Muncul Usai Diisukan Kabur, Herman Fu Hadiri Kejati Babel: Ada Apa di Balik Pertemuan Tertutup Itu?

Tiba-Tiba Muncul di Kejati, Herman Fu Picu Spekulasi Deal Besar di Balik Kasus Tambang Ilegal

banner 468x60
Advertisements

KBOBABEL.COM (PANGKALPINANG) — Sosok Herman Fu kembali menjadi pusat perhatian publik setelah tiba-tiba muncul di Kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati) Kepulauan Bangka Belitung pada Jumat (14/11/2025) pagi. Pria yang selama ini diduga sebagai salah satu aktor besar dalam aktivitas pertambangan ilegal di kawasan hutan Nadi, Lubuk Lingkuk, dan Sarang Ikan, Bangka Tengah itu hadir tanpa pemberitahuan atau agenda resmi yang diketahui publik.

Kehadiran Herman Fu di tengah derasnya isu “pelarian” ke Singapura memunculkan berbagai spekulasi baru. Terlebih lagi, pergerakan aparat penegak hukum dalam beberapa pekan terakhir memang sedang menyorot jaringan tambang ilegal berskala besar yang disebut-sebut melibatkan sejumlah pemodal dan operator yang memiliki kekuatan ekonomi dan hubungan luas.

banner 336x280

Tiba dengan Mobil Khusus, Masuk dari Area Belakang

Sekitar pukul 09.05 WIB, awak media melihat sebuah mobil Toyota Innova hitam berpelat BN 1895 PI memasuki kompleks Kejati Babel. Mobil itu kemudian berhenti di area parkir belakang gedung, sebuah lokasi yang biasanya tidak digunakan oleh tamu umum. Dari dalam mobil, Herman Fu turun dengan mengenakan kaos hijau dan celana jeans biru sebelum langsung melangkah cepat menuju gedung penyidik.

Tidak ada satu pun ucapan yang keluar darinya ketika para jurnalis mencoba menanyakan maksud kedatangannya. Herman hanya berjalan tanpa menoleh. Sikap tertutup ini menambah daftar tanda tanya mengenai apa yang sebenarnya sedang berlangsung.

Herman Fu diketahui berada di dalam gedung Kejati selama lebih dari dua jam. Ia baru terlihat keluar sekitar pukul 11.45 WIB, tetap dengan ekspresi datar, lalu langsung menuju mobilnya.

Kejati Bungkam, Spekulasi Publik Melebar

Hingga berita ini diterbitkan, Kejati Babel belum memberikan keterangan resmi terkait kedatangan Herman Fu. Tidak ada konferensi pers, tidak ada rilis tertulis, dan tidak ada pejabat yang bersedia memberikan penjelasan, meski para jurnalis sudah mencoba meminta klarifikasi.

Diamnya Kejati ini justru menimbulkan spekulasi lebih besar di tengah masyarakat. Seorang jurnalis senior yang berada di lokasi bahkan melontarkan pernyataan bernada satire:

Mungkin mereka sedang menyusun narasi bersama Herman Fu, supaya nanti penjelasan umum yang keluar bisa membuat seolah-olah Herman dan gengnya tidak bersalah,” ujarnya sambil tersenyum, namun penuh sindiran.

Di sisi lain, sumber internal Kejati yang biasanya cukup responsif ikut memilih diam. Tidak ada konfirmasi apakah Herman dipanggil sebagai saksi, menjalani pemeriksaan, menyerahkan dokumen, atau hanya bertamu.

Kehadiran Herman Fu tanpa informasi resmi inilah yang menjadi bahan diskusi hangat di masyarakat, mengingat statusnya yang selama ini disebut-sebut berada di lingkaran teratas aktivitas pertambangan ilegal yang merugikan negara.

Pernyataan Herman Fu: Singkat, Tidak Jelas, dan Memicu Kecurigaan

Saat dicegat awak media saat hendak meninggalkan lokasi, Herman Fu hanya mengucapkan satu kalimat:

Bukan diperiksa.

