Istri Almarhum Adityawarman Tuntut Hukuman Setimpal: “Kalau Bisa Nyawa Dibayar dengan Nyawa”

Tangis Pecah di Polda Babel, Keluarga Adityawarman Tuntut Hukuman Berat untuk Pelaku

banner 468x60
Advertisements

KBOBABEL.COM (PANGKALPINANG) – Duka mendalam masih menyelimuti keluarga mendiang Adityawarman, korban pembunuhan sadis yang terjadi pada Kamis (7/8/2025) lalu. Adityawarman, yang dikenal sebagai sosok wartawan senior Babel, tewas di tangan tukang kebunnya sendiri, Hasan Basri alias Abas, yang bersekongkol dengan rekannya, Martin. Rabu (13/8/2025)

Peristiwa mengenaskan ini terjadi di pondok kebun milik korban di kawasan Dealova, Kota Pangkalpinang. Menurut keterangan pihak kepolisian, korban lebih dulu dianiaya secara brutal oleh kedua pelaku, sebelum akhirnya tubuhnya dibenamkan ke dalam sumur di area kebun tersebut. Aksi keji ini sontak menggemparkan masyarakat Bangka Belitung, terutama rekan-rekan seprofesi korban.

banner 336x280

Polda Kepulauan Bangka Belitung menggelar konferensi pers pada Rabu (13/8/2025) untuk mengungkap detail kasus tersebut. Kapolda Irjen Pol Hendro Pandowo didampingi Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Kombes Pol Muhammad Rivai Arvan memimpin langsung jalannya konferensi pers.

Dalam kesempatan itu, keluarga besar korban turut hadir, termasuk istri almarhum, Novi, bersama empat anak mereka, kakak korban Rudi, serta adiknya Antok. Suasana haru menyelimuti ruangan ketika kedua tersangka, Hasan Basri dan Martin, digelandang ke depan meja konferensi pers. Isak tangis keluarga pecah, beberapa di antaranya tampak tak kuasa menahan air mata dan bersandar untuk menguatkan diri.

Kapolda Hendro Pandowo dan Dirreskrimum Muhammad Rivai Arvan terlihat menyampaikan belasungkawa secara langsung kepada keluarga korban. Usai konferensi pers, Kapolda beserta jajaran menyempatkan diri untuk mengunjungi kediaman almarhum di kawasan Air Itam, Pangkalpinang, guna memberikan dukungan moril.

Dari hasil penyelidikan, polisi memastikan motif pembunuhan ini berkaitan dengan masalah pribadi yang dilatari faktor ekonomi. Kedua pelaku diketahui telah merencanakan aksi tersebut sebelumnya. Hasan Basri, yang sehari-hari bekerja di kebun milik korban, memanfaatkan kedekatan dan pengetahuannya terhadap situasi sekitar lokasi kejadian untuk melancarkan niat jahatnya.

Rekan-rekan seprofesi korban yang hadir di lokasi konferensi pers juga mencoba menghampiri keluarga korban, termasuk mewawancarai istri almarhum. Novi, yang terlihat tegar meski matanya sembab karena tangis, menyampaikan permintaan yang tegas terkait proses hukum yang akan dijalani pelaku.

“Kami menuntut keadilan, jadi nyawa harus dibayar nyawa,” ketus Novi, dengan suara bergetar namun penuh keyakinan.

Ucapan Novi ini mencerminkan amarah sekaligus kesedihan mendalam atas kehilangan sosok suami yang menjadi tulang punggung keluarga. Ia berharap aparat penegak hukum dapat memberikan hukuman setimpal kepada para pelaku agar memberikan efek jera dan rasa keadilan bagi pihak keluarga.

Sementara itu, Kapolda Bangka Belitung menegaskan bahwa pihaknya akan memproses kasus ini secara transparan dan profesional.

“Kami akan mengawal proses hukum hingga tuntas dan memastikan hukuman maksimal sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” ujarnya.

Kematian tragis Adityawarman meninggalkan luka mendalam, tidak hanya bagi keluarga, tetapi juga masyarakat yang mengenalnya sebagai pribadi ramah dan berdedikasi tinggi di bidang pekerjaannya. Kini, keluarga besar korban hanya bisa berharap bahwa proses hukum berjalan cepat dan memberikan vonis yang setimpal bagi para pelaku.

Kasus ini menjadi peringatan keras bahwa kejahatan bisa terjadi di lingkar terdekat sekalipun, dan kepercayaan yang dikhianati sering kali berujung pada tragedi yang sulit dilupakan. (Sumber: BabelAktual.com, Editor: KBO Babel)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *