KBOBABEL.COM (Pangkalpinang) – Dunia kesehatan di Bangka Belitung kembali menjadi sorotan. Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Dr (Hc) Hidayat Arsani secara tegas menyinggung persoalan serius terkait profesionalisme dokter serta perlunya perlindungan terhadap tenaga medis. Sabtu (13/9/2025).
Hal itu ia sampaikan saat menjadi keynote speaker dalam Seminar Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Wilayah Kep. Bangka Belitung dengan tema “Kesiapan Rumah Sakit di Bangka Belitung dalam Menghadapi Berbagai Macam Perubahan Regulasi di Tahun 2025”, di Mahligai Rumah Dinas Gubernur.
Di hadapan tokoh kesehatan dan pejabat pemerintahan, Hidayat Arsani atau akrab disapa Dayat menuturkan pengalamannya yang masih membekas hingga kini.
Ia bercerita tentang kasus tragis ketika seorang pasien yang sudah siap operasi meninggal dunia karena dokter yang seharusnya menangani tidak hadir.
“Tengah malam semua sudah siap, ruang bedah siap, perawat siap, pasien siap. Tiba-tiba pasien meninggal dunia hanya karena dokter tidak hadir. Itu trauma sekali bagi saya. Setelah saya cari tahu, ternyata hanya selisih Rp2 juta. Padahal saya bisa bayar Rp20 juta sekalipun. Dokter seperti ini tidak akan selamat dunia akhirat,” ungkapnya dengan nada kecewa.
Menurutnya, pengalaman itu menjadi pelajaran pahit yang tak pernah hilang dari ingatannya. Ia menyebut kasus tersebut jauh lebih menyakitkan dibanding peristiwa viral baru-baru ini tentang kematian bayi di salah satu rumah sakit di Babel.
Meski demikian, Dayat menegaskan bahwa tidak semua dokter berperilaku buruk. Ia tetap menilai mayoritas dokter adalah penyelamat hidup manusia dan harus mendapat perlindungan penuh dari pemerintah. Namun, ia tidak menampik adanya oknum yang merusak citra profesi mulia tersebut.
“Belum tentu dokter salah kalau pasien meninggal. Tapi kalau ada oknum yang lalai karena urusan uang, itu jelas kejam. Polisi dan jaksa tidak akan mudah memproses kalau dokter mampu membela diri secara akademis dan profesional. Sayangnya, kalau tidak bertanggung jawab, habislah,” ucapnya.
Lebih lanjut, Dayat menegaskan agar kepala daerah dan pejabat terkait tidak lagi bersikap diam. Menurutnya, pemerintah daerah harus hadir melindungi tenaga medis profesional, sekaligus menindak tegas oknum yang mencederai etika kedokteran.
“Saya sudah perintahkan wali kota dan kepala dinas, tidak boleh lagi diam. Besar harapan saya dunia kesehatan di Babel harus lebih kuat, lebih profesional, dan beretika,” tegasnya.
Pesan yang disampaikan gubernur itu mendapat perhatian serius para peserta seminar. Sebab, di tengah dinamika perubahan regulasi di bidang kesehatan, isu perlindungan tenaga medis sekaligus peningkatan integritas profesi menjadi agenda yang tak bisa diabaikan. (Mung Harsanto/KBO Babel)