KBOBABEL.COM (Bangka Belitung) – Suasana duka menyelimuti jamaah haji asal Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) setelah dua warganya dilaporkan meninggal dunia di Kota Madinah, Arab Saudi. Dua korban tersebut adalah Tarmizi Azhari Usman (70), jamaah Kloter 8 Palembang (PLM) asal Desa Kemuja, Kabupaten Bangka, dan Bakri Junaidi Abas, jamaah Kloter 6 PLM asal Toboali, Bangka Selatan. Rabu (14/5/2025)
Kronologi meninggalnya Tarmizi Azhari Usman diungkapkan oleh petugas Kloter 8 PLM, Rika Yudawati. Berdasarkan keterangannya, Tarmizi bersama rombongan jamaah haji tiba di Kota Madinah pada Senin (12/5/2025) sekitar pukul 07.00 waktu setempat.
“Setibanya di sana kami langsung mengkoordinir jemaah untuk masuk ke Hotel Abraj Tabah Tower dan menempati kamar-kamar sesuai dengan ketentuan,” ungkap Rika dalam keterangannya yang dilansir dari Bangkapos.com, Selasa (13/5/2025).
Setelah istirahat singkat di kamar masing-masing, sebagian jamaah memutuskan untuk beribadah di Masjid Nabawi, termasuk Tarmizi bersama rekan-rekan sekamarnya. Meskipun belum ada instruksi resmi untuk ke masjid karena koper jamaah belum didistribusikan, Rika menyebutkan bahwa keberangkatan mereka tetap diketahui petugas.
“Saat itu kami memang belum menginstruksikan jemaah untuk ke Masjid Nabawi, dikarenakan masih harus menunggu koper didistribusikan dulu ke kamar. Namun, keberangkatan jemaah ke masjid tersebut masih atas sepengetahuan kami,” ujarnya.
Usai salat Zuhur, pihak kloter menerima telepon dari petugas di front Taiba yang memberi tahu bahwa Tarmizi tersesat mencari arah kembali ke hotel. Ketua kloter bersama petugas lain segera menjemput dan mengantar Tarmizi ke kamarnya di lantai 12 hotel.
“Saat itu waktu makan siang sudah lewat dan kami pun berinisiatif untuk membelikan makan siang untuk beliau,” tutur Rika.
Proses distribusi koper pun mulai dilakukan, termasuk koper milik Tarmizi. Namun, kunci koper yang dipegang istrinya masih harus diambil terlebih dahulu dari lantai lain di hotel yang sama. Menjelang waktu Maghrib, para jamaah kembali bergerak menuju Masjid Nabawi yang jaraknya sekitar 150 meter dari hotel. Untuk mencapai masjid, jamaah harus menyeberangi tiga jalan raya dengan lalu lintas padat.
“Sekira pukul 21.30 waktu Arab Saudi (WAS), kami pun mendapatkan kabar dari pihak KJRI yang mengkonfirmasi keadaan jemaah haji atas nama Tarmizi. Kami langsung menyisir ke kamar jemaah untuk memastikan keberadaannya, dan yang bersangkutan memang tidak ada di tempat,” jelas Rika.
Petugas segera melakukan pencarian di sekitar Masjid Nabawi sambil berkoordinasi dengan pihak sektor. Atas saran pihak terkait, pengecekan dilanjutkan ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Dari sana, petugas mendapatkan kepastian bahwa Tarmizi meninggal dunia akibat kecelakaan.
“Selanjutnya, linjam (pelindung jamaah) sektor dan petugas sektor pun mendatangi KKHI dan KJRI untuk berkoordinasi terkait penanganan jemaah tersebut,” ungkapnya.
Kabar duka ini disampaikan langsung kepada istri almarhum yang berada di Madinah serta keluarga di tanah air.
“Seluruh petugas sudah bekerja dengan maksimal, namun takdir berkata lain. Insya Allah Almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya sebab meninggal dunia ketika dalam perjalanan melaksanakan ibadah,” pungkas Rika.
Jamaah Kedua Meninggal Dunia
Tragedi serupa juga dialami oleh Bakri Junaidi Abas, jamaah haji Kloter 6 PLM asal Toboali, Bangka Selatan. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Provinsi Babel, Masmuni Mahatma, mengonfirmasi kabar meninggalnya Bakri.
“Jamaah Kloter 06 Embarkasi Palembang, salah satu jamaahnya, Bakri Junaidi Abas asal Toboali, Bangka Selatan, wafat di Kota Suci Madinah,” ujar Masmuni saat dihubungi, Selasa (13/5/2025).
Menurut Masmuni, Bakri meninggal dunia pada Selasa (12/5/2025) pagi waktu Madinah akibat penyakit jantung iskemik. Sebelum wafat, Bakri sempat mendapatkan perawatan intensif di King Fahd Hospital.
“Nama istri Rita Husnita Zamzami, umur 48 tahun,” tambah Masmuni.
Kabar duka pertama kali diterima oleh dokter Achmad Fadil dari pihak King Fahd Hospital pada pukul 09.34 waktu setempat. Masmuni menjelaskan bahwa Bakri mulai mengeluhkan sakit di kamar hotel sejak Senin dini hari.
“Pada pukul 00.04 (Senin), almarhum mengeluhkan sakit di kamar 614 Hotel Taiba, Madinah. Tim kesehatan Kloter 06 segera merespons cepat dengan tindakan medis awal. Melihat kondisi yang terus menurun, dr. Fadil segera berkoordinasi dengan Petugas Haji Daerah (PHD) untuk melaporkan situasi kepada manajemen hotel,” terangnya.
Tim kesehatan Arab Saudi yang tiba dengan peralatan canggih segera mengevakuasi Bakri menggunakan ambulans ke King Fahd Hospital.
“Termasuk automated chest compression device (ACCD) atau alat pacu jantung otomatis yang terus digunakan pada saat proses evakuasi,” tambah Masmuni.
Di rumah sakit, Bakri dirawat intensif di ruang ICU dengan melibatkan setidaknya tiga dokter. Sebelum perawatan, dokter memberi kesempatan kepada istrinya untuk mendampingi suaminya sambil membaca doa dan ayat Alquran, meskipun Bakri sudah dalam kondisi tidak sadar.
“Segala ikhtiar telah ditempuh, namun Allah SWT memanggil Pak Bakri di kota yang mulia, Madinah. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Semoga almarhum husnul khatimah dan mendapat tempat mulia di sisi-Nya,” ujar Masmuni.
Upaya Maksimal dari Petugas
Pihak Kemenag Babel memastikan bahwa seluruh upaya terbaik telah dilakukan oleh petugas untuk kedua jamaah haji tersebut. Koordinasi antara tim medis, petugas kloter, dan pihak KJRI berjalan cepat dan terorganisir. Meskipun demikian, kondisi kesehatan dan situasi yang di luar kendali menjadi faktor yang tidak dapat dihindari.
Meninggalnya Tarmizi dan Bakri menambah daftar jamaah haji asal Babel yang wafat di Tanah Suci tahun ini. Kedua jamaah tersebut meninggal dalam kondisi akan menjalankan ibadah di Kota Madinah, tempat yang dianggap suci oleh umat Islam di seluruh dunia.
Dengan meninggalnya dua jamaah tersebut, seluruh pihak terkait diimbau untuk terus meningkatkan kesiapan dan pengawasan, khususnya terhadap kesehatan para jamaah selama menjalani ibadah haji. Kepala Kemenag Babel, Masmuni Mahatma, juga menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga yang ditinggalkan. (Sumber: Bangka Pos, Editor: KBO Babel)













