Pemberitaan Pasir Timah Picu Ketegangan, Sopir Truk dan Jurnalis Nyaris Bentrok di Pelabuhan Sadai

Isu Pengiriman Pasir Timah Berujung Ricuh, Sopir Truk dan Jurnalis Bersitegang di Sadai

banner 468x60
Advertisements

KBOBABEL.COM (Bangka Selatan) – Ketegangan pecah di kawasan Pelabuhan Penyeberangan Sadai, Kabupaten Bangka Selatan, Kamis (14/8/2025) petang, saat belasan sopir truk dari Belitung mendatangi sejumlah wartawan yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bangka Selatan. Sabtu (16/8/2025)

Insiden ini dipicu pemberitaan terkait dugaan pengiriman pasir timah yang disebut-sebut diangkut menggunakan truk dari Belitung menuju Bangka Selatan. Para sopir mengaku keberatan dengan pemberitaan tersebut dan merasa dirugikan secara pribadi maupun profesi.

banner 336x280

Berdasarkan informasi di lapangan, keributan bermula sesaat setelah belasan sopir truk turun dari kapal KMP Menumbing Raya yang baru tiba dari rute Tanjung RU–Sadai. Mereka kemudian berjalan menuju sebuah warung di sekitar area pelabuhan, tempat beberapa wartawan tengah berkumpul dan melakukan peliputan.

Tanpa basa-basi, para sopir langsung menyampaikan protes keras atas pemberitaan yang mereka nilai merugikan. Suasana cepat memanas ketika salah seorang sopir, yang mengaku bernama Putra, mulai meninggikan suara hingga memicu rekan-rekan sopir lainnya bergabung.

“Kami menolak, karena kami tidak membawa timah. Kami risih dengan pemberitaan tersebut,” ujar Putra dengan nada tinggi di hadapan para wartawan.

Ia menegaskan bahwa dirinya hanya menjalankan tugas sesuai arahan perusahaan, yakni mengangkut minyak, bukan pasir timah seperti yang diberitakan.

“Intinya kami hanya sopir yang membawa minyak. Atasan juga bertanya, apakah kami membawa timah atau tidak. Risih sih kalau dituduh begitu,” tambahnya.

Saling adu argumen pun tak terelakkan. Beberapa wartawan mencoba menjelaskan bahwa tugas mereka adalah menyampaikan informasi berdasarkan fakta di lapangan dan konfirmasi dari pihak-pihak terkait. Namun, para sopir tetap bersikeras menolak pemberitaan yang dianggap menyudutkan mereka.

Ketegangan berlangsung selama beberapa menit dengan nada suara yang meninggi dari kedua belah pihak. Beberapa warga dan petugas yang berada di lokasi berusaha menenangkan situasi agar tidak berlanjut menjadi bentrokan fisik.

Akhirnya, suasana mulai mereda setelah kedua pihak sepakat untuk menghentikan perdebatan di tempat. Para sopir membubarkan diri dan kembali ke kendaraan masing-masing, sementara wartawan melanjutkan aktivitas liputan.

Sejumlah tokoh masyarakat mengimbau agar perbedaan pendapat antara pekerja lapangan seperti sopir dan awak media dapat diselesaikan dengan dialog yang santun.

Mereka juga menekankan pentingnya komunikasi dan klarifikasi sebelum menyebarkan informasi ke publik, guna mencegah kesalahpahaman yang berpotensi memicu ketegangan. (Sumber: Buletinexpres.com, Editor: KBO Babel)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *