Gubernur Jabar Janji Tanggung Biaya Hidup Anak Korban Ledakan Amunisi

Dedi Mulyadi Beri Santunan Rp 50 Juta per Korban Ledakan di Garut

banner 468x60
Advertisements

KBOBABEL.COM (Jawa Barat) – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, berkomitmen untuk memberikan perhatian penuh kepada keluarga korban tewas dalam insiden ledakan amunisi yang terjadi di Garut. Dalam kunjungannya ke RSUD Pameungpeuk pada Selasa (13/5/2025) siang, Dedi menyampaikan sejumlah janji sebagai bentuk tanggung jawab moral pemerintah terhadap para korban. 

Dedi, yang akrab disapa KDM, tiba di RSUD Pameungpeuk didampingi Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Dadang Arif Abdurahman dan Kapolda Jabar Irjen Pol. Rudi Setiawan. Kehadiran mereka disambut keluarga korban yang sedang berduka.

banner 336x280

Dalam kunjungannya, Dedi sempat berbincang langsung dengan keluarga korban untuk mendengarkan keluh kesah mereka serta mengetahui lebih jauh kronologi peristiwa yang merenggut nyawa para pekerja tersebut. Ia juga menyempatkan diri untuk melihat kondisi jenazah para korban di ruang jenazah rumah sakit tersebut.

Komitmen Pemprov Jabar

Usai pertemuan dengan keluarga korban, Dedi mengumumkan langkah-langkah yang akan diambil Pemprov Jawa Barat untuk membantu keluarga yang ditinggalkan. Ia memastikan bahwa seluruh biaya pendidikan dan kehidupan sehari-hari anak-anak korban yang belum menikah akan menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi.

“Untuk anak-anaknya yang belum menikah, itu menjadi tanggung jawab gubernur. Mereka pendidikannya, kehidupan sehari-harinya, biar nanti kami yang mengambil alih tanggung jawab itu,” ujar Dedi kepada wartawan di lokasi.

Selain itu, Pemprov Jawa Barat juga akan memberikan santunan uang tunai sebesar Rp 50 juta per korban kepada keluarga. Uang ini akan digunakan untuk biaya pemulasaraan jenazah dan kebutuhan mendesak lainnya.

“Nah itu langkah-langkah yang kita berikan. Nilai perorangan Rp 50 juta. Untuk yang sekolah, sampai kuliah,” kata Dedi menegaskan.

Korban Adalah Pekerja Berpengalaman

Menurut penuturan Dedi, para korban diketahui bekerja membantu TNI dalam memusnahkan amunisi yang tidak layak pakai. Sebagian besar dari mereka sudah lama menekuni pekerjaan tersebut, bahkan ada yang sudah berpengalaman lebih dari 10 tahun.

“Mereka pengakuannya bekerja di sana. Sudah cukup lama, ada yang sampai 10 tahun membantu dan menjadi profesi yang ditekuni dalam setiap harinya. Dan memang sudah berpengalaman,” jelas Dedi.

Dedi menambahkan bahwa insiden ini menjadi pelajaran berharga untuk memastikan keamanan dan keselamatan kerja dalam setiap proses pemusnahan amunisi. Ia berharap kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.

(Sumber: Detik Jabar, Editor: KBO Babel)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *