KBOBABEL.COM (PANGKALPINANG) — Perusahaan Umum (Perum) Bulog Cabang Bangka terus memperluas distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di Pulau Bangka. Hingga pertengahan September 2025, tercatat sudah ada 37 outlet resmi yang menjadi mitra penjualan, mulai dari kios pasar, koperasi, Rumah Pangan Kita (RPK), hingga ritel modern. Senin (15/9/2025)
Kepala Bulog Cabang Bangka, Akhmad Fahmi Yasin, menjelaskan langkah ini merupakan bagian dari strategi pemerintah pusat dalam memastikan ketersediaan dan keterjangkauan harga beras di tengah fluktuasi pasar. Menurutnya, SPHP bukan sekadar program subsidi pangan, tetapi juga instrumen penting dalam menjaga stabilitas harga bahan pokok yang sangat dibutuhkan masyarakat.
“Untuk wilayah Bangka, saat ini ada sekitar 37 outlet yang menjual beras SPHP. Jangkauannya cukup luas, tidak hanya pasar rakyat, tetapi juga koperasi desa, instansi, outlet BUMN, hingga ritel modern. Tujuannya agar masyarakat mudah mendapatkan beras SPHP di berbagai titik,” kata Fahmi, Sabtu (13/9/2025).
Tegas Terapkan Harga Eceran Tertinggi
Fahmi menegaskan bahwa seluruh outlet wajib mematuhi aturan resmi pemerintah terkait harga eceran tertinggi (HET). Sesuai ketetapan, beras SPHP dijual dengan harga maksimal Rp13.100 per kilogram. Selain itu, pembelian juga dibatasi maksimal dua sak per konsumen agar distribusi lebih merata.
“Kalau ada outlet yang melanggar aturan, baik itu menjual di atas harga HET maupun tidak mematuhi ketentuan pembatasan, maka konsekuensinya jelas. Kami akan hentikan kemitraannya,” tegas Fahmi.
Ia menambahkan, pengawasan akan dilakukan secara berkala untuk memastikan aturan tersebut benar-benar dijalankan. Pihak Bulog juga membuka saluran pengaduan bagi masyarakat yang menemukan adanya pelanggaran di lapangan.
Respons Masyarakat Sangat Positif
Menurut Fahmi, respons masyarakat terhadap program SPHP sangat baik. Hal ini terlihat dari tingginya animo warga saat digelar Gerakan Pangan Murah (GPM). Setiap kali GPM berlangsung, stok beras SPHP selalu habis terjual dalam waktu singkat.
“SPHP menjadi alternatif yang sangat membantu masyarakat, khususnya di tengah lonjakan harga beras premium. Kualitasnya cukup baik, sementara harganya jauh lebih bersahabat. Jadi tidak heran kalau selalu habis di setiap GPM,” ujarnya.
Fahmi menyebut fenomena tersebut menandakan tingginya kebutuhan masyarakat terhadap beras dengan harga terjangkau. Apalagi, dalam beberapa bulan terakhir harga beras premium di pasaran terus merangkak naik, sehingga keberadaan SPHP menjadi solusi nyata.
Stok Beras Bulog dalam Kondisi Aman
Untuk mendukung keberlanjutan program ini, Fahmi memastikan ketersediaan beras SPHP di gudang Bulog Cabang Bangka dalam kondisi aman. Pasokan secara rutin dikirim dari pusat, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir akan terjadi kelangkaan.
“Stok kami cukup untuk memenuhi kebutuhan beberapa bulan ke depan. Jadi masyarakat tidak perlu panik. Kami akan terus menyalurkan secara bertahap sesuai kebutuhan dan permintaan pasar,” jelasnya.
Selain itu, Bulog juga menggandeng sejumlah mitra strategis untuk memperkuat distribusi hingga ke pelosok desa. Dengan begitu, masyarakat di daerah terpencil juga bisa merasakan manfaat program SPHP tanpa harus membeli dengan harga mahal di pasar bebas.
Pantauan di Lapangan
Pantauan di AJ Mart Pangkalpinang pada Sabtu (13/9/2025), beras SPHP sudah kembali tersedia dalam jumlah yang cukup melimpah. Harga yang ditawarkan sesuai dengan HET yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp13.100 per kilogram. Sejumlah pembeli mengaku terbantu dengan keberadaan beras SPHP ini.
“Kalau beli beras premium sekarang harganya bisa Rp16 ribu sampai Rp17 ribu per kilo. Dengan SPHP ini lumayan menghemat, apalagi kualitasnya juga tidak kalah jauh,” ujar Sri Wahyuni, warga Pangkalpinang yang ditemui di lokasi.
Hal senada juga disampaikan oleh Roni, seorang pedagang kecil. Ia menilai keberadaan SPHP sangat membantu, terutama bagi keluarga dengan penghasilan menengah ke bawah. “Kalau tidak ada SPHP, pasti makin berat untuk belanja harian. Untung ada program ini,” katanya.
Instrumen Strategis Jaga Stabilitas
Fahmi kembali menegaskan bahwa SPHP merupakan salah satu instrumen strategis pemerintah dalam menjaga stabilitas harga pangan nasional. Dengan intervensi langsung melalui distribusi beras bersubsidi, diharapkan gejolak harga di pasar bisa terkendali, terutama menjelang akhir tahun yang biasanya ditandai dengan kenaikan kebutuhan masyarakat.
“Kami di daerah hanya menjalankan arahan pusat. Namun, kami pastikan distribusi berjalan lancar, stok tersedia, dan aturan ditegakkan. Intinya, program ini harus benar-benar bermanfaat bagi masyarakat,” tutupnya.
Dengan adanya 37 outlet resmi yang kini menyalurkan beras SPHP di Pulau Bangka, masyarakat diharapkan lebih mudah mengakses beras dengan harga terjangkau tanpa khawatir melanggar HET. Bulog juga menegaskan komitmennya untuk menindak tegas setiap pelanggaran, demi menjaga keberlangsungan program dan kepercayaan publik. (Sumber : BabelNews, Editor : KBO Babel)