Miris! Bocah 10 Tahun di Toboali Meninggal Usai Dikeroyok Teman Sekolah, Guru Diduga Abai

Bullying Berujung Maut di Bangka Selatan, Keluarga Desak Polisi Usut Tuntas Kematian ZH

banner 468x60
Advertisements

KBOBABEL.COM (TOBOALI) — Seorang siswa sekolah dasar berinisial ZH (10), warga salah satu desa di Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, meninggal dunia usai menjadi korban dugaan kekerasan atau bullying yang dilakukan oleh teman-temannya di lingkungan sekolah. Korban menghembuskan napas terakhirnya di RSUD Bangka Selatan pada Minggu pagi, 27 Juli 2025, setelah sempat dirawat intensif akibat kondisi kritis yang dialaminya. Senin (28/7/2025)

Tragedi ini bermula saat ZH mengeluhkan kepada neneknya bahwa ia telah mengalami pemukulan dan pengeroyokan oleh sejumlah teman sekolahnya. Ironisnya, meskipun ZH sudah melaporkan kejadian tersebut kepada guru di sekolah, tidak ada tindakan atau respons yang diberikan oleh pihak sekolah.

banner 336x280

Menurut penuturan keluarga, setelah kejadian tersebut ZH mengalami muntah-muntah dan kehilangan kesadaran. Ia kemudian dilarikan ke RSUD Bangka Selatan untuk mendapatkan perawatan intensif. Dari hasil pemeriksaan medis, ditemukan luka memar pada bagian perut dan kepala yang diduga menjadi penyebab utama kondisi kritis yang dialami oleh korban.

“Kami rawat anak kami sejak hari Kamis, hingga Minggu saat ia meninggal, tak satu pun guru atau pihak sekolah yang datang menjenguk. Benar-benar menyakitkan,” ujar orang tua korban dengan suara bergetar saat diwawancarai Tim Pena pada Minggu sore, 27 Juli 2025.

Pernyataan tersebut menggambarkan kekecewaan mendalam dari pihak keluarga terhadap institusi pendidikan tempat ZH menempuh pendidikan. Keluarga merasa bahwa tidak adanya dukungan moral maupun kunjungan dari pihak sekolah selama masa perawatan ZH di rumah sakit menunjukkan sikap abai terhadap keselamatan dan kesejahteraan siswa.

Kematian tragis ini menjadi peringatan serius bagi semua pihak, terutama di lingkungan pendidikan dasar, bahwa tindakan bullying bukanlah sekadar kenakalan anak-anak, melainkan sebuah kekerasan yang nyata dan bisa berdampak fatal. Lemahnya tanggapan dari pihak sekolah memperparah luka psikologis dan emosional yang dirasakan oleh keluarga korban.

“Kami hanya ingin keadilan. Jangan sampai ada lagi anak-anak lain yang mengalami nasib serupa. Guru seharusnya menjadi pelindung, bukan abai saat anak-anak butuh pertolongan,” tegas orang tua korban.

Keluarga korban kini mendesak Polres Bangka Selatan untuk mengusut tuntas kasus ini. Mereka berharap agar pelaku kekerasan terhadap ZH diproses secara hukum sesuai dengan aturan yang berlaku. Selain itu, keluarga juga meminta perhatian serius dari Dinas Pendidikan Kabupaten Bangka Selatan dalam membenahi sistem pengawasan terhadap siswa di lingkungan sekolah.

Hingga berita ini ditayangkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak sekolah terkait insiden tragis ini. Publik pun mulai mempertanyakan tanggung jawab dan komitmen sekolah dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan bebas dari kekerasan bagi seluruh siswa.

Kasus ini menjadi cerminan suram kondisi pengawasan di sekolah dasar, dan menambah deretan panjang kasus bullying yang berujung pada kematian di tanah air. Pemerintah daerah dan pihak terkait diharapkan segera turun tangan untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali di kemudian hari. (Sumber: Tintapena.id, Editor: KBO Babel)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *