KBOBABEL.COM (PANGKALPINANG) – PT Timah Tbk terus menunjukkan komitmennya dalam menjaga kelestarian satwa endemik di wilayah operasional perusahaan melalui berbagai program pelestarian lingkungan yang berkelanjutan. Upaya ini dilakukan karena satwa endemik memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, termasuk dalam rantai makanan, penyerbukan, pengendalian hama, hingga penyebaran benih tumbuhan. Selasa (22/7/2025)
Keseimbangan ekosistem tidak hanya bermanfaat bagi satwa, tetapi juga berdampak langsung pada kualitas hidup manusia. Ekosistem yang sehat memastikan ketersediaan air bersih, udara segar, kesuburan tanah, serta mengurangi risiko bencana alam. Dengan menjaga kelestarian satwa endemik, semua proses alami tersebut dapat berlangsung secara berkelanjutan.
PT Timah telah melaksanakan sejumlah inisiatif untuk mendukung pelestarian satwa endemik di wilayah operasionalnya, baik melalui program rehabilitasi maupun konservasi yang dijalankan secara terus-menerus. Salah satu program unggulan adalah KEHATI (Keanekaragaman Hayati) yang dilaksanakan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan wilayah Kundur Karimun.
Selain itu, PT Timah bekerja sama dengan Alobi Foundation mendirikan Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Alobi di kawasan Kampoeng Reklamasi Air Jangkang. Di lahan bekas tambang tersebut, ratusan satwa yang dilindungi direhabilitasi hingga siap dilepasliarkan kembali ke habitat aslinya.
Perusahaan yang merupakan anggota holding industri pertambangan MIND ID ini juga melakukan penangkaran rusa sambar di Pulau Belitung. Rusa sambar dikenal memiliki tubuh yang lebih besar dibandingkan jenis rusa lainnya, dan keberadaannya menjadi bagian penting dalam menjaga ekosistem hutan.
Departement Head Corporate Communication PT Timah, Anggi Siahaan, menjelaskan bahwa upaya pelestarian satwa endemik bukan hanya soal menjaga ekosistem tetap seimbang, tetapi juga merupakan bagian dari pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.
“Melalui program reklamasi dan revegetasi, Perusahaan menanam kembali berbagai jenis pohon lokal yang menjadi sumber pakan dan tempat berlindung satwa liar dan endemik,” kata Anggi.
Selain menjaga habitat, PT Timah juga aktif memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya perlindungan satwa endemik. Edukasi ini dilakukan bersama Alobi Foundation untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak negatif perburuan dan penangkapan satwa liar.
“Satwa endemik merupakan bagian penting dari ekosistem. Jika mereka punah, maka keseimbangan alam akan terganggu. Karena itu, Perusahaan berupaya untuk menjaga kelestarian mereka melalui pendekatan kolaboratif bersama masyarakat, lembaga konservasi, dan Pemerintah Daerah,” ujar Anggi.
Manager PPS Alobi Air Jangkang, Endy R. Yusuf, mengatakan pihaknya bersama PT Timah telah melakukan upaya konservasi ex situ dan rehabilitasi satwa liar dan endemik sejak tahun 2018. Hingga kini, terdapat 93 satwa liar yang sedang direhabilitasi di PPS Alobi Air Jangkang, termasuk satwa endemik Bangka Belitung seperti mentilin atau tarsius, pelanduk, ayam jembang atau ayam hutan, elang laut, dan lainnya.
Menurut Endy, selain rehabilitasi, PT Timah bersama Alobi Foundation juga secara berkala melakukan pelepasliaran satwa ke habitat aslinya. Hal ini bertujuan memastikan satwa tersebut kembali berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
“Kami juga melakukan edukasi dan sosialisasi tentang menjaga kelestarian lingkungan dengan tidak melakukan perburuan atau menangkap satwa liar. Kami juga apresiasi komitmen PT Timah dalam untuk menjalankan penyelamatan satwa dan juga menjaga keanekaragaman hayati yang telah dilakukan secara berkelanjutan,” tutup Endy.
Melalui langkah-langkah ini, PT Timah menunjukkan bahwa pelestarian satwa endemik tidak hanya menjadi bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan, tetapi juga sebagai kontribusi nyata dalam menjaga keberlanjutan lingkungan bagi generasi mendatang. (Sumber: PT Timah Tbk, Editor: KBO Babel)