
KBOBABEL.COM (BABEL) — Antrean panjang kendaraan kembali terjadi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 24.331144 di Jalan Fatmawati, Kampak, Kota Pangkalpinang, Rabu (12/11/2025). Sejak pagi, puluhan truk besar dan mobil kecil tampak berjejer di bahu jalan, menunggu giliran untuk mengisi bahan bakar jenis solar subsidi. Fenomena ini kembali menimbulkan keresahan di kalangan warga dan pengguna jalan. Kamis (13/11/2025)
Pantauan di lokasi menunjukkan antrean memanjang hingga beberapa ratus meter. Deretan kendaraan besar seperti truk pasir dan truk angkut material tampak mendominasi barisan. Namun, di antara mereka juga terlihat banyak mobil kecil, seperti Isuzu Panther dan minibus bermesin diesel, yang diduga kuat digunakan oleh para “pengerit” atau pelangsir solar bersubsidi.

Menurut keterangan sejumlah warga dan pengendara, keberadaan mobil-mobil kecil tersebut sudah menjadi pemandangan rutin di SPBU Fatmawati. Mobil-mobil itu diduga telah dimodifikasi agar mampu menampung bahan bakar dalam jumlah besar untuk dijual kembali dengan harga lebih tinggi.
“Mobil-mobil kecil itu diduga ‘pengerit’. Biasanya mereka isi solar penuh, lalu keluar sebentar dan kembali antre lagi. Begitu terus setiap hari,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya kepada awak media, Rabu (12/11/2025).
Ia menambahkan, antrean kendaraan yang memakan bahu jalan kerap mengganggu aktivitas warga di sekitar lokasi, terutama bagi pengendara yang hendak menuju pusat kota atau mengantar anak ke sekolah.
“Hampir setiap hari truk-truk parkir di pinggir jalan dan sudah memakan badan jalan. Ini sangat mengganggu aktivitas kami yang lalu lalang di sini,” tambahnya dengan nada kesal.
Selain menghambat arus lalu lintas, antrean panjang kendaraan ini juga mengganggu akses ke sejumlah toko dan tempat usaha di sepanjang Jalan Fatmawati. Pemilik toko mengeluhkan penurunan jumlah pembeli karena pelanggan kesulitan memarkir kendaraan akibat padatnya antrean di sekitar SPBU.
“Kalau sudah ramai seperti ini, pembeli enggan mampir karena takut terjebak antrean. Padahal, jalan ini biasanya ramai oleh pembeli,” ujar salah seorang pedagang di sekitar SPBU.
Upaya konfirmasi kepada pengelola SPBU 24.331144, Arafat, tidak mendapatkan tanggapan. Saat dihubungi awak media melalui pesan WhatsApp maupun panggilan telepon, yang bersangkutan tidak memberikan respons apa pun.
Sementara itu, Kapolsek Gerunggang, Iptu Sri Widodo, saat dimintai keterangan terkait kondisi antrean panjang yang mengganggu lalu lintas, memberikan jawaban singkat. “Terima kasih, Bang,” ujarnya singkat tanpa menjelaskan langkah yang akan diambil pihak kepolisian untuk mengurai antrean tersebut.
Terpisah, pihak Pertamina Bangka juga belum memberikan keterangan resmi mengenai antrean panjang kendaraan solar di SPBU Fatmawati. Saat dikonfirmasi oleh awak media, perwakilan Pertamina hanya menyampaikan bahwa pihaknya sedang menyiapkan pernyataan resmi.
“Kami siapkan dulu, Mas, statemennya ya,” ujar salah satu perwakilan Pertamina Bangka.
Fenomena antrean solar di SPBU Fatmawati bukan kali pertama terjadi. Dalam beberapa bulan terakhir, situasi serupa sering muncul di sejumlah SPBU di Pangkalpinang dan sekitarnya. Kondisi ini umumnya terjadi akibat meningkatnya permintaan solar bersubsidi, terutama oleh pelaku usaha transportasi dan kendaraan modifikasi yang digunakan untuk menimbun atau menjual kembali bahan bakar tersebut.
Pihak aparat penegak hukum diharapkan dapat memperketat pengawasan di sekitar SPBU guna mencegah praktik penyelewengan bahan bakar subsidi yang merugikan masyarakat. Pengawasan ketat terhadap kendaraan yang mencurigakan dan inspeksi terhadap tangki modifikasi juga menjadi langkah penting untuk memutus rantai penyalahgunaan BBM bersubsidi.
Warga berharap pemerintah daerah dan Pertamina segera mengambil langkah tegas agar antrean seperti ini tidak terus berulang.
“Kami harap ada penertiban. Kalau terus dibiarkan, ya begini terus keadaannya, bikin macet dan mengganggu warga,” ujar warga lainnya dengan nada prihatin.
Hingga berita ini diturunkan, aktivitas pengisian solar di SPBU Fatmawati masih berlangsung dengan antrean panjang yang belum terurai. Pihak Keamanan SPBU tampak berusaha mengatur kendaraan agar tidak terlalu memakan badan jalan, namun antrean tetap mengular akibat tingginya jumlah kendaraan yang ingin mendapatkan solar subsidi. (Sumber : Radar Bahtera, Editor : KBO Babel)











