KBOBABEL.COM (Pangkalpinang) – Polemik internal di tubuh Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Provinsi Bangka Belitung (Babel) terus menjadi sorotan publik. Isu ini mencuat setelah Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKB menyerahkan formulir B1-KWK kepada DPC PKB Kabupaten Bangka, sebagai bentuk dukungan kepada Andi Kusuma untuk maju pada Pilkada Ulang Kabupaten Bangka 2025. Jumat (16/5/2025)
Namun, keputusan tersebut memicu ketegangan di internal DPW PKB Babel. Ketua DPW PKB Babel, Tanwin, bahkan disebut-sebut mengancam akan mundur dari jabatannya. Hal ini disinyalir akibat ketidakpuasan atas mekanisme penetapan dukungan yang dianggap tidak sesuai prosedur.
Wakil Ketua DPW PKB Babel yang juga Anggota DPRD Babel, Muhtar Motong, angkat bicara terkait polemik ini. Menurutnya, konflik internal merupakan hal biasa dalam dinamika politik, namun harus dikelola dengan baik agar tidak berdampak buruk bagi partai.
“Polemik seperti ini adalah hal biasa, tinggal bagaimana kita mengeleminir dan mendinginkan kepala satu sama lain agar masalah dapat diselesaikan dengan benar,” kata Muhtar saat diwawancarai pada Selasa (13/05/2025).
Ia mengakui ada kejanggalan dalam penetapan dukungan calon kepala daerah yang dilakukan tanpa koordinasi dengan DPW PKB Babel.
“Mungkin mekanisme ini tidak dijalankan secara benar, sehingga kita punya prasangka yang macam-macam. Padahal, kalau dari awal mekanisme di level kabupaten hingga provinsi dijalankan dengan baik, polemik ini tidak akan terjadi,” jelasnya.
Transparansi dan Koordinasi Dipertanyakan
Muhtar menyoroti kurangnya transparansi antara elit DPW dan DPC PKB Babel sebagai salah satu penyebab konflik.
“Antara elit DPW dan DPC itu kurang transparan. Kalau transparan, kan ada tahapannya. Tapi karena ini tidak jalan, timbul berbagai penafsiran yang macam-macam,” tegasnya.
Meski begitu, Muhtar menilai DPP PKB tidak sepenuhnya bersalah atas pemberian rekomendasi kepada Andi Kusuma. Ia berharap DPP dapat mengevaluasi kembali keputusan tersebut dengan memastikan semua mekanisme telah dilalui.
“DPP tidak salah. DPP mungkin sudah mendapat masukan dari bawah, tetapi seharusnya DPP mempelajari apakah masukan itu sudah sesuai mekanisme atau tidak,” tuturnya.
Menanggapi Ancaman Mundur Ketua DPW PKB Babel
Muhtar berharap Ketua DPW PKB Babel, Tanwin, tidak mundur dari jabatannya meskipun situasi internal memanas. Ia menekankan bahwa tantangan ini seharusnya menjadi peluang untuk memperbaiki manajemen partai.
“Ini menjadi ajang untuk lebih dewasa dan mapan dalam berpolitik. Ini tantangan ke depan untuk memperbaiki internal partai. Kalau seperti ini caranya, kesan di luar jadi buruk. Orang akan bertanya, ada apa di tubuh PKB, kok seperti ada ketidakpatuhan DPC terhadap DPW,” ungkapnya.
Harapan untuk Konsolidasi DPP PKB
Muhtar khawatir polemik yang terjadi akan berdampak buruk terhadap dukungan kepada calon kepala daerah yang diusung PKB pada Pilkada Ulang. Ia menilai DPP harus segera turun tangan untuk menyelesaikan permasalahan ini melalui konsolidasi seluruh jajaran pengurus dari DPC hingga DPW.
“Kalau rumah tangganya tidak harmonis, apa iya kita bisa berjuang bersama-sama? Sekarang sudah kelihatan tidak harmonis, tapi bukan berarti harus berpisah,” katanya.
Ia menambahkan, “DPP harus turun untuk mengkonsolidasikan kembali pengurus dari DPC hingga DPW, agar rumah tangga partai ini kembali harmonis. Kalau itu terjadi, harapan menang di Pilkada Ulang masih ada.”
Aspirasi dan Peluang di Pilkada Ulang
Muhtar menyoroti pentingnya mendengar aspirasi dari bawah untuk memastikan calon yang diusung memiliki peluang besar untuk menang. Ia berharap DPP PKB lebih peka terhadap masukan dari masyarakat dan kader di tingkat bawah.
“DPP perlu mendengar aspirasi dari bawah. Harapan untuk merebut kekuasaan itu harus diperhitungkan. Ketika DPP merekomendasikan calon, harus dipastikan calon tersebut memiliki peluang menang. Kalau tidak ada peluang, untuk apa direkomendasikan?” tegasnya.
Ia juga menyatakan keprihatinannya jika polemik internal tidak segera diselesaikan. Menurutnya, situasi ini akan menyebabkan dukungan terhadap calon menjadi tidak maksimal.
“Kalau internal tidak harmonis, pasti dukungan tidak maksimal. Akan terjadi saling senggol dan saling tidak percaya. Kasihan calon yang diusung, karena rumah tangga partai yang seharusnya mengantarkan dia berkuasa menjadi rapuh,” pungkasnya.
Polemik internal DPW PKB Babel menunjukkan perlunya konsolidasi dan transparansi dalam pengambilan keputusan. Harapan besar diletakkan pada DPP PKB untuk segera turun tangan menyelesaikan konflik, demi memaksimalkan dukungan kepada calon yang diusung pada Pilkada Ulang Kabupaten Bangka. (Sumber: Beritacmm.com, Editor: KBO Babel)