Tujuh Dokter Pernah Tangani Aldo, Hanya Satu Jadi Tersangka Dugaan Malapraktik RSUD Depati Hamzah

Misteri Kematian Aldo di RSUD Depati Hamzah, Penyidikan Dinilai Setengah Hati

banner 468x60
Advertisements

KBOBABEL.COM (BANGKA BELITUNG) – Kasus dugaan malapraktik yang menimpa bocah berusia 10 tahun, Aldo Ramadani, di RSUD Depati Hamzah Kota Pangkal Pinang memasuki babak baru. Fakta terbaru terungkap bahwa sedikitnya tujuh orang dokter disebut-sebut pernah menangani Aldo selama menjalani perawatan di rumah sakit tersebut. Meski demikian, penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dittreskrimum) Polda Kepulauan Bangka Belitung hanya menetapkan satu orang dokter sebagai tersangka, yakni dr Ratna Setia Asih, Sp.A, M.Kes. Rabu (23/7/2025)

Ironisnya, hingga kini Polda Kepulauan Bangka Belitung belum juga menggelar konferensi pers atau memberikan keterangan resmi terkait perkembangan penanganan perkara yang mendapat perhatian luas dari publik ini. Padahal, RSUD Depati Hamzah sebagai fasilitas kesehatan milik pemerintah seharusnya menjadi sorotan serius ketika terjadi persoalan yang menyangkut keselamatan pasien.

banner 336x280

Hasil penelusuran tim media di lapangan serta informasi dari sejumlah sumber terpercaya mengungkapkan, selain dr Ratna Setia Asih, ada enam dokter lain yang juga turut menangani Aldo selama masa perawatannya. Mereka adalah dr Muhamad Basri, dr Aditya Fresno Wardana, dr Indira Safitri, dr Fuji, dr Novi, serta dr Kuncoro Bayu Aji Sp.JP, M.Kes, PIHA.

“Para dokter itu terdiri dari 2 orang dokter spesialis dan 6 orang dokter umum. Semuanya diketahui sama-sama pernah memberikan pengobatan kepada pasien Aldo. Anehnya hanya dokter spesialis anak saja dikenakan tanggung jawab hukum atas meninggalnya pasien Aldo,” ungkap sumber kepada tim media ini, Senin (21/7/2025). Sumber tersebut meminta identitasnya tidak disebutkan.

Sumber yang sama juga menambahkan bahwa dr Kuncoro Bayu Aji, Sp.JP, M.Kes, PIHA yang merupakan dokter spesialis jantung, diduga memiliki peran paling penting dalam proses pengobatan Aldo. Bahkan, menurut informasi yang diterima, dr Kuncoro saat ini tengah berada di luar negeri untuk melanjutkan pendidikan.

“Dokter spesialis jantung (dr Kuncoro Bayu Aji, Sp.JP, M.Kes, PIHA) diduga paling berperan penting dalam pengobatan penyakit si pasien (Aldo). Bahkan dr Kuncoro Bayu Aji, Sp.JP dikabarkan saat ini sedang berada di luar negeri guna melanjutkan sekolah,” lanjutnya.

Kematian Aldo yang merupakan anak pasangan Yanto dan Titin kini menjadi misteri yang menimbulkan banyak tanda tanya di tengah masyarakat. Publik mendesak agar pihak penyidik bersikap transparan dan mengusut tuntas kasus ini agar semua pihak yang terlibat turut dimintai pertanggungjawaban.

Upaya tim media untuk mendapatkan keterangan resmi dari Humas Polda Kepulauan Bangka Belitung tidak membuahkan hasil. Pesan konfirmasi yang dikirimkan kepada Direktur RSUD Depati Hamzah, dr Della Rianadita, hingga dr Kuncoro Bayu Aji, Sp.JP, M.Kes, PIHA melalui aplikasi WhatsApp juga tidak direspons hingga berita ini diterbitkan.

Kasus dugaan malapraktik ini menjadi perhatian publik karena menyangkut hak-hak pasien dan kepercayaan masyarakat terhadap layanan kesehatan. Kini, masyarakat menantikan keberanian dan keseriusan aparat penegak hukum dalam mengungkap kebenaran di balik kematian Aldo agar keadilan dapat ditegakkan. (Sumber: The Journal Indonesia, Editor: KBO Babel)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *