KBOBABEL.COM (BANGKA BARAT) – Desa Kacung, Kecamatan Kelapa, Kabupaten Bangka Barat, kembali menjadi pusat perhatian dengan digelarnya Pesta Adat Panggil Suku Ketapik yang ke-80. Tradisi tahunan ini tidak hanya menjadi perayaan budaya, tetapi juga sarana mempererat tali silaturahmi masyarakat. Senin (16/6/2025)
Kegiatan ini diawali dengan arak-arakan santri dan santriwati Desa Kacung yang telah menyelesaikan khataman Alquran. Para santri dibawa menggunakan kereta dorong yang dihiasi berbagai ornamen menarik, menciptakan suasana meriah yang penuh khidmat. Acara ini juga diramaikan dengan pertunjukan seni tradisional, seperti tari kreasi dan silat Bintit, yang menarik antusiasme masyarakat.
Penggiat budaya Bangka Barat, Izkar, menjelaskan bahwa Pesta Adat Panggil Suku Ketapik memiliki filosofi mendalam.
“Hakikatnya, sedekah ini artinya berkumpul dan bersatu menyambung silaturahmi masyarakat. Kemudian ada khataman Alquran sebagai bentuk mencintai Alquran. Ini sudah 80 tahun lebih dilaksanakan,” ungkap Izkar, Minggu (15/6/2025).
Menurutnya, tradisi ini menjadi simbol persatuan masyarakat sekaligus bentuk syukur kepada Sang Pencipta.
Acara ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Gubernur Bangka Belitung, Hidayat Arsani. Dalam sambutannya, Hidayat mengajak masyarakat untuk menghormati nilai-nilai adat dan tradisi leluhur.
“Inilah wajah sejati dari masyarakat Bangka Belitung, masyarakat yang berbudaya, beradab, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan,” ujarnya.
Bupati Bangka Barat, Markus, juga memberikan apresiasi atas terselenggaranya acara ini. Ia menilai bahwa Tradisi Suku Ketapik adalah aset budaya yang perlu dilestarikan dan terus dikembangkan.
“Adat panggil ini merupakan aset budaya daerah Bangka Barat yang harus dipertahankan, dikembangkan, dan ditingkatkan. Karena acara ini merupakan salah satu wisata budaya daerah,” kata Markus.
Lebih lanjut, Markus menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Bangka Barat mendukung penuh kegiatan ini dengan memasukkannya ke dalam objek pemajuan kebudayaan.
“Dengan dukungan ini, diharapkan Desa Kacung dapat meningkatkan potensi lainnya dalam pokok pikiran kebudayaan daerah,” tambahnya.
Pesta Adat Panggil Suku Ketapik ditutup dengan tradisi nganggung, yaitu makan bersama secara gotong royong. Tradisi ini menjadi momen bagi warga untuk saling berbagi kebahagiaan dan mempererat tali silaturahmi.
Kemeriahan dan nilai budaya yang terkandung dalam Pesta Adat Panggil Suku Ketapik menunjukkan kekayaan budaya Bangka Barat sekaligus semangat masyarakat dalam menjaga warisan leluhur. Tradisi ini diharapkan dapat terus dilestarikan oleh generasi mendatang, menjadi simbol identitas budaya dan kebersamaan masyarakat Desa Kacung. (Sumber: Diskominfo Bangka Barat, Editor: KBO Babel)