Namun ketika ditanya lebih lanjut, ia tidak memberikan penjelasan tambahan. Tidak ada keterangan mengenai keperluannya datang, alasannya berada di dalam ruang penyidik, atau apakah ada dokumen atau klarifikasi yang ia serahkan.

Pernyataan singkat itu justru memunculkan pertanyaan baru. Jika bukan diperiksa, lalu apa yang ia lakukan selama dua jam di dalam gedung penyidik Kejati?

Latar Belakang: Dugaan Jaringan Tambang Ilegal Bernilai Ratusan Miliar

Nama Herman Fu bukan nama baru. Ia sering disebut dalam investigasi lapangan sebagai salah satu pengendali tambang ilegal di Bangka Tengah, khususnya di kawasan hutan Nadi, Lubuk Lingkuk, dan Sarang Ikan. Modus dugaan aktivitasnya antara lain:

  1. Mengelola tambang tanpa izin resmi (ilegal mining).

  2. Mengendalikan operator alat berat dan jaringan pekerja di lapangan.

  3. Mengalirkan hasil timah melalui jalur-jalur transaksi gelap yang sulit dilacak.

  4. Memiliki koneksi dengan sejumlah pemodal dan oknum aparat tertentu.

Aktivitas tambang ilegal di kawasan hutan tersebut telah melanggar berbagai regulasi, termasuk Undang-Undang Minerba, Undang-Undang Kehutanan, hingga potensi tindak pidana korupsi jika terbukti ada penyalahgunaan kewenangan dalam pembiaran operasional tambang ilegal.

Meski puluhan pelaku lapangan sudah sempat diamankan oleh Satgas Penertiban Tambang Ilegal Babel, namun figur-figur besar seperti Herman Fu sejauh ini belum tersentuh proses penahanan. Inilah yang membuat publik merasa penegakan hukum “tumpul ke atas, tajam ke bawah”.

Mengapa Penjelasan Kejati Sangat Diperlukan?

Kedatangan Herman Fu di Kejati tanpa kejelasan berpotensi menimbulkan persepsi negatif yang serius terhadap institusi penegak hukum. Beberapa analisis memungkinkan:

  1. Dugaan Negosiasi Terselubung
    Pertemuan dua jam tanpa status resmi dapat memicu dugaan adanya komunikasi atau kesepakatan nonprosedural.

  2. Dugaan Penyusunan Narasi Bersama
    Masyarakat bertanya: apakah kunjungan ini bagian dari pengaturan informasi sebelum disampaikan ke publik?

  3. Penurunan Kepercayaan Publik
    Kasus tambang ilegal di Babel selama ini dianggap tidak disentuh secara menyeluruh. Kejadian ini berpotensi memperburuk citra Kejati.

  4. Intervensi Kepentingan Ekonomi Besar
    Tambang ilegal menyangkut nilai ratusan miliar rupiah. Tidak menutup kemungkinan adanya tekanan dari berbagai pihak berkepentingan.

Publik Menunggu Transparansi Proses Hukum

Hingga kini, pertanyaan yang mengemuka masih belum terjawab:

  • Apa yang dilakukan Herman Fu di ruang penyidik selama dua jam?

  • Mengapa Kejati belum memberikan penjelasan resmi?

  • Apakah proses hukum sedang berjalan, atau justru ada upaya “penyelamatan” figur besar?

Dalam konteks penegakan hukum, transparansi menjadi unsur penting untuk menjaga kepercayaan publik. Tanpa kejelasan dari Kejati, ruang spekulasi akan terus melebar, dan persepsi negatif terhadap proses penegakan hukum semakin menguat.

Kini, masyarakat Bangka Belitung menanti jawaban resmi dari Kejati Babel. Apakah kehadiran Herman Fu adalah langkah menuju penegakan hukum yang lebih tegas? Atau justru mencerminkan adanya dinamika politik dan ekonomi yang lebih besar di balik layar? Hanya waktu dan keterbukaan informasi yang dapat menjawabnya. (Sumber : BabelFaktual.com, Editor : KBO Babel)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *