Survei Hanau Institute: MERDEKA Meroket, Selisih Tipis dengan Udin – Dessy Jelang Pilkada Ulang

Tren Dukungan Berubah, MERDEKA Jadi Ancaman Serius Jelang Coblosan

banner 468x60
Advertisements

KBOBABEL.COM (Pangkalpinang) – Hanau Institute merilis hasil survei terbaru pasca rangkaian kegiatan kampanye empat pasangan calon dalam Pilkada Ulang Pangkalpinang. Hasil survei menunjukkan adanya pergeseran peta persaingan yang signifikan, hanya dua minggu menjelang hari pencoblosan. Jumat (15/8/2025)

Dalam survei tersebut, pasangan Udin – Dessy berada di posisi pertama dengan dukungan 33,4 persen atau naik 3,2 persen dari survei sebelumnya. Di posisi kedua, pasangan independen Eka Mulya Putra – Radmida Dawam atau yang dikenal dengan tagline MERDEKA mencatat 32,8 persen, naik 6,5 persen. Posisi ketiga ditempati pasangan Maulan Aklil – Zeki Yamani dengan 19,7 persen, turun 5,4 persen. Sementara pasangan Basit – Sucipto memperoleh 9,4 persen, turun 2,1 persen. Adapun responden yang memilih tidak tahu atau tidak menjawab sebesar 4,7 persen.

banner 336x280

Pasangan MERDEKA menjadi sorotan karena mencatat kenaikan tertinggi. Hampir setiap agenda kampanye mereka — mulai dari dialog warga hingga pertemuan komunitas — dilaporkan selalu berhasil memobilisasi dukungan nyata.

“Pengalaman Eka Mulya Putra sebagai mantan anggota DPRD Provinsi dua periode dan Radmida Dawam sebagai Sekda Kota selama hampir satu dekade membuat publik melihat mereka paling siap memimpin tanpa banyak belajar lagi,” demikian analisis Hanau Institute. Lembaga itu menilai tren ini menunjukkan publik menginginkan perubahan yang berpengalaman dan bebas beban partai.

Sementara itu, pasangan Udin – Dessy meskipun mencatat kenaikan, dinilai tidak setinggi MERDEKA. Hanau Institute mencatat kegiatan kampanye mereka cukup gencar, namun dibayang-bayangi isu yang kurang menguntungkan.

“Publik masih mengingat sorotan terhadap kinerja Udin saat di BUMD, ditambah pemberitaan mengenai suami Dessy yang dipanggil KPK terkait kasus korupsi sawit. Kenaikan mereka lebih disebabkan basis dukungan lama yang solid, bukan penambahan suara baru,” jelas hasil survei tersebut.

Pasangan Maulan Aklil – Zeki Yamani mengalami penurunan dukungan cukup tajam. Hanau Institute mencatat bahwa sentimen negatif publik terhadap hasil Pilkada 2024, di mana mereka kalah melawan kotak kosong, masih membekas.

“Banyak warga menilai belum ada alasan kuat untuk memberikan kepercayaan lagi. Gaya kampanye mereka juga dianggap kurang serius dan tidak mampu mengubah persepsi lama,” tulis analisis itu.

Basit – Sucipto juga mengalami tren penurunan. “Latar belakang Basit Sucipto sebagai pengusaha dan Dede sebagai pendidik memang memberi citra positif di awal, namun belakangan terpengaruh isu problematis dalam kegiatan usaha yang ramai dibicarakan warga. Publik mulai ragu terhadap kemampuan mereka mengelola pemerintahan yang kompleks,” ujar Hanau Institute.

Dengan selisih hanya 0,6 persen antara Udin – Dessy dan MERDEKA, persaingan posisi puncak diperkirakan akan berlangsung ketat hingga hari pencoblosan. Hanau Institute menyebut tren kenaikan MERDEKA yang konsisten menjadi indikator kuat bahwa mereka berpotensi menyalip pada hari-H.

“27 Agustus 2025 akan menjadi penentu arah baru Kota Pangkalpinang: apakah warga memilih lanjut dengan isu lama, atau bergerak bersama perubahan yang lahir dari rakyat sendiri,” tulis penutup analisis survei tersebut. (Sumber: Hasil SUrvei Hanau Institute, Editor: KBO Babel)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *