KBOBABEL.COM (Pangkalpinang) – Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pangkalpinang, Mie Go, menghadiri rilis berita resmi statistik yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Pangkalpinang pada Selasa (8/4/2025). Acara yang berlangsung di kantor BPS Pangkalpinang tersebut merupakan agenda rutin bulanan untuk memaparkan data terkait inflasi dan pertumbuhan ekonomi di Kota Pangkalpinang. Kamis (10/4/2025)
Dalam sambutannya, Mie Go memberikan apresiasi atas langkah BPS yang secara berkala melibatkan pemerintah kota dalam mempublikasikan data statistik. Menurutnya, informasi tersebut menjadi sangat penting sebagai tolok ukur pemerintah dalam menentukan kebijakan strategis, terutama dalam pengendalian inflasi dan peningkatan ekonomi.
“Kita harus menjamin ketersediaan pasokan, begitupun misalnya ada kenaikan harga. Jangan sampai membebankan masyarakat,” ujar Mie Go di hadapan peserta rilis data.
Lebih lanjut, Mie Go menyoroti kontraksi pertumbuhan ekonomi Kota Pangkalpinang yang cukup signifikan pada periode 2023-2024. Ia menjelaskan bahwa berdasarkan data, pertumbuhan ekonomi turun sebesar -2,3 persen. Namun, ia optimis bahwa pada tahun 2025 kondisi ini dapat diperbaiki.
“Kita harus bersama-sama, baik dengan swasta maupun masyarakat. Kita harus meningkatkan pertumbuhan ekonomi walaupun di satu sisi sedang mengalami efisiensi anggaran,” tegasnya.
Selain itu, Mie Go menggarisbawahi pentingnya sinergi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam menciptakan stabilitas ekonomi yang berkelanjutan. Ia juga berharap agar Pangkalpinang tidak menjadi daerah dengan pertumbuhan ekonomi terendah di Provinsi Bangka Belitung.
Di sisi lain, Kepala BPS Kota Pangkalpinang, Dewi Savitri, memaparkan perkembangan inflasi di Pangkalpinang berdasarkan data Maret 2025. Ia menjelaskan bahwa inflasi year-on-year (y-on-y) Kota Pangkalpinang mencapai 1,39 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,91.
“Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh peningkatan indeks kelompok pengeluaran, di antaranya kelompok makanan, minuman, tembakau, kelompok pakaian, dan beberapa lainnya,” jelas Dewi.
Dewi juga menambahkan bahwa inflasi month-to-month (m-to-m) di Pangkalpinang pada Maret 2025 mencapai 1,78 persen, sementara inflasi year-to-date (y-to-d) tercatat sebesar 1,03 persen.
Pada kesempatan tersebut, Dewi turut menyampaikan data perekonomian Kota Pangkalpinang berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Ia menjelaskan bahwa PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan IV 2024 mencapai Rp5,04 triliun, sementara atas dasar harga konstan 2010 tercatat sebesar Rp2,79 triliun.
“Data ini menggambarkan perkembangan ekonomi Pangkalpinang yang memerlukan perhatian serius dari semua pihak,” ungkap Dewi.
Dengan berbagai data yang disampaikan oleh BPS, pemerintah Kota Pangkalpinang berharap dapat mengambil langkah konkret untuk memperbaiki pertumbuhan ekonomi dan mengendalikan inflasi. Upaya bersama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta diharapkan menjadi kunci untuk mewujudkan harapan tersebut. (Red)