Tangki Minyak Akan Dibangun di Tanjung Ular, Markus: Ekonomi Mentok Siap Bangkit

Pelabuhan Tanjung Ular Disiapkan Jadi Kawasan Strategis, Tangki Minyak Segera Dibangun

banner 468x60
Advertisements

KBOBABEL.COM (MENTOK) – Bupati Bangka Barat, Markus, menegaskan komitmennya untuk mendorong pembangunan tangki minyak di kawasan Pelabuhan Tanjung Ular sebagai langkah strategis memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus membangkitkan perekonomian daerah. Hal ini ia sampaikan dalam diskusi publik memperingati Hari Jadi ke-291 Kota Mentok yang berlangsung di rumah dinas bupati. Kamis (11/9/2025)

Menurut Markus, pembangunan tangki minyak sangat penting mengingat kondisi cadangan minyak nasional yang saat ini hanya mampu bertahan sekitar 30 hari. Situasi tersebut dianggap rawan ketika terjadi gejolak geopolitik global, termasuk konflik di kawasan Timur Tengah yang berpotensi menimbulkan krisis energi dunia.

banner 336x280

“Itu berbahaya jika ada perang atau krisis energi global. Karena itu, Kementerian ESDM mendorong penambahan kapasitas depot minyak, dan rencana ini salah satunya akan dibangun di Tanjung Ular,” kata Markus.

Dukungan dari DPR RI dan Patra Niaga

Bupati Bangka Barat itu juga menyampaikan apresiasi atas dukungan Ketua Komisi VII DPR RI, Bambang Patijaya, yang turut memfasilitasi langkah PT Patra Niaga dalam rencana pembangunan tangki minyak tersebut.

“Beliau sangat membantu agar rencana ini bisa segera terealisasi. Kami berharap dukungan ini berlanjut sehingga pembangunan tangki minyak di Tanjung Ular benar-benar bisa diwujudkan,” ujarnya.

Markus menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Bangka Barat telah menyiapkan lahan sekitar empat hektare untuk mendukung proyek tersebut. Namun, lahan yang tersedia masih belum mencukupi untuk kebutuhan pembangunan. Oleh karena itu, pihaknya tengah berkoordinasi dengan PT Timah yang memiliki lahan sekitar 90 hektare di kawasan Tanjung Ular.

“Kita minta sekitar 12 hektare dari PT Timah. Dengan tambahan lahan itu, pembangunan tangki minyak bisa berjalan maksimal. Harapan kami, ini akan membangkitkan ekonomi Mentok khususnya, dan Bangka Barat pada umumnya,” jelas Markus.

Pelabuhan Tanjung Ular Belum Maksimal

Sebelumnya, mantan Penjabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung sekaligus eks Dirjen Minerba Kementerian ESDM, Ridwan Djamaluddin, menyoroti kondisi Pelabuhan Tanjung Ular yang hingga kini belum berfungsi optimal.

Dalam diskusi publik yang sama, Ridwan menilai bahwa keberadaan pelabuhan tersebut harus lebih dimaksimalkan dengan membentuk badan pengelola yang profesional. Menurutnya, dengan pengelolaan yang tepat, pelabuhan tersebut bisa menjadi pintu masuk investasi baru dan pusat aktivitas logistik regional.

“Bahkan saya dengar industrialis dari Singapura dan Malaysia sudah bertanya-tanya, pelabuhan ini untuk apa? Padahal kita bisa menampung overflow dari mereka, termasuk suplai air tawar, BBM, logistik, dan lainnya. Dari sisi geostrategis, pelabuhan ini bisa diperbesar manfaatnya,” ungkap Ridwan.

Ridwan juga menyatakan kesiapannya untuk berkontribusi sesuai kemampuan, termasuk mengajak rekan-rekan yang memiliki kepedulian terhadap pembangunan Bangka Barat. Ia menekankan pentingnya menciptakan suasana hidup yang nyaman agar Mentok semakin menarik bagi masyarakat maupun investor.

Hilirisasi Mineral dan Logam Tanah Jarang

Lebih jauh, Ridwan menyoroti potensi besar sumber daya alam yang dimiliki Bangka Barat. Ia menegaskan bahwa daerah tersebut memiliki kekayaan mineral yang bisa dikembangkan melalui hilirisasi, khususnya logam tanah jarang (rare earth element) yang jumlahnya cukup melimpah.

“Saya menyampaikan peluang penting hendaknya kita kapitalisasi. Pertama, sumber daya alam kita, suka tidak suka, masih banyak mengandalkan SDA. Pemerintah saat ini membentuk industri mineral strategis yang dipimpin Kementerian Ristek Dikti. Sebetulnya bahan baku itu ada di sini, banyaknya di Bangka Barat. Logam tanah jarang tempatnya di sini, perlu kita perhatikan serius. Hilirisasi logam tanah jarang jangan sampai kita abaikan,” jelasnya.

Ia menambahkan, hilirisasi mineral bukan hanya membuka peluang investasi, tetapi juga meningkatkan nilai tambah bagi daerah. Dengan adanya industrialisasi, Bangka Barat bisa mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah yang selama ini mendominasi.

Harapan Bangkitnya Ekonomi Daerah

Rencana pembangunan tangki minyak di Pelabuhan Tanjung Ular disambut baik sebagai salah satu upaya membangkitkan ekonomi Bangka Barat. Markus berharap keberadaan fasilitas tersebut dapat mendorong multiplier effect, mulai dari penyerapan tenaga kerja, peningkatan aktivitas perdagangan, hingga penguatan posisi strategis Bangka Barat dalam mendukung ketahanan energi nasional.

“Kami ingin agar Mentok ini semakin berkembang. Dengan adanya pembangunan tangki minyak, kawasan Tanjung Ular bisa menjadi pusat aktivitas ekonomi baru. Ini akan membuka peluang usaha bagi masyarakat lokal dan menambah daya tarik investor untuk datang ke Bangka Barat,” kata Markus.

Diskusi publik tersebut juga menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, pemerintah pusat, BUMN, serta pihak swasta. Pembangunan tangki minyak dan optimalisasi Pelabuhan Tanjung Ular dipandang sebagai langkah nyata untuk memanfaatkan potensi daerah sekaligus menjawab tantangan kebutuhan energi nasional di masa depan.

Dengan dukungan berbagai pihak, proyek strategis ini diharapkan menjadi tonggak baru bagi kebangkitan ekonomi Bangka Barat. Markus menutup diskusi dengan optimisme bahwa Bangka Barat mampu bangkit dan menjadi salah satu daerah penopang penting dalam sektor energi dan mineral strategis Indonesia. (Yopi Herwindo/KBO Babel)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *