Bukan Mundur, Sri Mulyani dan Sejumlah Menteri Didepak dari Kabinet Merah Putih

Kabinet Merah Putih Dirombak, Menko Polkam hingga Menpora Ikut Terdepak

banner 468x60
Advertisements

KBOBABEL.COM (JAKARTA) – Presiden RI Prabowo Subianto akhirnya menuntaskan spekulasi politik dengan melakukan reshuffle Kabinet Merah Putih pada Senin (8/9/2025). Sebanyak lima menteri kehilangan jabatannya, termasuk nama besar Sri Mulyani Indrawati yang selama hampir satu dekade menjadi sosok tak tergantikan di Kementerian Keuangan. Selasa (9/9/2025)

Selain Sri Mulyani, empat menteri lain yang didepak adalah Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan, Menteri Koperasi dan UKM Budi Arie Setiadi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo, serta Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding.

banner 336x280

Kelima menteri digantikan oleh wajah baru yang dilantik langsung oleh Presiden Prabowo dalam upacara resmi di Istana Negara Jakarta, pukul 16.00 WIB.

Sorotan Publik pada Sri Mulyani

Nama Sri Mulyani menjadi sorotan paling besar dalam reshuffle kali ini. Sosok yang dikenal dengan kebijakan fiskalnya yang ketat itu terbuang setelah hampir sembilan tahun mengendalikan Kementerian Keuangan.

Publik menilai, belakangan kebijakan yang diambil Sri Mulyani sering menuai kritik keras. Beberapa pihak menyebut kebijakan fiskalnya justru membebani masyarakat. Tidak sedikit pula yang bersorak menyambut pergantiannya, bahkan merayakannya di media sosial.

Namun, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi memastikan bahwa penggantian Sri Mulyani tidak dilatarbelakangi oleh pengunduran diri ataupun pencopotan.

“Bukan mundur, bukan dicopot. Bapak Presiden selaku kepala negara dan kepala pemerintahan punya hak prerogatif. Atas evaluasi menyeluruh, beliau memutuskan melakukan perubahan formasi,” kata Prasetyo usai pelantikan.

Menurutnya, tidak ada alasan spesifik yang disampaikan Presiden Prabowo mengapa Sri Mulyani diganti. Keputusan itu murni hasil evaluasi Presiden terhadap kebutuhan kabinet ke depan.

“Dasar pertimbangannya banyak, itu hak Presiden,” tegasnya.

Tidak Karena Tekanan Politik

Prasetyo menegaskan reshuffle ini tidak ada kaitannya dengan tekanan politik atau dinamika tertentu. Menurutnya, keputusan semata-mata didasari strategi untuk memperkuat kinerja pemerintahan Prabowo Subianto.

“Reshuffle ini bukan karena tekanan atau situasi politik tertentu. Semua bagian dari evaluasi menyeluruh, untuk memastikan kabinet bekerja lebih efektif,” ujar Prasetyo.

Dengan langkah ini, Presiden diharapkan dapat menata kembali arah kebijakan pemerintah di tengah tantangan ekonomi dan sosial yang semakin kompleks.

Wajah Baru di Kabinet

Dalam reshuffle kali ini, lima pejabat baru resmi dilantik. Mereka adalah:

  • Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan, menggantikan Sri Mulyani Indrawati.

  • Mukhtarudin sebagai Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, menggantikan Abdul Kadir Karding.

  • Ferry Juliantono sebagai Menteri Koperasi dan UKM, menggantikan Budi Arie Setiadi.

  • Mochamad Irfan Yusuf sebagai Menteri Haji dan Umrah, kementerian baru yang dibentuk Presiden Prabowo.

  • Dahnil Anzar Simanjuntak sebagai Wakil Menteri Haji dan Umrah.

Sementara itu, posisi Menko Polkam yang ditinggalkan Budi Gunawan untuk sementara dijabat ad-interim oleh Sjafrie Sjamsoeddin. Adapun kursi Menpora yang ditinggalkan Dito Ariotedjo masih dibiarkan kosong tanpa pejabat pengganti.

Reshuffle Sebagai Strategi

Langkah reshuffle ini dinilai sebagai strategi politik sekaligus manuver penting Prabowo Subianto pada tahun pertamanya menjabat sebagai Presiden. Pergantian menteri dilakukan pada posisi-posisi kunci yang sangat mempengaruhi arah kebijakan negara, terutama sektor keuangan, politik, dan sosial.

Pengamat politik menilai, keputusan mengganti Sri Mulyani dengan Purbaya Yudhi Sadewa akan menjadi penentu arah kebijakan fiskal Indonesia ke depan. Purbaya dikenal sebagai ekonom dengan pendekatan pragmatis yang kemungkinan akan lebih menekankan pada pertumbuhan ekonomi ketimbang kebijakan pengetatan anggaran.

Sementara pembentukan Kementerian Haji dan Umrah menunjukkan perhatian Prabowo pada isu pelayanan jamaah haji dan umrah. Selama ini, urusan tersebut berada di bawah Kementerian Agama. Dengan kementerian baru, diharapkan pelayanan bisa lebih fokus dan profesional.

Publik Menunggu Nama Baru

Kendati lima menteri baru sudah dilantik, publik masih menunggu siapa yang akan dipercaya mengisi dua kursi kosong, yakni Menko Polkam dan Menpora. Posisi Menko Polkam sangat krusial mengingat perannya dalam menjaga stabilitas politik dan keamanan nasional. Begitu pula dengan Menpora, yang memegang peranan penting dalam pembinaan generasi muda dan olahraga Indonesia.

Spekulasi pun bermunculan soal siapa calon kuat pengisi dua kursi tersebut. Beberapa nama politisi dan tokoh nasional mulai disebut-sebut, namun keputusan tetap berada di tangan Presiden Prabowo.

Kesimpulan

Reshuffle Kabinet Merah Putih pada awal September 2025 menjadi langkah tegas Presiden Prabowo Subianto dalam menata pemerintahan. Meski menimbulkan kejutan dengan terbuangnya sosok sekelas Sri Mulyani, Prabowo menegaskan langkah tersebut adalah hasil evaluasi menyeluruh dan hak prerogatif Presiden.

Kini, publik menanti sejauh mana wajah baru kabinet mampu menjawab tantangan pemerintahan, sekaligus siapa yang akan dipilih untuk mengisi dua kursi menteri yang masih kosong. (Sumber : KompalmasTV, Editor : KBO Babel)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *