Dugaan Motif Lain di Balik Pembunuhan Dirut Okeyboz.com, Rekan Kerja: Ini Bukan Kriminal Biasa

Pembunuhan Dirut Okeyboz.com, Rekan Kerja Curiga Ada Dalang di Balik Aksi

banner 468x60
Advertisements

KBOBABEL.COM (PANGKALPINANG) – Kasus pembunuhan tragis yang menimpa Direktur Utama Okeyboz.com, Adityawarman, pada Kamis (8/8/2025), masih meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, kerabat, dan rekan-rekan media. Dua orang terduga pelaku telah diamankan polisi, salah satunya Hasan Basri (33) alias Abas, warga Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, yang disebut sebagai pelaku utama. Rabu (13/8/2025)

Hasan ditangkap tim gabungan Jatanras Polda Kepulauan Bangka Belitung bersama Polda Sumatera Selatan pada Senin (11/8/2025) siang. Penangkapan dilakukan di sebuah rumah makan di Kecamatan Kalidoni, Kota Palembang. Dari informasi kepolisian, Hasan diketahui merupakan penjaga kebun milik korban. Usai penangkapan, ia langsung dibawa ke Mapolda Babel untuk menjalani pemeriksaan intensif terkait perannya dalam kasus ini.

banner 336x280

Pemimpin Redaksi Okeyboz.com, Dodi Hendriyanto, mengapresiasi langkah cepat aparat kepolisian dalam mengungkap pelaku. Meski begitu, ia menekankan pentingnya pengusutan tuntas atas kasus yang menimpa pimpinannya tersebut.

“Almarhum bilang orang-orang itu rapi dan tegap, tidak seperti penambang biasa,” kata Dodi, Selasa (12/8/2025), merujuk pada keterangan korban sebelum kejadian.

Dodi mengungkapkan bahwa sebelum peristiwa nahas itu, Aditya sempat didatangi orang tak dikenal yang mengaku sebagai penambang timah. Ia juga menambahkan bahwa ada laporan warga mengenai keberadaan orang yang mondar-mandir di sekitar rumah korban beberapa hari sebelum kejadian.

Dodi menduga pelarian Hasan menggunakan mobil milik korban bukanlah tindakan spontan.

“Kalau tidak dibantu seseorang, tidak mungkin semulus itu. Hasan bukan orang yang paham jalur pelarian,” ujarnya, mengisyaratkan adanya kemungkinan keterlibatan pihak lain.

Sementara itu, sahabat korban sekaligus pendiri Okeyboz.com, Ichsan Mokoginta Dasin, menilai peristiwa ini memiliki indikasi motif lain di luar perampokan. Ia mengaitkannya dengan sejumlah pemberitaan besar yang pernah diangkat korban, khususnya terkait isu pertambangan timah.

“Naluri saya mengatakan ini bukan kriminal biasa. Hasan bisa saja hanya perpanjangan tangan,” kata Ichsan. Ia menegaskan bahwa pekerja media sering berada dalam posisi rawan saat mengungkap isu-isu sensitif, terutama yang melibatkan kepentingan besar.

Ichsan sendiri bukan orang asing terhadap ancaman terhadap wartawan. Pada 2023, ia pernah menjadi korban kekerasan dengan disiram air keras. Pengalaman itu membuatnya paham betul risiko yang dihadapi jurnalis saat menjalankan tugas. Meski demikian, ia tetap mendorong agar wartawan tidak gentar.

“Wasapada harus, tapi jangan takut. Banyak masyarakat bergantung pada pers untuk menyuarakan kebenaran,” tegasnya.

Kasus pembunuhan ini kini menjadi perhatian luas, tidak hanya di kalangan media, tetapi juga masyarakat umum. Polisi masih melakukan pendalaman, termasuk mengusut kemungkinan adanya aktor intelektual di balik aksi yang menewaskan Aditya Warman. Beberapa barang bukti, termasuk mobil korban yang dibawa kabur, telah diamankan untuk kebutuhan penyelidikan.

Sejumlah pihak mendesak agar penegak hukum mengusut hingga tuntas, mengingat indikasi adanya keterkaitan dengan isu-isu yang pernah diberitakan korban. Mereka menilai, apabila benar ada pihak yang merasa dirugikan dengan pemberitaan dan kemudian mengambil tindakan kekerasan, hal itu merupakan ancaman serius terhadap kebebasan pers di Indonesia.

(Sumber: Wartapublik.com, Editor: KBO Babel)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *