Pemkab Bangka Barat Gencarkan Program Genting, Targetkan Tekan Stunting

Program Orang Tua Asuh Jadi Andalan Pemkab Bangka Barat Atasi Stunting di Desa Zona Merah

banner 468x60
Advertisements

KBOBABEL.COM (BANGKA BARAT) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, terus berupaya keras menekan angka stunting. Meski prevalensi stunting secara umum menunjukkan tren penurunan, masih terdapat empat desa yang masuk kategori zona merah dengan angka kasus cukup tinggi. Rabu (24/9/2025)

Langkah strategis yang kini digencarkan Pemkab Bangka Barat adalah program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting). Program ini menyasar ibu hamil, ibu menyusui, serta keluarga dengan anak usia 0–23 bulan. Melalui pendekatan orang tua asuh, pemerintah berharap ada sinergi nyata dari masyarakat untuk membantu keluarga yang rentan stunting, baik dari aspek gizi maupun pola asuh.

banner 336x280

“Partisipasi masyarakat sangat penting. Dengan adanya orang tua asuh, diharapkan anak-anak dan ibu yang membutuhkan dapat lebih cepat mendapat intervensi gizi dan kesehatan,” jelas Wakil Bupati Bangka Barat, Yus Derahman, dalam keterangannya, Rabu (24/9/2025).

Tren Penurunan

Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2024, prevalensi stunting di Kabupaten Bangka Barat mencapai 19,6 persen. Angka ini menempatkan Bangka Barat di posisi ketiga se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Meski demikian, pencapaian tersebut lebih baik dibanding tahun sebelumnya yang masih berada di angka 20,6 persen.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga mencatat, sejak 2018 hingga Februari 2025, prevalensi stunting di Bangka Barat berhasil ditekan hingga 7,6 persen, lebih rendah dari rata-rata nasional. Data ini menunjukkan adanya kemajuan signifikan dalam program percepatan penurunan stunting.

“Capaian ini tentu memberi optimisme, namun kita tidak boleh lengah karena masih ada desa yang menghadapi prevalensi cukup tinggi. Itu menjadi tantangan bersama,” tegas Yus Derahman.

Empat Desa Zona Merah

Laporan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) per Februari 2025 masih menunjukkan adanya desa dengan kasus stunting yang tinggi, terutama di Kecamatan Simpang Teritip.

Empat desa tersebut antara lain:

  • Desa Ibul dengan prevalensi 23,3 persen

  • Desa Berang dengan prevalensi 20,4 persen

  • Desa Peradong dengan prevalensi 21,7 persen

  • Desa Simpang Tiga dengan prevalensi 23,6 persen

Angka ini menempatkan keempat desa tersebut dalam kategori zona merah, sehingga memerlukan perhatian dan intervensi lebih intensif dari pemerintah daerah maupun stakeholder terkait.

Komitmen Pemerintah

Pemkab Bangka Barat menegaskan tidak akan berhenti pada pencapaian yang ada. Program Genting akan terus diperluas, ditambah dengan kegiatan edukasi gizi, pemberdayaan kader posyandu, dan peningkatan layanan kesehatan ibu dan anak di tingkat desa.

“Kegiatan ini diharapkan mampu memberikan motivasi dan semangat bagi semua pihak untuk terus berusaha dan pantang menyerah dalam percepatan penurunan stunting di Bangka Barat,” ujar Yus Derahman.

Selain itu, Pemkab juga mendorong peran aktif dunia usaha melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), terutama di sektor pangan dan kesehatan. Dukungan tersebut diharapkan dapat membantu keluarga-keluarga dengan risiko tinggi agar segera keluar dari jerat stunting.

Harapan ke Depan

Meski masih menghadapi tantangan di sejumlah desa, tren positif penurunan stunting di Bangka Barat memberikan harapan besar. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, tenaga kesehatan, hingga pihak swasta dinilai menjadi kunci utama dalam menurunkan prevalensi secara berkelanjutan.

“Jika semua elemen bersatu dan konsisten, target penurunan stunting bisa lebih cepat tercapai. Anak-anak kita adalah masa depan daerah, mereka berhak tumbuh sehat dan cerdas,” tutup Yus Derahman.

Dengan strategi berlapis, mulai dari intervensi gizi, pemberdayaan orang tua asuh, hingga penguatan layanan kesehatan, Pemkab Bangka Barat optimistis dapat menekan angka stunting, termasuk di empat desa yang masih berada di zona merah. (Yopi Herwindo/KBO Babel)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed