Cegah Bullying, DPPKBPPPA Bangka Tengah Edukasi Siswa SD dan SMP

Lindungi Hak Anak, Pemkab Bangka Tengah Gelar Sosialisasi Anti Kekerasan di Sekolah

banner 468x60
Advertisements

KBOBABEL.COM (BANGKA TENGAH) — Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Kabupaten Bangka Tengah menggelar kegiatan sosialisasi pencegahan kekerasan terhadap anak yang menyasar sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Program ini berlangsung selama tiga hari, mulai Selasa (23/9/2025) hingga Kamis (25/9/2025), di sejumlah sekolah di Kecamatan Lubuk Besar, Simpang Katis, dan Namang. Jum’at (26/9/2025)

Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk komitmen pemerintah daerah dalam melindungi anak-anak dari berbagai bentuk kekerasan, baik fisik, verbal, maupun psikologis. Kepala DPPKBPPPA Bangka Tengah, Wiwik Susanti, menegaskan pentingnya perhatian serius terhadap perlindungan anak, terutama di lingkungan pendidikan.

banner 336x280

“Anak-anak harus mendapatkan perhatian yang konsisten dan sistematis. Melalui sosialisasi ini, kami ingin mendorong berkurangnya kasus bullying dan kekerasan terhadap anak di sekolah, sekaligus meningkatkan kualitas layanan perlindungan khusus kepada anak,” ujar Wiwik, Jumat (26/9/2025).

Materi Sosialisasi

Dalam sosialisasi ini, para siswa diberikan pemahaman tentang berbagai bentuk kekerasan yang mungkin terjadi di sekitar mereka, mulai dari perundungan, kekerasan fisik, hingga pelecehan verbal dan psikologis. Materi juga mencakup dampak serius yang ditimbulkan, baik terhadap kesehatan mental maupun tumbuh kembang anak.

Selain itu, siswa, guru, dan orang tua diajak untuk mendiskusikan langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan, baik di lingkungan sekolah maupun keluarga.

“Para siswa, orang tua serta para guru juga diajak berdiskusi dan berbagi pengalaman agar lebih memahami pentingnya saling menghargai dan menjaga teman sebaya,” jelas Wiwik.

Peran Semua Pihak

Kepala Bidang Perlindungan Anak DPPKBPPPA Bangka Tengah, Hendri Noviyarto, menekankan bahwa perlindungan anak tidak bisa hanya dibebankan pada pemerintah. Semua pihak, mulai dari orang tua, guru, hingga masyarakat sekitar, harus ikut berperan aktif.

“Perlindungan anak ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama. Dengan adanya sosialisasi ini, kami berharap anak-anak lebih berani bicara jika mengalami kekerasan, dan pihak sekolah bisa lebih sigap dalam memberikan perlindungan,” tutur Hendri.

Ia menjelaskan, salah satu tujuan utama kegiatan ini adalah mendorong keberanian anak untuk menyampaikan pengalaman mereka jika menjadi korban. Dengan demikian, tindak kekerasan dapat segera ditangani dan tidak berlarut-larut.

Hadirkan Narasumber Profesional

Untuk memperkaya wawasan para peserta, DPPKBPPPA Bangka Tengah menghadirkan sejumlah narasumber yang kompeten di bidangnya. Di antaranya, psikiater RSUD Dr. H. Abu Hanifah, dr. Kevin Sulay Wijaya, serta psikolog klinis dari Corien Center Sungailiat yang memberikan materi mengenai dampak psikologis kekerasan pada anak.

“Selain itu, Unit PPA Satreskrim Polres Bangka Tengah turut menyampaikan perspektif hukum terkait perlindungan anak, sementara Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Bangka Tengah memberikan materi tentang keamanan anak di ruang digital,” kata Hendri.

Materi dari Unit PPA Polres Bangka Tengah berfokus pada aspek hukum dan konsekuensi yang dapat menjerat pelaku kekerasan terhadap anak. Hal ini diharapkan memberi pemahaman lebih kepada guru dan orang tua tentang pentingnya melaporkan kasus kekerasan sejak dini.

Sementara itu, materi dari Dinas Kominfo menyoroti tantangan baru di era digital. Anak-anak kini tidak hanya rentan terhadap kekerasan di dunia nyata, tetapi juga di ruang digital, seperti perundungan siber dan ancaman eksploitasi online.

Komitmen Perlindungan Anak

Melalui kegiatan ini, DPPKBPPPA Bangka Tengah ingin memastikan bahwa sekolah menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi anak-anak. Program ini juga sejalan dengan agenda nasional dalam menekan angka kekerasan anak dan mewujudkan Kabupaten Layak Anak.

Menurut Wiwik, sosialisasi ini akan terus dilanjutkan di sekolah-sekolah lain di Bangka Tengah, sehingga cakupannya semakin luas.

“Kami ingin semua anak di Bangka Tengah bisa tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang aman, sehat, dan bebas dari kekerasan,” ujarnya.

Selain itu, ia menekankan bahwa pemerintah daerah juga menyiapkan layanan pengaduan dan pendampingan bagi anak korban kekerasan. Dengan demikian, anak-anak yang mengalami peristiwa traumatis bisa mendapatkan perlindungan hukum sekaligus dukungan psikologis.

Harapan ke Depan

DPPKBPPPA Bangka Tengah berharap dengan adanya kegiatan ini, kasus kekerasan terhadap anak di wilayah tersebut bisa menurun secara signifikan. Para guru diharapkan semakin peka dalam mengenali tanda-tanda anak yang mengalami kekerasan, sementara orang tua semakin terbuka dalam memberikan ruang komunikasi bagi anak-anak mereka.

“Kami ingin membangun kesadaran kolektif bahwa setiap anak berhak mendapatkan perlindungan. Tidak boleh ada lagi pembiaran terhadap kekerasan, baik di sekolah, rumah, maupun lingkungan sosial. Semua pihak harus bersatu untuk melindungi anak-anak kita,” tegas Hendri.

Dengan sinergi antara pemerintah, sekolah, orang tua, aparat penegak hukum, dan masyarakat, diharapkan Bangka Tengah bisa menjadi daerah yang lebih ramah anak dan bebas dari tindak kekerasan. (Sumber : Bangkapos, Editor : KBO Babel)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *