KBOBABEL.COM (MENTOK) – Kota Mentok genap berusia 291 tahun pada 9 September 2025. Menapaki hampir tiga abad perjalanan, Mentok bukan hanya kota tua dengan sejarah panjang, tetapi juga simbol perjuangan dan pencapaian masyarakatnya. Peringatan HUT kali ini menjadi momen refleksi sekaligus penanda komitmen untuk menatap masa depan yang lebih sejahtera bagi seluruh warga. Selasa (9/9/2025)
Peringatan HUT Mentok digelar secara resmi melalui rapat paripurna DPRD Bangka Barat di Gedung Mahligai Betason II. Acara dipimpin Ketua DPRD Bangka Barat, Badri Syamsu, dan dihadiri Wakil Bupati Yus Derahman, pimpinan DPRD, Forkopimda, serta berbagai elemen masyarakat, termasuk tokoh adat, pelaku usaha, dan perwakilan komunitas budaya.
Dalam sambutannya, Badri Syamsu menekankan pentingnya persiapan masyarakat Mentok dalam menghadapi persaingan antardaerah, terutama di era otonomi yang menuntut inovasi dan kompetensi tinggi.
“Di era otonomi ini semua berpacu untuk lebih unggul. Putra-putri Mentok harus mempelajari keterampilan baru agar kelak tidak hanya menjadi penonton, tapi pelaku pembangunan,” ujar Badri.
Ia menekankan bahwa usia 291 tahun bukan sekadar angka, melainkan momentum penting untuk menegaskan arah pembangunan kota. Berbagai capaian pembangunan telah diraih, mulai dari infrastruktur, pelayanan publik, hingga penguatan ekonomi lokal. Namun, Badri menekankan perlunya kerja keras dan konsistensi agar kesejahteraan masyarakat terus meningkat.
“Perjalanan panjang ini patut disyukuri. Berbagai capaian pembangunan telah diraih, tapi kita harus terus bekerja keras, menjaga kebersamaan, dan konsisten demi kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.
Wakil Bupati Yus Derahman menyoroti pentingnya mengenang sejarah Mentok. Kota ini memiliki warisan kolonial yang kaya, pernah menjadi pelabuhan utama, pusat perdagangan timah dan lada putih, serta lokasi pengasingan Bung Karno. Usia 291 tahun menjadi simbol perjalanan sejarah yang penuh warna dan makna, serta identitas kuat yang perlu terus dirawat.
“Mentok bukan kota biasa. Sejak masa kolonial, Mentok dikenal sebagai pusat perdagangan dan pelabuhan penting. Warisan sejarah dan budaya ini menjadi kekuatan Mentok untuk terus dikenal, apalagi setelah bergabung dalam Jaringan Kota Pusaka Indonesia,” ujar Yus.
Yus menjelaskan bahwa keberagaman arsitektur kolonial, pecinan, dan Melayu menjadi daya tarik tersendiri bagi Mentok. Tidak semua kota di Indonesia memiliki kombinasi unik ini, sehingga Mentok memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi.
Tema HUT ke-291, “Jaya Bersama, Makmur Bersama”, menurut Yus, menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dalam pembangunan. Kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat tidak bisa dicapai secara parsial; inovasi, kreativitas, dan terobosan yang sesuai karakteristik daerah menjadi kunci menjawab tantangan zaman.
“Kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat adalah tanggung jawab bersama. Inovasi dan terobosan sesuai karakteristik daerah mutlak diperlukan untuk menjawab tantangan zaman,” tegas Yus.
Lebih lanjut, Yus mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan peringatan HUT ini sebagai refleksi dan momentum untuk mendorong Mentok terus maju. Masyarakat diharapkan proaktif dalam mengembangkan potensi lokal, mulai dari sektor ekonomi, pendidikan, hingga pariwisata berbasis budaya.
“Mari kita jadikan peringatan ini momentum agar Mentok terus maju dan masyarakatnya semakin sejahtera,” tambahnya.
Selain refleksi sejarah dan pembangunan, peringatan HUT ini juga menjadi ajang memperkuat semangat gotong royong. Berbagai kegiatan budaya, edukasi, dan ekonomi kreatif direncanakan digelar untuk memupuk rasa kebersamaan, memperkenalkan potensi lokal, dan mendorong partisipasi aktif masyarakat.
Dengan usia yang kian matang, Mentok diharapkan tidak hanya menjadi kota bersejarah, tetapi juga pusat pertumbuhan yang mampu menghidupkan kembali kejayaan masa lalu dalam wajah pembangunan masa kini dan masa depan. Kota ini kini diposisikan sebagai simbol keseimbangan antara pelestarian sejarah dan inovasi modern, sehingga setiap warga dapat merasakan manfaatnya secara langsung.
HUT ke-291 Mentok menjadi pengingat bahwa sejarah dan pembangunan harus berjalan seiring. Melalui kolaborasi, inovasi, dan penghargaan terhadap warisan budaya, Mentok dapat menghadapi tantangan global dan memastikan masa depan yang sejahtera bagi seluruh masyarakat. (Sumber : Laskar Pelangi, Editor : KBO Babel)