Wartawan  Jejaring Media KBO Babel Ditekan untuk Hentikan Pemberitaan Tambang Ilegal, Pebri Diduga Kaki Tangan Cukong

Upaya Bungkam Pers Terendus: Oknum Mengaku Wartawan Media Online BIN  Coba Redam Berita Tambang Ilegal

banner 468x60
Advertisements

KBOBABEL.COM (Bangka Barat) – Upaya pembungkaman terhadap media kembali terjadi. Kali ini, menimpa kepada wartawan Berita Merdeka Online (BMO) Bangka Belitung salah satu jejaring media KBO Babel yang tengah mengungkap dugaan keterlibatan oknum TNI dalam aktivitas tambang timah ilegal di perairan Teluk Inggris dan Keranggan, Kecamatan Muntok, Bangka Barat. Rabu (9/7/2025).

Seorang pria bernama Pebri, yang mengaku sebagai wartawan dari salah satu media online BIN, melakukan manuver mencurigakan dengan mendekati wartawan BMO. Tujuannya jelas: meminta agar pemberitaan mengenai sosok Parta—oknum berseragam loreng yang diduga menjadi koordinator ratusan ponton tambang ilegal—tidak lagi diberitakan.

banner 336x280

Dalam percakapan via telepon pada Selasa malam (8/7/2025), Pebri yang disebut berafiliasi dengan cukong tambang bernama “Ajang”, mencoba melobi redaksi dengan tawaran kerja sama demi meredam isu yang kian panas di lapangan. Ia berdalih bahwa tujuannya adalah untuk “mendinginkan suasana” agar kondisi di wilayah tambang tidak semakin memanas akibat pemberitaan media.

“Intinya saya dan kawan-kawan di Mentok mau menenangkan kondisi. Kami mohon pemberitaan Parta jangan dinaikkan lagi bang, kalau bisa kita kerja sama di lapangan,” ucap Pebri, seperti ditirukan salah satu jurnalis BMO.

Upaya tersebut jelas dianggap sebagai bentuk intervensi terhadap independensi pers. Wartawan BMO pun dengan tegas menolak tawaran tersebut dan menilai tindakan itu sebagai bentuk intimidasi terselubung terhadap kerja jurnalistik.

Sebelumnya, BMO telah menerbitkan laporan eksklusif mengenai dugaan keterlibatan Parta, oknum TNI yang disebut-sebut mengoordinasi perpindahan sekitar 100 ponton tambang ilegal dari Teluk Inggris ke perairan Keranggan. Bukti-bukti kuat seperti tangkapan layar percakapan di grup WhatsApp turut memperkuat dugaan tersebut.

Saat dikonfirmasi, Parta sempat membantah keras tudingan bahwa ia membina ratusan ponton. Ia mengklaim hanya menjalankan instruksi dari seseorang bernama Bos Ajang.

“100 ponton itu bukan binaan saya pribadi. Saya hanya membantu mendata dan memindahkan sesuai perintah,” ujarnya kepada BMO pada Minggu malam (7/7/2025).

Namun, pernyataan tersebut tak sejalan dengan pengakuan warga dan pelaku tambang di lapangan. Nama Parta disebut sudah lama dikenal sebagai sosok yang “mengatur” jalannya aktivitas tambang ilegal di wilayah Bangka Barat.

Lebih lanjut, Parta akhirnya mengakui bahwa ia memang memiliki ponton pribadi yang beroperasi di wilayah tersebut. Namun, ia kembali menyangkal bahwa dirinya adalah koordinator dari jaringan tambang ilegal berskala besar.

“Saya memang penambang juga. Tapi kalau dibilang saya yang atur semuanya, itu tidak benar,” dalihnya.

Upaya Pebri untuk membungkam media justru membuka tabir baru: adanya jaringan yang lebih luas dan sistematis di balik operasi tambang ilegal. Dugaan keterlibatan oknum berseragam dan upaya melibatkan jurnalis untuk melindungi kepentingan tertentu menjadi potret buram tata kelola tambang di Bangka Belitung. (KBO Babel)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *