan tambang di sini, kami sudah melapor ke Polsek, tapi keesokan harinya mereka tetap melanjutkan aktivitasnya. Kami jadi bingung, harus bagaimana lagi,” ungkap Mayang dengan nada kecewa.
Diduga Ada Pembiaran
Warga mulai menduga ada unsur pembiaran dalam kasus ini. Pasalnya, meskipun sudah ada laporan dan kunjungan aparat, tidak ada tindakan tegas berupa penutupan lokasi atau penangkapan terhadap penambang.
“Kami merasa aparat setempat tidak serius menangani masalah ini. Kalau dibiarkan, lama-lama tambang ini makin meluas dan membahayakan semua orang,” kata seorang warga lain yang enggan disebutkan namanya.
Tuntutan Warga ke Pemerintah
Melihat kondisi yang semakin mengkhawatirkan, warga mendesak agar pihak kepolisian bersama pemerintah daerah segera mengambil langkah nyata untuk menghentikan aktivitas tambang ilegal tersebut.
“Kami berharap pemerintah daerah dan kepolisian segera turun tangan. Jangan tunggu ada korban dulu baru bertindak,” tegas Mayang.
Selain itu, warga juga meminta agar pemerintah menertibkan aktivitas pertambangan ilegal secara menyeluruh, khususnya yang berada dekat dengan pemukiman warga. Menurut mereka, keberadaan tambang liar di lingkungan padat penduduk merupakan bentuk pelanggaran serius terhadap aturan tata ruang dan keselamatan publik.
Belum Ada Keterangan Resmi
Hingga berita ini diterbitkan, Polsek Pangkalanbaru maupun pihak terkait lainnya belum memberikan keterangan resmi terkait langkah penanganan kasus ini. Sementara aktivitas tambang ilegal di RT 03 Desa Beluluk dilaporkan masih terus berlangsung, meski sudah berulang kali diprotes warga.
Keresahan warga semakin memuncak karena aktivitas tambang ini telah berjalan lebih dari tiga minggu tanpa henti. Jika terus dibiarkan, dikhawatirkan bukan hanya bencana tanah longsor yang mengancam, tetapi juga kerusakan lingkungan yang lebih parah, termasuk pencemaran air dan rusaknya ekosistem di sekitar desa.
Warga Menuntut Perlindungan
Warga Desa Beluluk kini menaruh harapan besar kepada aparat penegak hukum dan pemerintah daerah agar bertindak tegas. Mereka menilai sudah cukup lama bersabar, namun belum ada hasil nyata.
“Kami sudah mengadu, tapi sampai sekarang tambangnya tetap berjalan. Ini membuat kami merasa tidak dilindungi,” tutur Mayang.
Jika tidak segera ditindaklanjuti, warga khawatir keresahan ini bisa memicu aksi protes lebih besar. Mereka bertekad akan terus memperjuangkan keselamatan dan hak atas lingkungan yang bersih, sehat, dan aman.
Situasi di Desa Beluluk kini menjadi ujian bagi aparat penegak hukum dan pemerintah daerah. Masyarakat menunggu langkah konkret untuk memastikan keselamatan warga lebih diutamakan daripada kepentingan segelintir penambang ilegal. (Sumber : Wowbabel.com, Editor : KBO Babel)