Surat dari Dukun Masuk DPRD, Mohtar: Ini Sudah di Luar Batas Kewajaran

Politik dan Supranatural di Babel: Mohtar Mutong Soroti Fenomena "Dukun Masuk Pemerintahan"

banner 468x60
Advertisements

KBOBABEL.COM (BANGKA BELITUNG) — Dunia politik di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kembali diguncang isu tak lazim. Kali ini, ranah supranatural merambah ke panggung pemerintahan, menciptakan kegelisahan di kalangan legislatif. Senin (28/7/2025)

Anggota DPRD Babel, Mohtar Mutong, secara tegas menyatakan keprihatinannya terhadap keterlibatan para dukun dalam isu-isu politik dan pemerintahan yang menurutnya telah melewati batas kewajaran.

banner 336x280

“Ini sesuatu yang serius. Urusan dukun itu kan urusan spiritual, urusan doa kepada Tuhan. Tapi kalau sudah masuk ke wilayah politik dan pemerintahan, itu berarti ada sesuatu yang mendasar yang perlu disorot,” ujar Mohtar kepada wartawan jejaring Media KBO Babel, Senin (28/7), di Gedung DPRD Babel.

Mohtar, yang juga merupakan tokoh masyarakat Belitung, menyebut bahwa fenomena ini menunjukkan adanya ketidakberesan dalam komunikasi dan ego di antara para pejabat.

Meski tidak menyebut nama secara langsung, ia merujuk pada polemik berkepanjangan antara Gubernur dan Wakil Gubernur Babel yang dikabarkan memicu kekisruhan hingga melibatkan tokoh-tokoh spiritual.

“Sebenarnya apa sih masalah ego mereka berdua itu sampai melibatkan hal-hal seperti ini? Kita pun masyarakat jadi bingung,” tegasnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa DPRD telah menerima sejumlah surat dari berbagai pihak terkait kisruh ini, termasuk dari perhimpunan dukun, forum masyarakat, dan bahkan dari tokoh spiritual bernama Heliana. Namun, surat-surat tersebut belum diproses secara resmi.

“Ada surat dari Bu Heliana, masuk tiga minggu lalu, belum juga diproses. Kenapa belum? Tanya langsung ke pimpinan. Karena yang kita tahu, kemarin sempat muncul di TikTok, pimpinan katanya mau panggil Liana dan Dayat Arsani. Tapi sampai sekarang nggak ada realisasinya,” sindir Mohtar.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Babel, Edy Iskandar, membenarkan adanya surat dari kalangan supranatural. Namun ia menilai, keterlibatan para dukun dalam urusan politik dan pemerintahan adalah hal yang tidak pada tempatnya.

“Roda pemerintahan tetap berjalan normal. Tidak ada kondisi yang mengkhawatirkan. Jadi menurut saya, tidak tepat jika persoalan ini ditangani oleh dukun atau tokoh spiritual,” ujar Edy.

Fenomena ini menambah warna dalam dinamika politik Babel, sekaligus memunculkan pertanyaan serius: di mana batas antara ikhtiar spiritual dan kebijakan pemerintahan? Polemik ini pun dinilai sebagai cerminan lemahnya komunikasi elit daerah dan rawannya penyalahgunaan simbol-simbol spiritual dalam ranah publik.

DPRD diharapkan segera bertindak untuk menyikapi persoalan ini secara bijak dan terbuka, sebelum kegaduhan politik yang bercampur mistis ini semakin meresahkan masyarakat. (Sandy Batman/KBO Babel)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *