KBOBABEL.COM (PANGKALPINANG) — Dukungan politik terus mengalir untuk pasangan Prof. Dr. Saparudin (Prof. Udin) dan Cece Dessy menjelang Pilkada ulang Kota Pangkalpinang 2025. Kali ini, giliran Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang secara resmi menyatakan dukungan penuh terhadap pasangan ini. Pernyataan itu disampaikan langsung oleh Ketua DPW PKB Bangka Belitung, M. Tanwin, dalam konferensi pers yang digelar pada Selasa (16/7).
“Kenapa PKB memilih Prof. Udin dan Cece Desi? Karena mereka pasangan yang representatif. Prof. Udin adalah akademisi dan politisi yang punya rekam jejak sabar, tidak terburu-buru mengejar jabatan, dan kini saatnya beliau tampil,” ujar Tanwin tegas.
Prof. Udin bukan nama asing bagi warga Pangkalpinang. Putra daerah yang telah lama berdomisili di kota ini dikenal aktif di dunia akademik dan sosial politik. Ia diusung oleh PDI Perjuangan, partai dengan basis militan kuat di Bangka Belitung. Bagi PKB, keputusan ini memperkuat keyakinan akan soliditas koalisi akar rumput.
“Kami punya pengalaman koalisi dengan PDIP di berbagai daerah, dan hasilnya cukup membanggakan. Kemenangan bukan hanya soal elite, tapi soal militansi dan kerja nyata dari bawah,” tambah Tanwin.
Sementara itu, Cece Desi dinilai sebagai fenomena baru dalam politik lokal. Meski awalnya kurang dikenal publik, ia sukses menembus DPRD Kota Pangkalpinang dan kini siap naik kelas sebagai calon wakil wali kota.
“Cece Desi adalah istri mantan wali kota yang pernah menjabat di usia muda. Komitmennya saat itu hanya satu periode. Kini, giliran sang istri melanjutkan legacy dengan pendekatan yang berbeda,” ujar Tanwin.
Lebih dari itu, latar belakang etnis Tionghoa dari Cece Desi dianggap sebagai kekuatan inklusif yang mampu merangkul pemilih lintas segmen, termasuk kelompok minoritas.
Dengan gabungan kekuatan struktural partai, militansi akar rumput, dan daya tarik figur, PKB yakin pasangan Prof. Udin–Cece Desi akan menjadi kekuatan serius dalam Pilkada Pangkalpinang 2025. “Insya Allah, pasangan ini solid. Kami yakin, dan Allah bersama kita,” pungkasnya. (M.Taufik/KBO Babel)