Pamit Interview Bank, Nazwa Malah Tewas di Kamboja: Ibu Menangis Minta Pemerintah Pulangkan Jenazah

Tragis! Gadis Medan 19 Tahun Meninggal di Kamboja, Biaya Rp138 Juta Halangi Pemulangan

banner 468x60
Advertisements

KBOBABEL.COM (Deli Serdang) – Keinginan seorang gadis muda untuk mengubah hidupnya dengan bekerja di luar negeri justru berujung duka mendalam bagi keluarga. Nazwa Aliya (19), warga Jalan Bejo, Gang Sejahtera, Dusun XVI, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, meninggal dunia setelah sempat menjalani perawatan intensif di sebuah rumah sakit di Kamboja. Senin (18/8/2025)

Nazwa, lulusan SMK Telkom 2 Medan, sejak lama memiliki cita-cita bekerja di luar negeri. Salah satu negara yang ingin ia tuju adalah Kamboja. Namun, sang ibu, Lanniari Hasibuan (53), sejak awal menolak keinginan tersebut karena menilai negara tersebut tidak aman bagi anak gadisnya.

banner 336x280

“Awalnya anak saya minta izin untuk ikut study tour, tapi saya tolak. Lalu, ia minta izin untuk interview di salah satu bank, dan itu saya izinkan,” ujar Lanniari saat ditemui di rumahnya, Jumat (15/8/2025).

Perjalanan tragis itu bermula ketika Nazwa berpamitan kepada ibunya untuk mengikuti wawancara kerja di salah satu bank. Lanniari bahkan sempat berencana mendampingi putrinya. Namun, Nazwa berangkat sendiri pada 28 Mei 2025 dini hari.

“Pada 28 Mei sekitar pukul 05.00 WIB, Nazwa sudah berangkat dari rumah. Saya sempat bangun, tapi karena lelah dan mengantuk, saya tidak terlalu memperhatikan,” tuturnya.

Sehari kemudian, Lanniari mendapatkan pesan WhatsApp dari Nazwa. Pesan itu hanya berisi informasi bahwa putrinya meninggalkan kunci rumah di jendela. Saat dicoba dihubungi, Nazwa justru meminta agar komunikasi dilakukan lewat SMS saja.

Tak lama berselang, kabar mengejutkan datang. Nazwa ternyata bukan mengikuti interview di Medan, melainkan sudah berada di Bangkok, Thailand.

“Saya sempat pingsan saat mendengar itu. Waktu saya tanya dengan siapa ke Bangkok, Nazwa bilang bersama teman PKL-nya. Tapi setelah saya desak, ia mengaku pergi sendiri,” ungkap Lanniari.

Keluarga kembali dibuat terkejut pada awal Agustus. Lanniari menerima informasi dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Phnom Penh bahwa Nazwa dalam kondisi sakit dan sedang dirawat di State Hospital, Provinsi Siem Reap, Kamboja.

Namun, keinginan Lanniari untuk segera menyusul anaknya tidak diizinkan pihak KBRI.

“KBRI melarang saya datang ke Kamboja karena katanya anak saya benci melihat saya. Mereka sarankan adik saya atau keluarga lain yang berangkat,” kata Lanniari.

Sayangnya, kondisi Nazwa tidak kunjung membaik. Pada 12 Agustus 2025, keluarga menerima kabar duka bahwa Nazwa telah meninggal dunia.

“Saya dapat kabar tanggal 7 Agustus anak saya dirawat di RS, dan kemarin, 12 Agustus, saya kembali dikabarkan kalau anak saya sudah meninggal dunia,” ucap Lanniari dengan suara bergetar.

Hingga saat ini, jasad Nazwa masih berada di State Hospital, Kamboja. Proses pemulangan jenazah ke Indonesia terkendala biaya yang sangat besar.

Menurut keterangan keluarga, biaya yang dibutuhkan mencapai 8.500 Dollar Amerika atau sekitar Rp 138 juta. Jumlah ini tentu di luar kemampuan keluarga Nazwa.

“Saya tidak punya uang sebanyak itu. Saya sangat berharap pemerintah membantu pemulangan jenazah anak saya,” ujarnya lirih.

Kabar kepergian Nazwa menjadi pukulan berat bagi keluarga. Sang ibu yang ditinggalkan kini hanya bisa berharap uluran tangan pemerintah pusat maupun daerah agar jenazah putrinya bisa segera dipulangkan ke tanah air untuk dimakamkan secara layak.

Sambil menahan air mata, Lanniari menyampaikan permohonan agar pemerintah memberi perhatian khusus terhadap kasus yang menimpa anaknya.

Ia juga berharap kejadian tragis ini bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat agar lebih waspada terhadap berbagai tawaran pekerjaan di luar negeri yang tidak jelas.

Kini, yang tersisa hanyalah duka mendalam dan doa keluarga agar Nazwa bisa kembali pulang, meski hanya dalam keadaan tidak bernyawa. (Sumber: Kompas.com, Editor: KBO Babel)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *