Tragedi Laut Babel: Nakhoda Dibuang, ABK Jual Barang Kapal Senilai Rp 400 Juta

Daerah, Nasional135 Dilihat
banner 468x60
Advertisements

KBOBABEL.COM, Jakarta – Kasus hilangnya seorang nakhoda kapal di laut Bangka Belitung berhasil diungkap oleh Subdit Penegakan Hukum (Gakkum) Ditpolair Polda Metro Jaya. Nakhoda diduga dibuang ke laut oleh anak buah kapal (ABK) kapal Poseidon 3, yang kemudian melarikan diri dan menjual barang-barang kapal senilai ratusan juta rupiah. Sabtu (26/4/2025)

Kasubdit Gakkum Ditpolair Kombes Donny Charles Go menjelaskan, peristiwa ini bermula ketika kapal Poseidon 3 merapat di perairan Belitung setelah kejadian nahas tersebut. Para ABK, berinisial B dan R, diketahui menjual barang-barang berharga di kapal itu.

banner 336x280

“Tanggal 27 itu juga kapal Poseidon 3 ini merapat di perairan Belitung. Di situ KKM atas nama atau inisial B dan salah satu ABK berinisial R ini menjual semua barang-barang yang ada di atas kapal Poseidon 3,” ujar Kombes Donny dalam konferensi pers di Mako Korpolairud, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (25/4/2025).

Barang-barang yang dijual meliputi cumi hasil tangkapan selama berlayar serta alat-alat navigator, satelit, dan perlengkapan lainnya di kapal. Kombes Donny menyebut nilai total barang yang dijual tersebut mencapai Rp 400 juta.

“Yang dijual itu adalah hasil tangkapan cumi, BB untuk keperluan berlayar, termasuk alat navigator, spare part, ada juga alat satelit. Kemudian berdasarkan hasil pelaporan dari pemilik kapal, nilai-nilai barang yang hilang dan digelapkan itu sejumlah kurang lebih 400 juta,” lanjutnya.

Laporan Kehilangan Nakhoda

Kasus ini terungkap setelah keluarga nakhoda melaporkan kehilangan ke Subdit Gakkum Ditpolair Polda Metro Jaya pada 6 April 2024. Berdasarkan laporan tersebut, penyelidikan segera dilakukan.

Hasil penyelidikan mengarah pada dua tersangka, yaitu seorang Kepala Kamar Mesin (KKM) dan satu orang ABK. Keduanya berhasil diamankan di Sorolangun, Jambi, dengan bantuan Satreskrim Polres Sorolangun dan Polsek setempat.

“Subdit Gakum Ditpolair Bahakam Polri dibantu oleh Satreskim Polres Sorolangun, dan Polsek setempat, berhasil mengamankan dua orang pelaku. Tanpa ada perlawanan, ya kita amankan yang bersangkutan,” ungkap Kombes Donny.

Cekcok Berujung Tragedi

Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa insiden ini bermula dari keributan antara nakhoda dan KKM pada 24 Maret 2024, atau lima hari setelah kapal mulai berlayar. Keributan dipicu oleh hasil tangkapan cumi yang tidak banyak, sementara nakhoda mendapati KKM sedang beristirahat.

“Lima hari berselang, 5 hari berselang yaitu tepatnya tanggal 24 Maret 2024, terjadi keributan antara nakhoda dan salah satu KKM-nya,” tutur Kombes Donny.

“Keributan ini dipicu karena nakhoda mendapati KKM ini sedang tidur-tiduran di saat hasil tangkapan ikan, tangkapan cumi tidak banyak,” tambahnya.

Kombes Donny juga menjelaskan bahwa pada 27 Maret 2024, nakhoda sudah tidak lagi terlihat bersama ABK di atas kapal Poseidon 3. Para ABK mengaku tidak mengetahui pasti siapa yang membuang nakhoda, namun beberapa dari mereka mendengar suara teriakan minta tolong dari nakhoda sebelum hilang.

“Kami dapat beberapa bahan-bahan penting yang menyebutkan bahwa di tanggal 27, nakhoda kapal sudah tidak bersama-sama lagi di atas kapal Poseidon 3,” jelas Kombes Donny.

“Mereka menduga bahwa nakhoda kapal ini telah dibuang, tetapi mereka tidak tahu siapa yang membuang, karena ada yang mendengar nakhoda kapal ini teriak minta tolong pada saat berada di atas, lalu mereka tidak sanggup menolong,” tambahnya.

Setelah peristiwa ini, para ABK tidak kembali ke Jakarta sebagai lokasi awal mereka melaut. Sebaliknya, mereka berpencar ke berbagai wilayah di Indonesia. Barang-barang yang dijual pun turut membantu mereka melarikan diri dari kejaran aparat hukum.

Hingga saat ini, penyidik terus mendalami kasus ini untuk mengungkap pelaku utama dan memastikan kejelasan nasib nakhoda yang hilang. (Sumber: Detikcom, Editor: KBO Babel)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *