KBOBABEL.COM (PANGKALPINANG)— Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mencatat peningkatan tajam kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) sepanjang tahun 2025. Hingga September 2025, total 140.376 kasus tercatat dari seluruh kelompok usia, atau meningkat 49 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 114.410 kasus. Kamis (13/11/2025)
Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Babel, Meiristia Qomariah, SKM, M.Epid, mengungkapkan bahwa lonjakan kasus ISPA tahun ini sangat dipengaruhi oleh faktor cuaca ekstrem serta perubahan musim yang tak menentu.
“Lonjakan kasus ISPA tahun ini bisa disebabkan oleh pengaruh perubahan musim, terutama saat pancaroba, ketika suhu udara dan kelembaban berubah drastis. Kondisi ini mempercepat perkembangan virus dan bakteri di udara,” jelas Meiristia saat diwawancarai pada Rabu (12/11/2025).
Ia menambahkan bahwa lemahnya daya tahan tubuh masyarakat, kebiasaan merokok, serta kurangnya kesadaran menggunakan alat pelindung diri seperti masker juga memperburuk penyebaran penyakit ini.
“Ketika daya tahan tubuh menurun dan masyarakat abai terhadap perilaku hidup bersih dan sehat, maka potensi tertular penyakit saluran pernapasan meningkat signifikan,” lanjutnya.
Berdasarkan data sebaran wilayah, Kota Pangkalpinang menjadi daerah dengan jumlah kasus tertinggi, mencapai 34.528 kasus, disusul Kabupaten Bangka Tengah sebanyak 26.082 kasus, dan Kabupaten Bangka dengan 22.952 kasus. Sementara itu, Kabupaten Bangka Selatan mengalami peningkatan tertinggi, yakni 106 persen dibandingkan tahun 2024.
“Pangkalpinang menjadi daerah dengan kasus terbanyak karena kesadaran masyarakat untuk berobat ke fasilitas kesehatan sudah cukup tinggi. Sementara di Bangka Selatan, kenaikan disebabkan oleh pelaporan kasus yang semakin baik dari rumah sakit dan puskesmas,” terang Meiristia.
ISPA sendiri merupakan infeksi pada saluran pernapasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh virus dan bakteri seperti rhinovirus, adenovirus, hingga streptococcus pneumoniae. Gejala umum meliputi batuk, pilek, demam, tenggorokan sakit, dan pada kasus berat bisa berkembang menjadi pneumonia.
“Kelembapan tinggi, udara lembab, dan kondisi tubuh yang lemah membuat virus lebih mudah berkembang. Karena itu, ISPA sering meningkat pada musim hujan dan pancaroba,” jelasnya.
Untuk menekan peningkatan kasus, Dinas Kesehatan Babel memperkuat program Pencegahan dan Pengendalian ISPA (P2 ISPA) di seluruh fasilitas kesehatan. Langkah ini meliputi edukasi, pelaporan cepat, serta penyediaan layanan kesehatan bagi masyarakat.
“Sejak awal tahun kami sudah menginstruksikan semua fasilitas kesehatan agar memperbaiki sistem pelaporan kasus ISPA. Kami juga terus melakukan sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat, penggunaan masker, serta cuci tangan pakai sabun,” katanya.
Selain itu, masyarakat diimbau agar segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan bila mengalami gejala ISPA untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
“Jangan menunggu parah. Jika batuk, pilek, dan demam tidak kunjung sembuh, segera ke puskesmas atau rumah sakit agar bisa mendapatkan penanganan medis yang tepat,” imbau Meiristia.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga daya tahan tubuh dengan asupan gizi seimbang, olahraga teratur, dan istirahat cukup, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit kronis.
“ISPA bisa dicegah jika masyarakat disiplin menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta memperkuat imun tubuh. Pola makan bergizi dan cukup istirahat adalah kunci,” tutupnya.
Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga berencana menyiapkan kampanye kesehatan masyarakat menjelang musim hujan untuk mengantisipasi potensi lonjakan kasus baru. Melalui kerja sama lintas sektor, Dinkes Babel berharap angka kasus ISPA di akhir tahun dapat ditekan secara signifikan. (Sumber : Fakta Berita, Editor : KBO Babel)













