KBOBABEL.COM (Palembang) – TNI Angkatan Laut (TNI AL) angkat bicara terkait insiden tertembaknya seorang nelayan asal Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel), bernama Yogi Saputra (20), saat sedang melaut hingga harus menjalani operasi di sebuah rumah sakit di Palembang. Yogi bersama sejumlah rekannya diduga melakukan aktivitas ilegal di perairan yang menjadi alasan terjadinya penembakan tersebut. Kamis (17/7/2025)
Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana Pertama TNI Tunggul, membenarkan bahwa penembakan terhadap nelayan tersebut dilakukan menggunakan peluru karet. Insiden itu terjadi di perairan Tanjung Jabung, Jambi, sebagaimana ramai diberitakan sebelumnya.
“Hal tersebut didasari atas kecurigaan terhadap dugaan adanya aktivitas ilegal dan saat tim patroli akan melaksanakan pemeriksaan, nelayan tersebut melarikan diri,” kata Tunggul dalam keterangan resmi yang dilansir dari detikSumbagsel, Selasa (15/7/2025).
Ia menjelaskan bahwa tindakan prajurit TNI AL di lapangan sudah sesuai dengan Prosedur Tetap Kamla Tahun 2009, yang mengatur tentang penghentian dan pemeriksaan kapal yang dicurigai melakukan aktivitas ilegal.
“Di mana telah memberikan peringatan untuk berhenti melalui pengeras suara, selanjutnya memberikan tembakan peringatan dengan peluru hampa, tetapi dua kapal tersebut justru menjauh untuk melarikan diri. Bahkan saat didekati tim dengan menggunakan speedboat, kapal tersebut justru mencoba untuk menabrakkan kapalnya,” ungkapnya.
Kronologi kejadian bermula saat KRI Sutedi Senoputra-378 (KRI SSA-378) tengah melaksanakan patroli di sekitar Perairan Tenggara Tanjung Jabung pada Sabtu, 12 Juli 2025, sekitar pukul 12.45 WIB.
“Terlihat kontak di radar dan AIS dengan nama TB Karya Pasific 2229 yang membawa kapal tongkang TK. Pasific Star 8615 dengan muatan batubara. Terlihat juga kontak tiga kapal nelayan kecil sedang menambatkan tali di buritan tongkang, sehingga diduga adanya tindak ilegal,” kata Tunggul.
Menindaklanjuti dugaan tersebut, KRI SSA-378 melakukan pengejaran terhadap dua kapal nelayan yang tidak kooperatif dan berupaya melarikan diri, yakni KM Aqshal dan KM Aqshal 2. Tim patroli kemudian memerintahkan keduanya untuk merapat ke KRI menggunakan pengeras suara, namun KM Aqshal justru menambah kecepatan dan mengarahkan haluannya untuk menabrak KRI.
“Selanjutnya KRI SSA-378 melepaskan tembakan peringatan pertama menggunakan peluru hampa, namun KM Aqshal tidak mengindahkan instruksi tersebut. Sementara di saat bersamaan, KM Aqshal 2 terus melarikan diri menuju daratan,” jelasnya.
Dalam situasi itu, KRI SSA-378 menerjunkan tim Visit, Board, Search, and Seizure (VBSS) 1 untuk melakukan Pengejaran Penangkapan dan Penyelidikan (Jarkaplid) terhadap KM Aqshal 2 dengan melepaskan tembakan peringatan. Namun, KM Aqshal 2 justru mencoba menabrakkan kapalnya ke tim.
“Tim VBSS 1 melepaskan tembakan dengan peluru karet lima butir ke arah KM Aqshal 2, namun KM Aqshal 2 yang berawakkan lima ABK tetap menambah kecepatan ke arah daratan dengan kondisi satu orang terkena peluru karet,” ungkapnya.
Sementara itu, tim VBSS 2 melaksanakan Jarkaplid terhadap kapal KM Aqshal dengan melepaskan 15 butir peluru karet. Hasilnya, KM Aqshal berhasil diamankan dan dikawal merapat ke lambung kanan KRI dengan kondisi empat ABK, tiga di antaranya mengalami luka ringan akibat peluru karet.
“KM Aqshal berhasil diamankan dan dikawal merapat ke lambung kanan KRI, dengan kondisi ABK empat personel di mana tiga ABK terkena peluru karet dan mengalami luka ringan,” katanya.
Saat dilakukan pemeriksaan dan penggeledahan terhadap KM Aqshal, ditemukan bekas obat-obatan yang diduga psikotropika. Kapal tersebut kemudian dikawal menuju Pangkalan TNI AL Bangka Belitung untuk proses hukum lebih lanjut.
“KM Aqshal di Lanal Bangka Belitung, ABK positif menggunakan narkoba. Jumlah ABK empat personel, tiga luka ringan terkena peluru karet dirawat di Balai Kesehatan Lanal. Pengakuan ABK menyatakan benar bahwasannya menggunakan pukat trawl, dan KM Aqshal tanpa dokumen,” jelas Tunggul.
Sementara itu, KM Aqshal 2 yang berhasil melarikan diri hingga Palembang, ditemukan dalam kondisi satu ABK terkena peluru karet, yakni Yogi Saputra.
“KM Aqshal 2 di Palembang, ABK jumlah lima personel, satu terkena peluru karet kondisi selesai perawatan dari RS Islam Ar Rasyid Palembang (Yogi),” ujarnya.
(Sumber: Detik Sumbagsel, Editor: KBO Babel)